081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Tips Orang Tua Ajari Anak Cegah Pemerkosaan (Bagian 2)

Tips Orang Tua Ajari Anak Cegah Pemerkosaan (Bagian 2)

Haidiva.com-Ramai di media sosial tentang kasus pemerkosaan anak yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri. Kabar tersebut berkata kunci ‘Tiga Anak Saya Diperkosa’ dan tagar #percumalapor polisi menjadi viral. Kasus ini tentu mengajarkan kita, sebagai orang tua, pentingnya bicara kepada anak tentang pemerkosaan.

Ada 12 tips mengajari anak tentang mencegah pemerkosaan sejak dini menurut laman Psychology Today. Bagian pertama telah memaparkan lima kiat, inilah sisanya.

Ajak membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh

(Istimewa)

Wajah dan tubuh bisa menyiratkan perasaan takut, senang, sedih, kecewa, marah, dan lain-lain tanpa harus berkata-kata. Permainan tebak tebakan dengan ekspresi adalah cara yang bagus untuk mengajari anak-anak cara membaca bahasa tubuh.

Ketika melihat temannya merasa tak nyaman, anak bisa mengetahui melalui bahasa tubuh. Sebaliknya, ia bisa mengekspresikan ketidaknyamanan dan ketakutannya tanpa harus jelas berkata-kata. Teriakan juga bisa menjadi tanda ketidaknyamanan. Ajari mereka untuk tak segan berteriak saat orang lain menyakitinya.

Baca juga: Kasus NTH Room, ada anak korban pelecehan seksual

Ajari perilaku mereka mempengaruhi orang lain

(depositphotos)

Kamu dapat melakukan ini dengan cara sederhana, di mana saja. Minta mereka untuk mengamati bagaimana orang merespons ketika orang lain membuat kebisingan atau membuang sampah sembarangan. Tanyakan kepada mereka apa yang menurut mereka akan terjadi atau dampak dari perbuatan tersebut.

Apakah ada orang lain yang harus membersihkan sampah? Apakah seseorang akan takut? Jelaskan kepada anak-anak bagaimana pilihan yang mereka buat memengaruhi orang lain. Bicarakan kapan waktu yang tepat untuk bersuara keras saat ada masalah.

Ajari mencari kesempatan untuk membantu

(Istimewa)

Bisakah mereka mengambil sampahnya? Bisakah mereka lebih tenang agar tidak mengganggu bacaan seseorang di bus? Bisakah mereka menawarkan untuk membantu membawa sesuatu atau menahan pintu agar tetap terbuka? Semua ini mengajarkan anak-anak bahwa mereka memiliki peran agar orang lain merasa nyaman.

Buat ruang bicara jujur

(Getty images)

Saat menginjak sekolah menengah, usia ini tepat untuk berbicara seks yang berhubungan dengan perbedaan gender, seperti ruang ganti, dan tempat tidur. Perasaan jatuh cinta, keinginan seksual, dan cara mengelolanya. Orang tua kadang kala menabukan membahas ini.

Baca juga: Sah, pelaku pemerkosaan pada anak bisa dikebiri

Sebaiknya tidak. Kita bisa membuat ruang bicara jujur tanpa menghakimi di sudut rumah untuk berdiskusi mengenai hal tersebut. Mereka membutuhkan model orang dewasa yang melakukan hal-hal dengan benar. Bagaimana berinteraksi dengan lawan jenis secara benar dan lain sebagainya. Ingat, jangan reaksioner ketika mereka berusaha jujur.

Jelaskan tentang perubahan hormon

Deposit photos

Perubahan hormon saat anak menginjak remaja adalah normal.Terkadang hormon membuat sulit untuk berpikir jernih. Terkadang itu berarti keinginan kita terasa berlebihan, atau bahwa kita marah, bingung, atau sedih. Adalah umum, dan sangat wajar, untuk kewalahan atau bingung dengan perasaan baru ini.

Beri tahu anak-anak bahwa apa pun yang mereka rasakan, mereka dapat membicarakannya dengan Kamu. Tetapi perasaan, keinginan, dan kebutuhan mereka bukanlah tanggung jawab orang lain, melainkan tanggung jawab mereka sendiri. Misalnya, saat bernafsu melihat perempuan, tanggung jawab menahannya ada pada anak laki-lakimu bukan pada lawan jenisnya. Mereka masih perlu mempraktikkan kebaikan dan rasa hormat kepada semua orang di sekitar mereka.

Mentor tepat untuk remaja dan anak laki-laki

(iStock)

Ayah perlu berbicara dengan anak laki-laki tentang tentang maskulinitas yang benar bukan toxic masculinity. Tanyakan apa yang tidak begitu baik tentang budaya maskulinitas kita di masa lalu. Bagaimana kita bisa membangun bentuk maskulinitas yang lebih inklusif dan tak melecehkan perempuan.

Baca juga: Arti positive masculinity menurut Herjunot Ali

Percakapan ini dapat mendorong bentuk maskulinitas tanpa kekerasan untuk masa depan. Anak laki-laki perlu mulai berbicara tentang membangun maskulinitas yang sehat mulai dari sekolah menengah dan berlanjut hingga perguruan tinggi. Alasannya, mengubah maskulinitas sangat penting untuk mengubah budaya pemerkosaan.

Bicara jujur ​​tentang kegembiraan yang sehat

Jelaskan bahwa tentang pentingnya menjaga diri dan tak menyakiti orang lain. Suatu perbuatan atau perkataan yang membuat kita gembira, belum tentu menyenangkan bagi orang lain.

Ajari anak tentang bahaya minuman keras dan narkoba yang dapat merusak pikiran. Caranya bukan menakuti-nakuti tentang dosa atau perintah agama, tapi konsekuensi yang terjadi bila hal itu dilakukan.

Spread the love

3 thoughts on “Tips Orang Tua Ajari Anak Cegah Pemerkosaan (Bagian 2)

  1. Alasan Hantu Kebanyakan Berjenis Kelamin Perempuan
    Oktober 25, 2021 at 2:52 pm

    […] Baca juga: Tips orang tua ajari anak cegah pemerkosaan […]

  2. Makna Consent, Diperdebatkan di Permendikbud 30 Tahun 2021
    November 14, 2021 at 12:06 pm

    […] Baca juga: Tips orang tua ajari cegah pemerkosaan kepada anak […]

  3. Ini Program Siaran yang Ramah Anak dan Perempuan
    Februari 27, 2023 at 4:28 pm

    […] Baca juga: Tips orang tua ajari anak cegah perkosaan […]

Comments are closed.