081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Tips Orang Tua Ajari Anak Cegah Pemerkosaan (Bagian 1)

Tips Orang Tua Ajari Anak Cegah Pemerkosaan (Bagian 1)

Haidiva.com-Ramai di media sosial tentang kasus pemerkosaan anak yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri. Kabar tersebut berkata kunci ‘Tiga Anak Saya Diperkosa’ dan tagar #percumalapor polisi menjadi viral. Kasus ini tentu mengajarkan kita, sebagai orang tua, pentingnya bicara kepada anak tentang pemerkosaan.

Data dari Psychology Today, satu dari empat perempuan telah mengalami pelecehan seksual baik verbal maupun fisik sebelum usia 18 tahun. Hampir satu dari lima perempuan perguruan tinggi melaporkan telah diserang secara seksual, atau mengalami upaya penyerangan seksual, sejak masuk perguruan tinggi.

Sebagai orang tua yang punya anak perempuan, perlu mengajarkan mereka melindungi diri dari serangan seksual. Tetapi sebagai ortu yang punya anak laki-laki, juga perlu mengajarkan mereka agar tidak melakukan pelecehan seksual baik verbal hingga pemerkosaan.

Tentu tak ada orang tua yang secara sadar mengajarkan budaya memperkosa. Tapi tanpa disadari, sikap rape culture, victim blaming kepada korban, tanpa disadari masuk di sejumlah pengajaran.

Baca juga: Anak di Instagram dan Youtube, eksploitasi atau kembangkan hobi?

Buku Healthy Sex Talk: Teaching Kids Consent, Ages 1-21, mengajarkan para orang tua memulai percakapan untuk mencegah kasus pelecehan seksual bahkan pemerkosaan.

Ajari anak minta izin sebelum menyentuh orang lain

(Istimewa)

Anak perlu diajari tentang consent sejak kecil. Apapun yang kita anggap baik belum tentu sama dengan anggapan orang lain, termasuk saat memberi sentuhan. Beri tahu mereka untuk minta izin dulu sebelum menyentuh orang lain.

Gunakan bahasa seperti, “Lea, ayo tanya Joe apakah dia mau dipeluk atau tidak.” Jika Joe mengatakan “tidak” untuk permintaan ini, beri tahu anakmu dengan riang, “Tidak apa-apa, Sarah! Mari kita melambai sampai jumpa pada Joe dan memberikan ciuman jauh untuknya.”

Bantu ciptakan empati dalam diri anak

(Istimewa)

Kamu harus menjelaskan bagaimana sesuatu yang mereka lakukan mungkin telah menyakiti seseorang. Caranya dengan mengajak anak berpikir bila orang lain melakukan hal yang serupa kepadanya. Hal ini dapat dilakukan dengan nada penuh kasih sayang dan pelukan yang erat, sehingga anak tidak merasa malu

Baca juga: Ketahui 15 bentuk kekerasan seksual

Gunakan bahasa seperti, “Aku tahu Kamu menginginkan mainan itu, tetapi ketika Kamu memukul Mikey, itu menyakitinya dan dia merasa sangat sedih. Dan kamu pasti tidak ingin Mikey merasa sedih. Coba kalau ada anak lain yang memukulmu, pasti kamu sedih.”

Ajari anak membantu orang lain

(Istimewa)

Bicaralah dengan anak-anak tentang membantu anak-anak lain. Mereka juga perlu tahu cara memilih dan mengajak orang dewasa tepercaya ketika orang lain membutuhkan bantuan. Minta anakmu untuk mengamati interaksi dan memperhatikan apa yang terjadi.

Biasakan mereka untuk mengamati perilaku dan memeriksa apa yang mereka lihat. Pujilah anakmu karena telah membantu orang lain yang membutuhkan bantuan, tetapi ingatkan mereka untuk melibatkan orang dewasa. Dengan demikian, saat ada temannya yang mengalami pelecehan, mereka bisa membantu dan melibatkan orang dewasa yang ia percaya.

Jangan paksa anak menyentuh

(Istimewa)

Orang tua kerap kali menyuruh anak mencium atau memeluk orang dewasa sebagai bentuk kasih sayang. Ternyata ini keliru karena bertentangan dengan pangajaran consent kepada si kecil. Jika nenek menuntut ciuman, dan anakmu menolak, tawarkan alternatif lain.

Baca juga: Grooming pelaku pelecehan seksual, biasanya dialami anak korban pemerkosaan

“Apakah kamu lebih suka memberi Nenek tos atau pelukan, mungkin?” Kamu dapat menjelaskan kepada orang lain mengapa si kecil menolak. Tugasmu adalah melakukan yang terbaik untuk anak dan memberi perasaan aman dan bahagia.

Kata “tidak” dan “berhenti” harus dihormati

(Deposit Photos)

Ajari anak untuk memahami kata ‘tidak’ dan ‘berhenti’ itu penting. Salah satu cara untuk menjelaskan ini mungkin, “Sarah berkata ‘tidak’, dan ketika kita mendengar ‘tidak’, kita harus menghentikan apa yang sedang kita lakukan dengan segera”.

Dengan demikian, anak-anak dapat memahami ketika perbuatannya membuat tak nyaman orang lain, artinya mereka harus berhenti. Sebaliknya, ketika ia merasa tak nyaman dengan perlakukan orang lain secara fisik maupun verbal, mereka berani mengatakan ‘tidak’ atau ‘berhenti’.

Ada 12 tips mengajari anak tentang mencegah pemerkosaan sejak dini. Kiat selanjutnya, ditulis pada artikel berikutnya.

Spread the love