081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Waspada Keputihan sebagai Gejala PMS, Ini Kata Dokter Obgin

Waspada Keputihan sebagai Gejala PMS, Ini Kata Dokter Obgin

Kontributor Haidiva oleh Ismaul Choiriyah

Haidiva.com – Penting bagi seorang perempuan mengetahui berbagai jenis penyakit menular seksual (PMS) beserta karakternya. Dengan begitu, ketika mendapati gejala yang mengarah ke sana, kita tahu apa yang harus dilakukan. Sehingga resiko penularan hingga kematian bisa ditekan.

Ini disampaikan oleh Ahli Obstetri dan Ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr.dr. Eighty Mardiyan Kurniawati,Sp.OG(K) saat mengisi Webinar Edukasi Reproduksi oleh Kelompok Mahasiswa KKN-BBM UNAIR Ke-64 bagi RT 5 Kampung Nelayan, Kenjeran, akhir Bulan Juli lalu.

Webinar Edukasi Reproduksi oleh Kelompok Mahasiswa KKN-BBM UNAIR Ke-64 bagi RT 5 Kampung Nelayan, Kenjeran

Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang menyebar melalui kontak seksual. Termasuk seks vaginal, anal dan oral. Beberapa juga bisa menular melalui darah atau produk darah. Antara lain sifilis, gonorrhea, herpes genitalia, hepatitis B dan C, serta HIV.

Dokter Eighty menerangkan, kesehatan organ reproduksi adalah aset bagi seorang perempuan. Organ reproduski sehat, maka kualitas hidup perempuan akan baik.

“Beberapa dampak PMS, antara lain mempengaruhi kesehatan reproduksi secara umum. Misalnya keputihan dan nyeri berulang. Juga menyebabkan gangguan kesuburan akibat infeksi yang menyebar hingga saluran telur. PMS pun bisa menjadi faktor risiko kanker serviks. Yakni infeksi HPV (Human Papilloma Virus),” papar Eighty

Tak hanya itu, PMS seperti Sifilis juga menyebabkan efek buruk bila dialami perempuan hamil. Misalnya gangguan pertumbuhan, kecacatan dan mengancam nyawa janin yang dikandung ibu.

Kenali Gejala

Mengetahui gejala sedari dini akan meminimalkan dampak buruk PMS. Termasuk menekan resiko penularan penyakit kepada bayi yang dikandung. Sehingga kualitas hidup bayi yang dilahirkan juga baik.

Peserta webinar antusias bertanya tentang gejala PMS. Termasuk ciri keputihan tidak normal yang harus diwaspadai. Antara lain keputihan yang berubah warna menjadi kuning, hijau, kecoklatan bahkan merah mengandung darah. Keputihan juga munculnya tidak hanya terkait menstruasi atau saat hubungan seksual. Bahkan bisa disertai bau amis dan tidak sedap.

“Waspadai bila muncul keputihan seperti ini. Sebaiknya segera berobat,” terang Eighty.

Ia mengingatkan, pengobatan keputihan tidak bisa langsung diberikan tanpa melakukan pemeriksaan.

“Obat untuk keputihan karena jamur akan berbeda dengan keputihan karena sifilis,” ucap konsultan uroginekologi rekonstruksi ini.

Bila hanya mendapatkan obat dari mulut ke mulut, keputihan tidak akan sembuh sempurna dan perjalanan penyakit terus terjadi. Ia menyebut bahkan gejala gonorhea, misalnya, justru tak kentara pada perempuan. Jadi, bila pasangan mengalami keluhan kencing nanah, sebaiknya pasangan perempuan juga melakukan pemeriksaan. Bila tidak, proses penularan akan terjadi berkali-kali. Ini disebut sebagai fenomena ping pong.Gejala sifilis berkembang sesuai tahapan yang dialami. Diawali

Vaksin HPV

Eighty juga mengingatkan pentingnya vaksin HPV (Human Papiloma Virus) bagi perempuan. Terutama yang sudah memasuki fase hubungan seksual, Karena 70-80 persen penyakit kanker serviks disebabkan oleh virus ini. Dengan melakukan vaksinasi, diharapkan bisa mencegah 70-80 persen kanker serviks yang disebabkan oleh HPV.

Infeksi virus HPV ditandai dengan adanya kutil di beberapa area tubuh, terutama area kelamin.

“Orang awam menyebut kutil kelamin. Bahkan yang berukuran besar bisa seperti jengger ayam,” jelas staf pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UNAIR ini.

Kutil ini, lanjutnya, bisa dialami baik laki-laki maupun perempuan. Dan saling menularkan. Jadi, bila salah satu pasangan mengalami keluhan tersebut, sebaiknya mengajak pasangannya untuk berobat juga. Tentu saja untuk mencegah fenomena ping pong.

Editor : Dwita Ebo

Spread the love