Empat Pola Relasi Suami Istri, Kamu yang Mana?

Haidiva.com-Setiap rumah tangga mempunyai pola masing-masing, tidak bisa disamakan satu sama lain. Pola tetangga cocok belum tentu bila diterapkan di rumah kita sendiri. Ternyata, ada empat pola besar hubungan suami istri dalam relasi rumah tangga menurut pasangan akademisi Letha Dawson Scanzoni dan John Scanzoni (1981).

Pola Perkawinan Owner Property

Dalam pola hubungan suami istri ini, kedudukan perempuan dalam relasi perkawinan ini diibaratkan sebagai uang atau barang berharga lainnya milik suami seutuhnya. Istri harus patuh kepada suami dalam segala hal. Tugas istri adalah untuk membahagiakan dan memenuhi keinginan suami. Istri harus mendidik anak-anak sehingga dapat membawa nama baik suami. Kebahagian istri diabaikan sepanjang itu bertentangan dengan kebutuhan atau keinginan suami.

Pola Perkawinan Head Complement

Posisi perempuan di pola hubungan suami istri ini sebagai pelengkap laki-laki. Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan keluarga dilakukan secara bersama-sama antara suami dan istri tetapi keputusan tetap di tangan suami. Perbedaan dengan pola sebelumnya adalah istri mempunyai hak berpendapat sedangkan di owner property istri tidak mempunyai hak berpendapat.

Pola Perkawinan Senior-Junior Partner

Kedudukan perempuan di pola hubungan suami istri di sini seperti teman dengan strata yang berbeda. Istri ikut berkonstribusi dalam proses pengambilan keputusan sepanjang itu tidak bertentangan dengan kebutuhan suami. Istri memiliki kebebasan berkarier dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi namun status sosialnya masih ditentukan oleh suami.

Pola Perkawinan Equal Partner

Pola perkawinan ini mendudukkan posisi suami dan istri pada posisi yang setara, tidak ada yang lebih rendah maupun tinggi. Dalam pola hubungan suami istri ini, perempuan mempunyai hak dan kewajiban di ranah publik dan domestik rumah tangga, begitu pula suami. Tidak masalah istri mempunyai gaji yang lebih tinggi atau suami yang lebih banyak mengerjakan urusan domestik selama itu adalah kesepakatan bersama antara dua belah pihak.

Haidiva sepakat tidak ada larangan pasangan suami istri untuk memilih pola hubungan suami istri yang ideal untuk rumah tangganya. Namun satu yang pasti, setiap pilihan pola hubungan ada konsekuensi. Mengeluh tanpa mengubah hanya menjadi sesuatu yang mubazir. (ndr)