081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Ratih Puspitawati, Crafter yang Mendunia

Ratih Puspitawati, Crafter yang Mendunia

Haidiva.com-Pagi yang cerah di hari Jumat berkah, sebuah rumah minimalis berlantai dua dilengkapi berbagai ornamen hiasan dinding rumah unik. Tanda pemilik rumah memiliki kreatifitas yang berkualitas tanpa batas. Dilengkapi oleh pemandangan hijau di sekitar halaman, rumah itu  menjadi sejuk dan teduh. Sosok seorang ibu berpenampilan sederhana dengan senyuman ramah menyambut kami untuk berdiskusi tentang kerajinan tangan rumahan. Ibu tersebut bernama Ratih Puspitawati.

Ibu Ratih Puspitawati adalah pendiri dan perintis usaha kerajinan tangan rumahan yang disebut “Poes Craft”. Kisah ia dalam menjalani dan membangun Poes Craft ini cukup panjang.

“Kerajinan Poes Craft ini awalnya dari sebuah hobi saya yang senang membuat sesuatu benda, seperti dari bahan bahan batu dan payet yang dirangkai menggunakan kawat atau semacamnya menjadi bentuk kalung, gelang, dan sebagainya”, ujar Ibu Ratih mengawali diskusi.

Nama Poes Craft diambil dari nama belakang ia yaitu Puspitawati, menjadi unik dan agar mudah diingat oleh orang-orang yang nantinya akan mengagumi karya-karya ia. Sebagaimana lazimnya sebuah usaha, ia mencoba membangun Poes Craft dengan modal awal yang tidak banyak.

“Saat tahun 2002 itu, saya mempunyai modal awal sekitar Rp 200.000 dan kemudian saya mencoba menjalaninya dengan sabar dan tekun hingga berhasil sukses sampai saat ini”, ujar Ratih Puspitawati sambil menunjukkan karya handicraft pertama kali yang ia ciptakan berbentuk sebuah bros.

Ratih Puspitawati tidak sendiri dalam merintis usaha Poes Craft ini. Pada awalnya ia dibantu oleh asisten rumah tangga sebanyak dua orang.

“Mereka membantu saya setelah selesai melaksanakan pekerjaan rumah yaitu antara pukul 10.00 sampai dengan pukul 14.00, jadi bisa sambil mengisi waktu luang di rumah, Mas”, ujar Ratih Puspitawati.

Seiring berjalannya waktu selama tujuh tahun, ia telah memiliki karyawan sebanyak 30 orang. Faktor yang cukup berpengaruh adalah tergantung dari jumlah pesanan barang (craft). Jika semakin banyak pesanan yang diajukan maka jumlah karyawan akan disesuaikan sehingga pesanan dapat segera diselesaikan.

“Kita harus mengutamakan pemesan dengan pelayanan terbaik, karena sesuai dengan pepatah klasik, yang menyatakan bahwa pembeli adalah raja”, ujar Ratih Puspitawati.

Momentum yang cukup menarik dan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan usaha Poes Craft yang telah dirintisnya adalah ketika 13 tahun yang lalu, yaitu sekitar bulan Mei tahun 2007. Saat itu,  ia mendapatkan pesanan ribuan asesoris dari Butik SHAFIRA. Ratih tentu sangat bersyukur.

“Pesanan tersebut tidak langsung saya jawab karena saat itu saya sedang masa perawatan dan kira-kira pada tanggal 13 Juni 2007, saya baru selesai operasi kanker dan kemudian atas doa restu dan dukungan dari suami tercintanya, saya menyanggupi dan menyelesaikan pesanan dari butik SHAFIRA, itu pengalaman yang bener-bener gak terlupakan, Mas”, ungkap Ratih Puspitawati sambil memperlihatkan album dokumentasi dari butik SHAFIRA.

Baca juga: Kelebihan aksesoris handmade

Matanya berkaca-kaca dan Ratih Puspitawati terharu mengenang peristiwa tersebut. Meski sempat sakit hingga menjalani pengobatan operasi kanker, Ratih Puspitawati mempunyai semangat untuk berkarya apapun kondisi yang dialaminya.

“Butik SHAFIRA saat itu adalah brand yang sangat terkenal dan saya tidak menyangka bahwa Butik SHAFIRA memilih karya Poes Craft untuk menjadi produk yang berada di jajaran etalase butiknya”.

Poes Craft ini secara konsep dasarnya adalah produk kerajinan tangan  rumahan yang membutuhkan kreatifitas, inovasi, dan “sentuhan ajaib” – disebut juga ketelatenan jari jemari tangan dalam membuat produk – dari sang maestro pembuatnya. Ratih Puspitawati sebagai owner pun selalu memikirkan dan merancang bagaimana agar produk yang dihasilkan akan diminati oleh pembeli atau konsumennya.

Bahan baku utama dari produk Poes Craft ini adalah batu dan payet. Ratih Puspitawatimengatakan pembuatan produk Poes Craft ditentukan oleh kualitas bahan baku. Jika bahan baku yang diinginkan tak ada di tanah air, dia harus mengimpor.

“Kualitas bahan baku yang baik maka akan menghasilkan produk terbaik,” katanya

Ratih Puspitawati  juga merancang sistem produki Poes Craft dengan baik. Ia mempunyai tim yang terdiri dari koordinator dan perajin. Sebagai contoh ketika ada sebuah pesanan craft tertentu kemudian ia merancang konsep, bahan baku apa yang dipakai dan tema apa yang cocok untuk pesanan craft tersebut.

Setelah itu pada tahap berikutnya adalah ia melakukan belanja bahan baku. Bahan baku ini terdiri dari tiga kelompok besar yaitu kawat/wire/beading; payet/beading payet; dan fabrics/kain-kain. Kemudian Ratih Puspitawati melakukan koordinasi dengan para koordinator pengrajin untuk persiapan proses pembuatan produk craft, termasuk pematangan konsep, desain, dan tema. Selanjutnya, koordinator menugaskan para perajin untuk membuat pesanan hingga selesai menjadi produk Poes Craft yang siap dikirm kepada konsumen.

“Kendala yang dihadapi salah satunya yaitu desain. Kalau ditanya kenapa, yaa karena selalu merasa tidak puas dengan desain sendiri,” tutur Ratih Puspitawati.

Ratih Puspitawati juga mengalami banyak suka dan duka selama merintis dan membangun usaha Poes Craft ini. Namun ia yakin, pertolongan Allah itu pasti selalu ada ketika sedang menghadapi kesulitan. Ratih mengatakan duka ia hadapi dengan kesabaran, ketekunan, semangat, rasa ikhlas, dan yakin semua akan ada solusinya.

Saat ini, Ratih Puspitawati merekrut 15 perajin dan menghasilkan karya sekitar 100-500 produk tergantung dari tingkat kesulitan pembuatannya. Ia juga tak takut tersaingi dan membuka lebar bagi yang ingin belajar kerajinan.

Dinikmati pasar luar negeri

Pemasaran produk Poes Craft sampai saat ini masih terbatas tiga segmen yaitu kelompok komunitas; penjualan online; dan melalui pameran baik di dalam negeri maupun level internasional. Produk ini sempat mengikuti pameran misalnya seperti Handmade Korean Fair Seoul 2018, INACRAFT 2018, TELKOMCRAFT Indonesia 2018, Gelar Batik Nusantara Tahun 2017, Jakarta International Handicraft Trade Fair 2017, dan masih banyak lainnya.

“Poes Craft ini untuk pertama kali go international-nya itu sekitar tahun 2013 yaitu mengikuti sebuah pameran di Den Haag, Belanda, dan sampai sekarang sudah sebanyak sembilan negara yang saya kunjungi,” katanya.

Ratih Puspitawati menyebut negara Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, Jepang, Rusia, Korea Selatan, Thailand, dan Belanda yang telah menjadi pasarnya.

Ikhwal perkembangan usaha kerajinan tangan Indonesia khususnya wilayah Jakarta, Ratih Puspitawati berkata, banyak pengusaha kerajinan tangan yang memiliki kreatifitas, inovasi, bahkan ide-ide pemikiran yang diwujudkan dalam karya-karyanya telah mewarnai dunia usaha kerajinan. Ia menyarankan agar para pengusaha kerajinan ini difasilitasi lebih baik lagi oleh pemerintah sebagai upaya pengembangan produk kerajinan sehingga bisa menembus level internasional lewat pameran, event pertukaran budaya, dan sebagainya.

Ratih Puspitawati berharap para perempuan bisa mengoptimalkan kemampuannya dengan berkarya (produktif dalam menghasilkan sebuah produk) di manapun, tidak harus bekerja di kantor, agar dapat mendaampingi tumbuh kembang anak sehingga dapat meningkatkan penghasilan rumah tangga.

“Apabila penghasilan rumah tangga meningkat maka kesejahteraannya pasti akan meningkat”, ujar ia mengakhiri diskusi.

Penulis: Raden Bimo Wicaksono

Peserta kompetisi “Lomba Menulis Artikel dengan Tema Strong Women” yang diadakan Haidiva.com dalam memperingati Hari Ibu.

Spread the love

One thought on “Ratih Puspitawati, Crafter yang Mendunia

  1. Pakaian Anak, Bisnis Sampingan untuk Ibu Muda
    Oktober 23, 2023 at 3:40 pm

    […] Baca juga: Ratih Puspitawati, Ekspor Kerajinan dari Rumah […]

Comments are closed.