081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Sisi Buruk MLM, Pelajari agar Tak Merugi

Sisi Buruk MLM, Pelajari agar Tak Merugi

Haidiva.comMultilevel marketing atau pemasaran berjenjang dengan jaringan merupakan model bisnis yang fokus pada penjualan produk dan perekrutan mitra. MLM menggunakan informasi dari mulut ke mulut untuk membuat perekrut mendapatkan insentif lebih. Mayoritas menyasar perempuan, ini sisi buruk MLM yang perlu kamu pelajari agar tak merugi.

“Seringkali MLM menggunakan produk untuk menyembunyikan skema piramida perekrutan, kita perlu hati-hati dengan dampak skema piramida,” kata pengamat MLM dari BestCompany Rochelle Burnside seperti yang diungkapkan pada Huffpos.com.

Perekrut diberi kompensasi dengan imbalan atas penjualan yang dilakukan oleh downline mereka. Melalui skema piramida, mereka mendapatkan pendapatan dari setiap penjualan yang dilakukan oleh rekrutan di bawah mereka, dan mendapatkan lebih banyak lagi saat mereka merekrut lebih banyak orang.

Baca juga: Digital jadi peluang usaha perempuan

Nah, sebelum terjun ke bidang MLM, hal ini yang perlu kamu ketahui

Karena sistem, hanya sedikit yang sukses

Menurut survei American Association of Retired Persons (AARP), lembaga nirlaba yang fokus pada kualitas hidup, 73 persen anggota MLM tidak menghasilkan uang yang sepadan dengan usaha, bahkan kehilangan uang.

Penyebabnya karena anggota terpaksa membeli lebih banyak inventaris penjualan atau produk daripada yang dapat mereka jual secara realistis. Harga yang lebih tinggi dipasaran membuat mereka sulit menjual roduk kepada konsumen eksternal (bukan member).

Fantasi, bos bagi diri sendiri

(Fine art)

Kalimat yang biasanya digunakan oleh perekrut di MLM adalah saatnya menjadi bos bagi diri sendiri serta mencapai kebebasan finansial dan waktu. Mantra ini kemudian dilanjutkan dengan gambaran akan pemberdayaan dan ajakan memutuskn ingin jadi apa di masa depan.

Baca juga: Tips buka usaha ala Susi Pudjiastuti

Pada kenyataanya, para anggota MLM bukanlah bos bagi diri mereka sendiri. Mereka tidak membuat produk sendiri yang mereka jal, tak menyediakan layanan sendiri, tak menyusun strategi sendiri, bahkan tak bisa menetapkan jam kerja mereka sendiri. Para downline seringkali menjadi pekerja dari perusahaan yang harus memenuhi target penjualan dan tuntutan upline. Tentu saja, perusahaan dan upline lah yang paling diuntungkan dari semua kerja keras mereka.

Biaya sosial membuat jaringan

(Key Women)

Untuk merekrut serta melakukan komunikasi antara upline dan downline, diperlukan biaya yang tak sedikit. Biaya ini tak hanya terkait ongkos pulsa telepon, kuota mengunggah ke media sosial, atau bahkan mengajak calon target untuk bertemu tetapi lebih dari itu.

Pakar pemasaran dari Eucalypt Media Kathryn Hawkins mengatakan MLM mendorong anggotanya melakukan pemasaran produk dan merekrut secara besar-besaran dan agresif ke jaringan sosial yang ada. Beberapa teman mungkin akan bergabung dengan alasan benar-benar ingin berbisnis atau juga tak enak hati. Tapi, ada pula beberapa kawan yang memilih menghindar dan justru hubungan menjadi rusak.

Baca juga: Tips Tatyana Bakalchuck jadi Perempuan Terkaya di Dunia

Pasar jenuh

(Blogimage)

Masalah terbesar kebanyakan MLM adalah gagasan yang tidak realistis tentang apa yang rata-rata orang dapat capai dengan bergabung. Jelas, agar MLM menjadi bisnis yang sah dan sukses, orang perlu menghasilkan uang. “Fakta yang jarang diperhatikan, orang yang sukses di MLM sebagian besar adalah pengguna awal yang mampu membangun downline besar sebelum pasar jenuh,” kata Burnside.

Burnside mengatakan MLM pada dasarnya membutuhkan fondasi peserta tingkat rendah yang mendukung beberapa orang sukses di puncak. Terlalu banyak anggota membuat persaingan makin gencar di internal MLM itu sendiri, dari segi perekrutan maupun penjualan produk.

Di tambah lagi, pasar yang jenuh melakukan pelanggaran kode etik lainnya. Misalnya overclaim atau mengatakan bahwa produk MLM tersebut mampu mengatasi banyak masalah kesehatan. Sejumlah suplemen yang diklaim bisa menyebabkan awet muda, badan langsing, dan mengobati banyak penyakit ternyata hanya terdaftar di lembaga pengawas obat dan makanan sebagai minuman perisa biasa.

Spread the love