081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Fakta Goguryeo, Kerajaan di River Where The Moon Rises

Fakta Goguryeo, Kerajaan di River Where The Moon Rises

Haidiva.com-Drama Korea berlatar belakang sejarah (saeguk) River Where The Moon Rises bakal tamat pada Selasa, 20 April 2021. Drakor ini mengambil kisah rakyat tentang jenderal tangguh Gogoryeo yang dulunya dianggap bodoh sebelum menikah dengan Puteri Pyeonggang, anak Raja Pyeongwon.

River Where The Moon Rises memang tak sepenuhnya kisah nyata. Ada beberapa modifikasi seperti latar belakang Ondal (Na Inwoo) yang digambarakan sebagai anak jenderal yang terbuang (Kang Haneul). Urutan anak Raja Pyeongwon yang tak otentik. Puteri Pyeonggang (Kim Sohyun) digambarkan sebagai anak pertama padahal dalam sejarah adalah bungsu.

Nyatanya, Kerajaan Goguryeo sendiri tak sepenuhnya identik dengan Korea Selatan. Bahkan pusat pemerintahannya adalah Pyongyang, ibukota Korea Utara sekarang.

Dikutip dari Worldhistory, inilah fakta menarik tentang sejarah Kerajaan Goguryeo.

Baca juga: Drama saeguk Na Inwoo selain River The Moon Rises

Peradaban sebelum masehi

Song Ilkoo, ayah kembar tiga Daehan Mingguk Manse, saat berperan menjadi Jumong

Goguryeo berdiri pada tahun 37 Sebelum Masehi hingga 668 setelah masehi. Kerajaan ini terkenal dengan kemeghan arsitektur bangunan, tata wilayah kota, hingga artefak seperti kuburan, lukisan, dan benda seni lainnya.

Didirikan oleh Jumong, kelak bergelar Raja Dongmyeong. Jumong merupakan pangeran dari Buyeo, sebuah kerajaan kuno di wilayah timur laut Cina. Ia melarikan diri setelah terlibat perebutan kekuasaan dengan pangeran lain.

Asal mula nama Korea

Arsitektur peninggalan Goguryo (depositphoto)

Meski kerajan terakhir dari Dinasti Joseon, Goguryeo menjadi cikal bakal nama Korea saat ini. Goguryeo sering disebut dengan Goryeo dan akhirnya bangsa luar menyebutnya dengan nama Korea untuk menjelaskan wilayah di semenanjung yang terbentang antara Manchuria hingga timur Mongolia.

Julukan Korea sudah ada sejak abad ke 5 Masehi. Meski wilayah yang dimaksud termasuk dua kerajaan kecil lain, Silla dan Baekje.

Baca juga: Tokoh sejarah di drama Korea Mr. Queen

Kerajaan militer yang agresif

Lukisan yang menggambarkan ekspansi tentara Goguryeo (the War Memorial of Korea )

Goguryeo awalnya terletak di tempat yang saat ini adalah Manchuria tengah dan selatan, serta Korea Utara. Lokasi tersebut bergunung-gunung dan tidak memiliki tanah yang subur. Karena tak dapat mencukupi kebutuhan pangan rakyatnya, Goguryeo menyerang dan menguasai kerajaan-kerajaan tetangga.

Kegiatan militer yang agresif membuat Goguryeo menjadi kerajaan terbesar di Semenanjung Korea pada era tiga negara. Setelah menguasai, kerajaan ini mempertahankan desentralisasi pemerintahan lewat suku-suku dengan kewajiban upeti kepada pemerintahan pusat yang dikuasai oleh keturunan asli Goguryo.

Jatuh karena aliansi Kerajaan Silla dan Dinasti Tang

Lukisan yang menggambarkan peperangan dengan dinasti Tang (Pbase)

Militer agresif membuat Goguryeo banyak musuh. Namun ternyata internalnya pun terjadi perang saudara setelah meninggalnya Raja Yeongyang, saudara Puteri Pyeoggang. Adik Raja Yeongyang, Raja Yeongyu, dikudeta oleh Perdana Menteri Yoen Gaesomun.

PM Yoen ini kemudian menempatkan Raja Bojang, keponakan Yeongyang dan Yeongyu, sebagai pemimpin boneka di Goguryeo. Konflik perebutan kekuasaan inilah yang menjadi celah bagi koalis Tang dan Silla untuk mengalahkan Goguryeo.

Baca juga: Fakta menarik Pangeran Philip, pewaris tahta Yunani yang menikah dengan Ratu Inggris

Kebangkitan Goguryeo

Artefak Goguryo di Korea Utara (Agencia)

Setelah runtuh, orang Goguryeo memulai gerilya melawan Dinasti Tang dan Kerajaan Silla. Mereka berulang kali mendirikan kerajaan-kerajaan kecil. Hingga tahun 918, seorang keturunan kerajaan Goguryeo bernama Wang Geon mendirikan Goryeo dan mengklain sebagai pewaris sah.

Wang Geon kemudian mampu menyatikan tiga kerajaan, termasuk Silla dan Baekje. Goryeo memimpin semenanjung Korea hingga 1392. Kerajaan Goryeo berakhir setelah dikudeta jenderalnya sendiri, Yi Seong-gye. Kelak ia menjadi pendiri Kerajaan Joseon dengan nama Raja Taejo.

Kontroversi Korea dan Cina

Goguryeo terletak di Korea Utara, sebagian Cina, sebagian kecil Korea Selatan

Karena wilayahnya terletak di Cina dan Semenanjung Korea, sejarah Goguryeo diperebutkan oleh dua negara tersebut. Sejak tahun 2002, Pemerintah Cina mendanai proyek untuk memulihkan sejarah mereka. Menurut Pemerintah Cina, etnis apapun yang pernah tinggal di wilayah mereka merupakan bagian dari sejarah dan warisan kebudayaan Cina.

Ini memicu protes di Korea hingga akhirnya Pemerintah Cina berjanji tidak akan memasukkan Goguryeo di buku sejarah Cina. Meski di kalangan pemerintahan sudah mendingin, namun perebutan warisan sejarah dan budaya Goguryeo masih menjadi polemik bagi masyarakat Korea dan Cina hingga sekarang.

Spread the love