081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Menkes Apresiasi “GEBRAK COVID-19” oleh Guru Besar FK UNAIR

Menkes Apresiasi “GEBRAK COVID-19” oleh Guru Besar FK UNAIR

Kontributor Haidiva oleh Ismaul Choriya

Haidiva.com – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengapresiasi Rekomendasi Guru Besar FK UNAIR untuk Penanggulangan COVID 19. Rekomendasi yang tertuang dalam GEBRAK COVID 19 (Gerakan Aksi Bersama Serentak Tanggulangi COVID-19).

“Para guru besar dan dokter di FK UNAIR maupun RS Pendidikan RSUD dr Soetomo dan RS UNAIR kami harapkan juga dapat memberi masukan pada pemerintah tentang terapi terbaik bagi COVID-19. Karena pengalaman menangani kasus COVID-19 dalam jumlah besar pasti akan menghasilkan temuan yang bermanfaat untuk terapi penderita,” ungkap Menkes Budi secara virtual.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga memberi sambutannya yang menyebut jika Gebrak COVID-19 merupakan suntikan energi bagi Provinsi Jawa Timur.

Secara virtual, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir dalam peluncuran Gebrak Covid-19 yang dihelat oleh FK UNAIR.

“Terima kasih kepada Fakultas Kedokteran UNAIR, RSUD dr Soetomo dan RS UNAIR yang selama ini telah banyak mendukung upaya pemerintah Jawa Timur untuk penanggulangan COVID 19,” ungkap Khofifah.

Rekomendasi Komprehensif

Rekomendasi disusun oleh 56 orang guru besar baik yang masih aktif maupun yang sudah purna tugas. Hasil rapat pleno kemudian dirumuskan oleh tim perumus. Antara lain , Prof Dr.dr. Budi Santoso,Sp.OG (K), Prof Dr. dr.Hendy Hendarto, SP.og (K), Prof DR.dr.David Sontani Perdanakusuma, Sp.BP-RE(K), Prof dr. Djoko Santoso,Ph.D., Sp.PD.K-GH.FINASIM, Prof Dr. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeeswa, Sp.KK(K) FINSDV. Juga dua direktur rumah sakit pendidikan di Surabaya, Prof. Dr. Nasronudin,Sp.PD.,KPTI-FINASIM selaku Dirut Rs Universitas Airlangga dan Dr.dr.Joni Wahyuadi Sp.BS(K) selaku Direktur Utama RSUD DR. Soetomo Surabaya.

Dekan FK UNAIR, Prof Dr.dr. Budi Santoso,Sp.OG menuturkan, rekomendasi ini lahir dari kekhawatiran guru besar FK UNAIR mengenai situasi pandemi saat ini yang semakin mengkhawatirkan baik di tingkat masyarakat hingga fasilitas pelayanan kesehatan.

“Angka pasien positif terus naik tapi fasilitas terbatas. Untuk bisa mendapatkan perawatan saja, harus antri karena hampir semua rumah sakit penuh. Kondisi ini memicu tingginya angka kematian karena paparan COVID-19,” paparnya dalam peluncuran rekomendasi Gebrak Covid-19.

Selain itu, angka kematian tenaga kesehatan di Jawa Timur yang menempati posisi tertinggi di Indonesia juga mendorong para guru besar untuk menggebrak situasi pandemi ini.

Adapun rekomendasi ini bersifat komprehensif serta diharapkan berupa gerakan bersama dan serentak. Bukan hanya untuk pemerintah dan RS, tapi juga diperuntukkan untuk kalangan umum dalam artinya masyarakat. Perhatian penting juga ditekankan kepada stakeholder selaku pengatur kebijakan, rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan serta universitas sebagai ranah yang diatur oleh pemerintah.

Dari Hulu

Prof Dr. dr.Hendy Hendarto, SpOG (K) menuturkan poin penting penanganan di hulu. Penguatan pendampingan isolasi mandiri oleh tenaga kesehatan dengan mengoptimalkan teknologi telemedicine sesuai panduan Satgas Covid-19. Termasuk melengkapi oximeter sesuai kebutuhan, dengan melibatkan peran Perguruan Tinggi dan bersinergi serta berkoordinasi dengan institusi terkait.

Kelompok rentan di masyarakat juga perlu perhatian khusus. Yaitu usia lanjut, ibu hamil, bayi, anak dab orang dengan co-morbid, serta kehati-hatian pada klaster. Untuk rumah sakit Prof Hendy menyoroti adanya gap yang harus ditekan. Upaya menekan angka positif pasien disertai penambahan fasilitas kesehatan yang ada.

Selanjutnya kepada perguruan tinggi dan fakultas kedokteran, agar memaksimalkan tenaganya baik dokter umum, dokter internship, dokter lulus UKMPPD dan para tenaga medis untuk menjadi relawan COVID-19.

Tentang percepatan testing, Gubes FK UNAIR juga merekomendasikan agar setiap daerah memiliki alat SWAB PCR sehingga proses testing bisa terselenggara dengan massif dan cepat.

Selain Menkes, acara peluncuran rekomendasi ini dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Kepala Dinas Kesehatan di Jawa Timur, PERSI dan undangan lain.

Editor : Dwita Ebo

Spread the love