Haidiva.com-Tulisan ini aku dedikasikan untuk semua perempuan hebat yang sedang mengalami banyak tekanan dari lingkungan dan orang-orang terkasih. Pun untuk semua perempuan hebat yang pernah melewati drama penuh kekhawatiran dan gundah dalam kehidupan.
Memasuki usia seperempat abad alias 25 tahun yang selalu jadi patokan keberhasilan dan kedewasaan seseorang. Nyatanya, aku bukanlah yang berada pada posisi terbaik. Aku berada pada titik kebingungan, kegelisahan, rasa cemas yang menggebu dan ketidakpercayaan diri yang tinggi. Sebuah keadaan atau kondisi yang sering disebut sebagai Quarter Life Crisis (QLC) atau krisis seperempat abad.
Menjadi objek dari lelucon rekan-rekan atau teman-teman yang lebih dulu berbahagia adalah hal yang biasa. Bukan sesuatu yang tidak asing ketika kalimat-kalimat yang menyebalkan disampaikan dengan nada bergurau itu menjadi mengesalkan.
Menekan emosi sedalam-dalamnya. Menahan lisan untuk tidak kembali membalas dengan umpatan, dengan penuh sabar adalah latihan terbaik setiap harinya.
Strong Woman itu adalah Diriku, Yang tetap tersenyum dan ikut tertawa saat dunia coba menjatuhkan.
Saat dunia mematahkan mimpi-mimpi yang akan aku bangun. Saat dunia dengan begitu teganya menertawakan dan menyudutkan aku yang lemah. Namun tetap tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Berbaur dengan rutinitas yang penuh kebisingan seolah aku baik-baik saja.
Strong Woman itu adalah diriku, yang ketika bersuara pun tidak diperdulikan. Namun tetap optimistis untuk terus menyampaikan keinginan hati. Tetap berjalan di tengah lalu-lalang kesibukkan manusia menahan luka yang berdarah-darah untuk menunjukan aku tidak akan ‘mati’ oleh penghakiman manusia. Tidak diijinkan untuk rebahan pun lengah sejenak.
Di tengah ‘crisis’ yang aku hadapi, namun tetap bisa berdiri seorang diri melewati setiap pengabaian. Terimakasih untuk diriku yang kuat.
Penulis: Dewi ARyanti
Peserta kompetisi “Lomba Menulis Artikel dengan Tema Strong Women” yang diadakan Haidiva.com dalam memperingati Hari Ibu.