081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Film Tema Perempuan yang Jadi Nominasi di FFI 2021

Film Tema Perempuan yang Jadi Nominasi di FFI 2021

Haidiva.com– Komite Festival Film Indonesia telah mengumumkan daftar nominasinya tahun ini. Sejumlah film akan dijurikan untuk mendapat hasil terbaik. Pemenang FFI 2021 akan diumumkan pada 10 November 2021.

Menariknya, beberapa film yang menjadi nominasi mempunyai tema tentang perempuan. Mengangkat realita yang ada di masyarakat dan ada yang tabu diperbincangkan. Berikut daftarnya.

Ali dan Ratu-Ratu Queens

Film ini memborong 14 nominasi di FFI 2021. Sebut saja seperti Film Ceita Panjang Terbaik, Lucky Kuswandi sebagai sutradara terbaik, Iqbal Ramadhan sebagai pemeran utama terbaik, Marisa Anita dan Asri Welas sebagai pemeran pendukung perempuan terbaik, dan Gina S. Noer sebagai penulis skenario terbaik.

Baca juga: Tilik dan film pendek menarik lainnya tentang perempuan

Kisahnya tentang remaja bernama Ali (Iqbal Ramadhan) yang mencari ibunya (Marisa Anita) di New York setelah ayahnya meninggal. Ibunya pergi sejak ia kecil untuk mengejar cita-cita sebagai penyanyi internasional. Sesampainya di Queens, New York, Ali bertemu dengan gerombolan ibu-ibu yang menganggapnya seperti keluarga.

Ada Party (Nirina Zubir) yang keibuan dan bekerja jasa kebersihan panggilan. Biyah (Asri Welas) bonek wanita yang nyambi jadi paparazi. Ance (Tika Pangabean), single mother sekaligus akuntan yang galak. Dan Chinta, perempuan feminin yang jago pijat dan buka layanan spa.

Yuni

Sebelum berlaga di dalam negeri, film ‘Yuni’ telah memenangkan ajang bergengsi tingkat internasional. Karya sutradara Kamila Andini itu meraih penghargaan Platform Prize di Toronto International Film Festival 2021.

Yuni (Arawinda Kirana) merupakan pelajar SMA yang dikenal cerdas di sekolahnya. Ia punya mimpi untuk mengejar cita-cita dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Namun orang tuanya meminta ia segera menikh setelah lulus SMA.

Baca juga: Film Indonesia mind blowing, ada Marlina Sang Pembunuh.

Sebagai kembang desa, Yuni telah menolak dua lamaran laki-laki dari keluarga terpandang di desanya. Penolakan itu menjadi buah bibir karena ada mitos yang menolak laki-laki hingga dua kali akan menjadi perawan tua. Saat ada lamaran ketiga, Yuni pun bingun menentukan pilihan.

Bidadari Mencari Sayap

Film ini mengambil tema sensitif tentang agama dan etnis. Berkisah tentang Angela Tan (Leony Vitria), perempuan etnis Tionghoa, yang menikah dengan Reza (Rizki Hanggono) keturunan Arab. Angela memilih mengalah menjadi mualaf agar bisa menikah.

Tetapi di keluarga suaminya, ia tetap merasa tak diterima. Ditambah desakan keluarga suami yang meminta ia menggunakan hijab padahal Angela belum siap. Persoalan muncul ketika Reza bertemu dengan perempuan beretnis Arab dan dianggap lebih layak. Reza dan Soraya berhubungan di belakang Angela. Rumah tangga pun makin rumit.

Baca juga: Review film ‘Selesai’, saat perempuan selalu salah

Cinta Bete

Di Atambua, NTT, gadis yang telah menstruasi artinya siap menikah. Namun sebelum terjadi pernikahan, pihak calon mempelai laki-laki harus memberi mahar yang sesuai dengan permintaan keluarga perempuan.

Sejak remaja, Bete Kaebauk jatuh cinta dengan temannya Emilio. Sayangnya, Emilio lebih memilih sekolah kepasturan dan memilih hidup selibat. Setelah dewasa, Bete jatuh cinta dengan Alfredo. Tapi karena Alfredo bukan berasal dari keluarga yang setara, mereka ditentang ayah Bete.

Bete dan Alfredo pun kawin lari. Namun ternyata Alfredo tak sebaik yang ia duga. Karena mengalami kekerasan, Bete kabur ke rumah dalam keadaan hamil dan akhirnya keguguran. Bete mengamuk, keluarganya mengurungnya di dalam rumah. Emilio yang pulang sebagai pastur menjadikan Bete sebagai jemaatnya tapi Alfredo cemburu.

Spread the love