081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Guling dan Budaya Peninggalan Kolonial Belanda Lainnya

Guling dan Budaya Peninggalan Kolonial Belanda Lainnya

Haidiva.com-Saat menginap di hotel berbintang, kamu jarang menemukan guling karena sistem penginapan internasional tak mengenal item ini. Guling memang hanya dikenal di Indonesia. Ada yang bentuknya mirip guling yaitu bolster tetapi lebih kecil dan fungsinya bukan untuk dipeluk melainkan penopang punggung. 

Guling sulit ditemui di negara lain. Perlengkapan tidur ini hadir sebagai dampak penjajahan Belanda di Indonesia. Selain guling, berikut cerita menarik tentang budaya peninggalan kolonial Belanda lainnya yang masih terasa hingga saat ini. 

Guling, pengganti istri

Orang Belanda kaya yang ke Nusantara akan membawa istri Eropanya atau memelihara nyai. Sedangkan yang pas-pasan cukup memeluk guling (Dok: Istimewa)

Melalui novel Jejak Langkah, Pramoedya Ananta Toer menyentil kebiasaan orang Belanda yang datang ke Nusantara. Ternyata, guling merupakan pengganti teman tidur. Orang Belanda yang datang tanpa istri ke Nusantara, akan memelihara gundik atau nyai untuk memuaskan nafsu seksualnya. Tapi yang kantongnya pas-pasan, mereka hanya bisa memakai guling yang hanya bisa dipeluk saat tidur.   

Baca juga: Kencono Wulan, Ratu Cantik yang Ditakuti Penjajah Belanda

Cantik itu putih

Iklan produk kecantikan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu, hanya perempuan-perempuan Eropa yang bisa tampil di iklan koran yang memampang produk-produk kecantikan. Dikutip dari Historia.id, perempuan kulit putih dianggap lebih superior sehingga kecantikan ideal diwakili oleh perempuan Eropa. Persepsi inilah yang terwariskan sampai sekarang. 

Sarapan para sinyo dan noni Belanda

Roti Gambang (Travel Kompas)

Sulitnya menemukan tepung terigu yang terbuat dari gandum dan mentega membuat orang Belanda di Nusantara memodifikasi roti sarapan. Voila, jadilah roti gambang! Roti ini terbuat dari tepung singkong dicampur dengan gula merah, telur, kayu manis, dan rempah-rempah nusantara. Rasanya manis dengan bau khas serta mengenyangkan. Meski jadul, roti gambang disebut sebagai salah satu dari 50 jenis roti terbaik versi CNN di tahun 2019. 

Baca juga: Roti Gambang dan Kuliner Indonesia Terbaik Sedunia

Jancuk, dari sandi menjadi umpatan

Tank bertuliskan Jancox (Dokumen Negara)

Simpang siur asal mula kata ‘jancuk’, namun yang paling terkenal adalah kisah tank Belanda. Alkisah, serdadu sekutu menyukai lukisan karya pelukis Eropa bernama Jan Cox dan menuliskan namanya di tank berjenis M3A3 Stuart buatan Amerika. Tank ini digunakan saat pertempuran November 1945 di Surabaya.

Tank inventaris serdadu Belanda ini tentu membuat tentara rakyat khawatir karena tak mempunyai senjata yang sepadan. Nama Jan Cox kemudian digunakan untuk mengidentifikasi kendaraan lapis baja musuh. “Jan Cox! Jan Cox!”. Dan setelah merdeka, kita tahu kata ini menjadi semacam bentuk kekesalan atau justru kekaguman arek-arek Suroboyo. 

Spread the love