Haidiva.com-Seiring dengan peningkatan pendidikan dan keterlibatan perempuan muslim di publik, niscaya banyak muslimah yang menjadi pemimpin politik suatu negara. Beberapa di antaranya ada yang menjadi presiden di negara yang muslim menjadi minoritas.
Haidiva memilih beberapa muslimah yang berhasil menunjukkan bahwa perempuan di Islam tak selalu nomor dua.
Sheikh Hasina (Bangladesh)
Hasina adalah perdana menteri terlama yang telah menjabat sebanyak 4 periode. Awal kepemimpinan sebagai Perdana Menteri dimulai tahun 1996-2001. Selanjutnya ia menjadi oposisi sampai terpilih kembali di tahun 2009 hingga sekarang. Majalah Forbes mendudukkan Hasina di urutan ke 26 dalam 100 pemimpin perempuan paling berpengaruh di dunia. Forbes juga menyebut Hasina termasuk 100 pemikir dunia.
Halimah Yacob (Singapura)
Halimah Yocob menjadi presiden perempuan pertama di Singapura. Dia terpilih di tahun 2017 melaui aklamasi alias tak ada lawan yang setara. Perempuan keturunan Minang ini terkenal cerdas, terbukti berhasil masuk ke sekolah elit Singapura seperti SMP Singapore Chinese Girl’s School yang didominasi etnis Tionghoa, lalu pada masa SMA dia bersekolah di Tanjong Katong Girls’ School. Sewaktu kecil, Halimah suka membantu ibunya menjual nasi Padang dengan gerobak kaki lima. Kepiawaiannya dibawa saat memasuki dunia politik dan menjadi Ketua Umum Partai Aksi Rakyat yang akhirnya mundur setelah mencalonkan diri sebagai presiden.
Baca juga: Perempuan muda kepala negara
Aisha Musa el-Said (Sudan)
Sudan merupakan salah satu negara yang dipimpin secara kolektif oleh sebelas orang, enam pimpinan sipil dan lima milter. Aisha menjadi salah satu dari enam pimpinan sipil. Aisha dan Raja Nicola menjadi dua orang perempuan yang paling berpengaruh di pemerintahan Sudan. Sebelumnya, Aisha dikenal sebagai aktivis perempuan yang fokus pada pendidikan dan kesetaraan gender. Pengabdian Aisha pada kaumnya sudah berlangsung sejak puluhan tahun.
Ilhan Omar dan Rashida Tlaib (Amerika Serikat)
Keduanya memang bukan orang yang menduduki posisi tertinggi di pemerintahan Amerika Serikat. Tapi Ilhan dan Rashida membuktika bahwa triple minority– perempuan, muslim dan imigran–bisa bersaing dengan anggota Kongres AS lainnya. Keduanya berasal dari Partai Demokrat. Ilhan merupakan pengungsi dari Somalia Sementara Rashida adalah mantan pengungsi Palestina.
Jadi Diva, menjadi muslimah bukan berarti membatasi langkah gerakmu. Bekali diri dengan kemampuan dan keahlian agar kamu tak dipandang sebelah mata. (ndr)
Kisah Ustadzah yang Dobrak Tradisi di Kenya
Mei 4, 2020 at 1:13 pm[…] Baca: Muslimah Pemimpin Politik […]
Sebelum Kanye West Calonkan Diri, Ini Artis yang Pernah Jadi Presiden
Juli 11, 2020 at 7:50 pm[…] Baca juga: Muslimah Pemimpin Politik […]