081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Mengenal Lebih Dalam Hipospadia, Kondisi Medis yang Langka

Mengenal Lebih Dalam Hipospadia, Kondisi Medis yang Langka

Haidiva.com-Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa mengenalkan mantan atlet nasional voli puteri Sersan Dua Aprilia Manganang sebagai laki-laki. Jendral Andika mengatakan Aprilia mengalami kelainan medis hipospadia sehingga selama ini dianggap sebagai perempuan.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, berikut fakta tentang hipospadia

Cacat lahir bayi laki-laki

Hipospadia dialami bayi laki-laki (istimewa)

Laman resmi pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS (CDC) menyebutkan hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki. Uretra bayi laki-laki, saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh, tidak terletak di ujung penis.

Bayi laki-laki yang mengalami hipospadia, uretranya terbentuk tidak normal di pekan ke 8-14 kehamilan. Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Pada beberapa kasus, lubang kencing ada yang terletak di bawah kepala penis, di batang penis, dan bahkan ada yang di skrotum atau buah zakar.

Baca juga: Fenomena desa unik di Afrika, banyak anak perempuan jadi laki-laki

Kencing harus duduk

Ilustrasi toilet training (huffpost)

Anak laki-laki dengan hipospadia memiliki penis yang melengkung. Karena lubang kencing yang tak normal, anak laki-laki dengan dengan hipospadia kesulitan memercikan urin secara normal dan harus buag air dengan cara duduk.

Pada beberapa anak laki-laki dengan hipospadia, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum. Jika hipospadia tidak ditangani dapat menyebabkan masalah di kemudian hari, seperti kesulitan melakukan hubungan seksual atau kesulitan buang air kecil saat berdiri.

Ibu hamil yang obesitas bisa sebabkan hipospadia

Ibu hamil yang emngalami obesitas (staras)

Penyebab hipospadia pada kebanyakan bayi tidak diketahui. Namun ada beberpa faktor yang menyebabkan anak laki-laki mengalami kondisi ini. Misalnya makanan atau minuman ibu, atau obat-obatan tertentu yang dikonsumsi selama kehamilan. Penelitian menyebutkan ibu yang hamil dalam keadaan tua atau mengalami obesitas bisa memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.

Selain itu, perempuan yang menggunakan teknologi reproduksi atau kehamilan memiliki risiko bayi dengan hipospadia. Perempuan yang mengonsumsi hormon tertentu sebelum atau selama kehamilan juga terbukti memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.

Baca juga: Raising Theybies, cara mendidik anak bebas gender

Operasi menjadi solusi

ilustrasi pemeriksaan bayi (File Photo)

Perawatan untuk hipospadia tergantung pada jenis cacat yang dimiliki anak laki-laki. Sebagian besar kasus hipospadia memerlukan pembedahan atau operasi. Pembedahan sebaiknya dilakukan saat anak laki-laki berusia antara 3-18 bulan. Dalam beberapa kasus, operasi bisa dilakukan secara bertahap.

Operasi dilakukan dengan menempatkan uretra di tempat yang tepat, memperbaiki lekukan di penis, dan memperbaiki kulit di sekitar pembukaan uretra. Karena dokter mungkin perlu menggunakan kulup untuk melakukan tindakan koreksi, bayi laki-laki dengan hipospadia sebaiknya tidak disunat.

Karena terlahir dari keluarga kurang mampu dan minim literasi mengenai kesehatan, hipospadia pada Aprilia Manganang menyebabkan ia dianggap sebagai perempuan. TNI Angkatan Darat akan membantu tindakan medis dan perubahan adminstrasi Aprilia Manganang dari perempuan menjadi laki-laki.

Spread the love