Haidiva.com-Tanggal 23 dikenal sebagai Hari Buku Sedunia. Menariknya, ada beberapa tujuan wisata Indonesia yang menarik dikunjungi pecinta buku atau kutu buku.
Mengubah perjalanan fantasi menjadi petualangan nyata, tempat wisata ini mengundang para penggemar sastra untuk menjelajahi lokasi-lokasi inspiratif dari buku-buku favorit mereka dan mengeksplorasi tujuh destinasi yang telah menjadi inspirasi dari beberapa kisah terpopuler di dunia.
Dari pantai-pantai Lombok yang tenang hingga jalan-jalan di Bandung yang ramai, di mana hamparan budaya, sejarah, dan aneka hikayat telah menguatkan ikatan dalam kisah-kisah yang diabadikan para penulis ternama. Berikut tujuan wisata Indonesia bagi pecinta buku berdasarkan rilis Agoda.
Lombok, Nusa Tenggara Barat: Hikayat tepi laut dan prosa gunung berapi
Rasakan sensasi ketangguhan perempuan Suku Sasak di Lombok melalui buku berjudul “Sri Rinjani” karya Eva Nourma, sebuah kisah transformatif yang mengeksplorasi budaya dan tradisi lokal. Jelajahi destinasi menawan seperti Kepulauan Gili, dengan pantai-pantai yang bersih dan keajaiban alam Gunung Rinjani. Segarkan diri di air terjun seperti Tiu Kelep dan Sendang Gile, serta temukan sejarah, kuliner, kerajinan tangan, dan pasar di Mataram yang semarak.
Baca juga: Tempat wisata yang enak buat kerja sambil liburan
Novel “Sri Rinjani” yang diterbitkan pada tahun 2011 mengisahkan tentang ketangguhan perempuan Sasak yang tampil sebagai sosok pribadi yang berpikiran terbuka dan cerdas, dalam menghadapi kemiskinan serta stereotip gender.
Bandung, Jawa Barat: Harmonisasi mimpi, arsitektur, dan keajaiban alam
Mari jelajahi dunia memikat dari “Negeri 5 Menara” karya Ahmad Fuadi, di mana persahabatan terjalin di tengah-tengah jalan yang ramai di Kota Bandung. Telusuri energi dinamis, kekayaan budaya, dan arsitektur ikonik kota ini, dengan landmark seperti Gedung Sate. Temukan jalan-jalan bersejarah yang menawan, destinasi alam seperti gunung berapi Tangkuban Perahu, dan pasar-pasar yang ramai. Manjakan diri Anda dengan kuliner khas Sunda, yang merupakan perpaduan antara tradisi dan modernitas.
Diterbitkan pada tahun 2009 dan kemudian diadaptasi ke layar lebar pada 2012, “Negeri 5 Menara” mengisahkan perjalanan seorang lulusan sekolah syariah untuk mengejar pendidikan di Institut Teknologi Bandung, menyoroti kekuatan persahabatan dan ketekunan yang berakar pada nilai-nilai Islam.
Ubud, Bali: Kisah-kisah inspiratif tentang kreativitas, spiritualitas, dan penemuan diri
Ubud mengajak wisatawan untuk menjelajahi perjalanan transformasional di tengah karya sastra dan bangunan pura yang tenang. Terinspirasi dari buku “Eat, Pray, Love”, sang penulis, Elizabeth Gilbert, menemukan kedamaian di tengah para ahli pengobatan lokal dan mempelajari hakikat kebenaran yang mendalam.
Baca juga: Novel Indonesia tentang perempuan kuat
Sebagai pusat kreativitas yang dinamis, Ubud menampilkan seni tradisional Bali dan menawarkan banyak pura untuk menemukan jati diri. Menyusuri sawah terasering dan bertemu satwa liar di Ubud Monkey Forest menghubungkan wisatawan dengan keindahan alam Bali. Manjakan diri Anda dengan beragam kuliner lokal sambil menempuh perjalanan untuk healing dan renewal.
Memoar Elizabeth Gilbert, “Eat, Pray, Love” (2006) mengisahkan perjalanannya dalam mencari jati diri di Italia, India, dan Indonesia, yang berpuncak di Bali, di mana ia menemukan cinta dan keseimbangan di tengah suasana pulau yang damai.
Yogyakarta, Jawa bagian Selatan: Pesona abadi dan warisan yang mempesona
Jelajahi keberagaman budaya Yogyakarta melalui novel “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer. Pelajari tentang warisan agung di Keraton dan saksikan kesenian tradisional seperti tarian dan musik gamelan. Nikmati keramaian pasar, masakan Jawa, dan temukan kedamaian di Istana Air Taman Sari. Kunjungi candi-candi Hindu dan Budha yang mengagumkan seperti Borobudur dan Prambanan, yang mencerminkan kemegahan sejarah kota ini.
Novel “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer yang ditulis pada tahun 1987 menyoroti situasi feodalistik Jawa melalui sudut pandang pernikahan neneknya, menyoroti tema-tema pernikahan dini dan kritik sosial yang umum muncul dalam karya-karya Pramoedya.
Baca juga: Rekomendasi wisata sejuk akhir tahun, tenang menyegarkan
Bukittinggi, Sumatera Barat: Hamparan kekayaan budaya dan kisah yang tak lekang waktu
Bukittinggi, yang diabadikan dalam novel “Siti Nurbaya” karya Marah Rusli, memancarkan ketenangan dan kedalaman budaya yang menawan. Telusuri landmark bersejarahnya seperti menara Jam Gadang yang ikonik dan jelajahi Pasar Atas yang ramai untuk mendapatkan kerajinan tangan dan makanan khas setempat. Nikmati arsitektur Minangkabau yang unik dan jelajahi keajaiban alam seperti Danau Maninjau dan Lembah Harau. Kota Padang yang terletak tak jauh dari sini menawarkan kuliner yang kaya cita rasa serta kesenian yang penuh warna.
“Siti Nurbaya” (1922), karya klasik yang tak lekang oleh waktu dan ditulis dalam bahasa Melayu formal, menggambarkan tragedi cinta yang mengusung tema pernikahan paksa, pengorbanan, dan penjajahan, yang terus bergema di masyarakat Indonesia dari generasi ke generasi.
Makassar, Sulawesi Selatan: Pesona perpaduan budaya dan warisan bahari
Seperti penggambaran dalam novel “Puya ke Puya” karya Faisal Oddang, Makassar memiliki kekayaan budaya dan warisan bahari. Jelajahi nilai historisnya di Benteng Rotterdam, nikmati pemandangan matahari terbenam di Pantai Losari, dan ikuti tur perahu ke pulau-pulau yang masih alami di Kepulauan Spermonde. Manjakan diri Anda dengan hidangan laut khas Makassar dan hidangan berbahan dasar daging sapi yang terkenal seperti Coto Makassar dan Konro.
Dalam novel “Puya ke Puya” tahun 2015, seorang pemuda menghadapi konflik antara tradisi dan kenyataan setelah kematian ayahnya. Terlepas dari konflik keluarga dan percintaan terkait warisan, ia menuntun arwah ayahnya ke puya, istilah orang Toraja untuk surga.
Baca juga: Wisata jantung kota Surabaya, bukan hanya bungkul dan Darmo
Malang, Jawa Timur: Perpaduan budaya dan petualangan di Jawa Timur
Malang menjadi inspirasi dan latar belakang dari “Hotel Mooi Indië”, novel terbaru dari Sekar Ayu Asmara, yang menawarkan perpaduan sempurna antara petualangan dan relaksasi. Jelajahi lanskap yang rimbun dengan pemandangan Gunung Bromo yang indah dan ketenangan air terjun Tumpak Sewu. Selami warisan budaya Malang dan Kampung Warna-warni Jodipan yang meriah. Nikmati kuliner lokal seperti Bakso Malang, dan toko-toko pai apel yang terkenal di kota ini untuk menikmati makanan manis. Rasakan suasana riuhnya pasar tradisional seperti Pasar Bunga dan Pasar Senggol, di mana Anda bisa berinteraksi dengan penduduk setempat yang ramah.
“Hotel Mooi Indië” adalah novel horor tahun 2023 karya Sekar Ayu Asmara yang mengisahkan kehidupan tiga pasangan suami istri yang tidak saling kenal tapi saling terkait, perselingkuhan mereka menjadi pemicu munculnya kekuatan gaib yang penuh dendam di sebuah hotel.
Jelajahi Surga Wisata Slow Travel di Pekanbaru
Mei 11, 2024 at 9:52 am[…] Baca juga: Tujuan wisata bagi Kamu pecinta buku […]