Haidiva.com-Perempuan dan masih muda, banyak yang meremehkan dua kriteria ini saat memimpin suatu negara. Tapi bukan hal yang mustahil jika mereka berhasil mengelola pemerintahan dengan baik.
Berikut ini Haidiva akan mengenalkan kamu dengan enam sosok pemimpin di pelbagai negara dengan kriteria perempuan, berprestasi, dan masih muda.
Sanna Marin (Finlandia)
Sanna Marin dilantik sebagai Perdana Menteri Finlandia tanggal 10 Desember 2019, saat ia berusia 34 tahun. Ia menjadi perempuan termuda tang terpilih sebagai pemimpin pemerintahan. Sanna sebelumnya menjabat sebagai Menteri Transportasi dan Komunikasi Finlandia sejak 6 Juni 2019. Ia menggantikan Perdana Menteri Antti Rinne yang mengundurkan diri pada Selasa, 3 Desember 2019.
Dilansir dari Reuters, perempuan kelahiran Helsinki, 16 November 1985 ini meraih gelar Master of Administrative Sciences dari University of Tampere pada 2007. Ia terjun ke dunia politik sejak berusia 27 tahun.
Baca juga: Pemimpin perempuan di negara terbaik lawan covid
Pada 2010-2012, Sanna menjadi wakil presiden sayap pemuda Partai Sosial Demokrat. Pada 2012, ia terpilih menjadi anggota Dewan Kota Tampere (City Council of Tampere). Ia juga menjadi anggota Majelis Dewan Regional Tampere. Setahun kemudian, ia terpilih menjadi anggota Dewan Regional Pirkanmaa dan menjabat hingga 2016.
Prestasi Sanna Marin yang cemerlang di bidang politik memuluskan langkahnya menjadi wakil ketua II Partai Sosial Demokrat pada 2014. Ketika berusia 30 tahun, ia terpilih menjadi wakil rakyat di Parlemen Finlandia dari daerah pemilihan Pirkanmaa. Empat tahun kemudian, ia terpilih kembali menjadi anggota Parlemen.
Jacinda Ardern (Selandia Baru)
Nama Jacinda Ardern mencuat saat dia, dengan empati, menangani peristiwa teroris yang membunuh sejumlah muslim di negaranya beberapa bulan lalu. Perempuan kelahiran 26 Juli 1980 ini telah memimpin Selandia Baru sejak pertengahan 2017.
Karier politiknya telah dirintis sejak Jacinda duduk di bangku kuliah dengan masuk ke dalam Partai Buruh. Ia terlibat dalam kampanye pemilihan Harry Duynhoven. Setelah lulus dari jurusan Komunikasi Politik, Ardern menjadi staf Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark.
Tahun 2008, Jacinda terpilih menjadi anggota parlemen termuda. Pidato-pidatonya dikenal sebagai pendukung dari kebijakan penggunaan Bahasa Mori di Selandia Baru. Setelah Andrew Little mundur sebagai pemimpin Partai Buruh, Jacinda terpilih sebagai Ketua Umum yang baru pada tahun 2017.
Katrín Jakobsdóttir (Islandia)
Katrin menjabat sebagai Perdana Menteri Islandia di usia 41 tahun, tertanggal 30 November 2017. Berbagai profesi pernah dia lakoni, mulai dari penerjemah, wartawan, hingga seorang guru sebelum terjun sebagai politikus di tahun 2003.
Namanya mulai menyeruak saat Katrin menjadi legislator saat berusia 31 tahun di 2007. Karier politiknya meningkat menjadi Menteri Pendidikan, Iptek, dan Budaya di tahun 2009. Perempuan muda ini sempat rangkap jabatan menjadi Menteri Kerjasama Nordik di periode yang sama.
Mette Frederiksen (Denmark)
Saat berusia 41 tahun, masih terhitung muda, Mette dilantik sebagai Presiden Denmark pada pertengahan tahun 2019. Mette mengawali karier politiknya saat dia menjadi serikat pekerja. Upayanya membela kelompok buruh berhasil mendudukan dia sebagai legislator di Kopenhagen tahun 2001.
Setelah partainya memenangkan pemilihan umum 2011, Mette diangkat menjadi Menteri Tenaga Kerja. Tiga tahun kemudian dia menduduki posisi sebagai Menteri Kehakiman. Setelah Thorning-Schmidt mundur sebagai Ketua Umum Partai Sosial Demokratis di tahun 2015, Mette menggantikan posisi dan otomatis menjadi pemimpin partai oposisi. Di pemilu 2019, dia berhasil membawa partainya menang dan langsung menduduki sebagai perdana menteri.
Zuzana Čaputová (Slovakia)
Kurang dari sepakan sebelum ulang tahunnya yang ke 46 tahun, Zuzana menjadi Presiden Slovakia di tanggal 15 Juni 2019. Ia adalah politikus, pengacara, aktivis yang malang melintang di dunia advokasi perempuan dan minoritas.
Atas keberaniannya dalam menangani skandal Tempat Pembuang akhir Pezinok, Suzana dianugerahi Goldman Environmental Prize di San Francisco pada tahun 2016. Penghargaan ini diberikan atas upayanya berkampanye kampanye tanpa henti untuk menolak pembukaan TPA di Kota Pezinok yang berpotensi merusak kesehatan penduduk dan memperparah polusi kota.
Kolinda Grabar-Kitarović (Kroasia)
Kolinda menduduki posisi presiden saat dia masih berusia 46 tahun. Ia adalah poligot yang fasih berbahasa Inggris, Spanyol, dan Portugal. Lulusan doktoral Harvard University ini juga paham bahasa Jerman, Perancis, dan Italia.
Presiden Kroasia ini memang bak ibu bagi Tim Nasional Kroasia. Perempuan yang menduduki posisi presiden sejak tahun 2015 ini tak segan duduk di bangku stadion untuk mendukung Timnas Kroasia di laga penyisihan Piala Dunia 2018.
Saat lolos ke Final, dia langsung masuk ke ruang ganti dan mengucapkan terima kasih kepada tim dari negaraya tersebut. Saat ke Rusia, Kolinda menggunakan pesawat ekonomi dan duduk bergabung di tribun biasa dengan warganya.
Haidiva melihat perempuan-perempuan muda yang berhasil menduduki posisi sebagai pemimpin berasal dari negara yang terkenal inklusif dan menjunjung prinsip meritokrasi. Inklusif adalah menempatkan semua orang pada posisi yang setara. Sedangkan meritokrasi adalah imbalan diberikan kepada seseorang berdasarkan prestasinya. (ndr)
Pemimpin Perempuan di Negara Terbaik Atasi Wabah Corona
April 20, 2020 at 11:20 am[…] Baca: Perempuan Muda dan Bertalenta yang Pimpin Negara […]
Sebelum Kanye West Calonkan Diri, Ini Artis yang Pernah Jadi Presiden
Juli 6, 2020 at 9:13 am[…] Baca juga: Perempuan Muda yang Jadi Kepala Pemerintahan […]
Kontestasi Politik, Bagaimana dengan Eksistensi Perempuan?
Oktober 9, 2023 at 1:32 pm[…] Baca juga: Perempuan muda pimpin negara […]
Mengapa Topik Politik Bikin Kita Marah?
Oktober 25, 2023 at 9:07 am[…] Baca juga: Perempuan Muda Pimpin Negara […]