081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Beauty 3.0, Standar Kecantikan di Era Media Digital

Beauty 3.0, Standar Kecantikan di Era Media Digital

Haidiva.com-Seiring dengan perkembangan media digital, konsep dan standar kecantikan pun berubah. Inilah yang disebut dengan beauty 3.0 atau era kecantikan generasi ketiga.

Kecantikan generasi 3 adalah standar kecantikan yang ditentukan dengan menggabungkan wajah manusia dengan augmented reality dan virtual reality. Disadur dari Marie Claire, beauty 3.0 muncul seiring dengan perkembangan Metaverse. Misalnya, filter Instagram yang mengubah pipi menjadi merah jambu merupakan hasil AI yang disukai pengguna di akhir tahun 2022

Menurut penelitian tahun 2022 dari Razorfish dan VICE Media Group, lebih dari separuh gamer Gen Z melaporkan merasa menjadi diri sendiri saat di dunia online dibandingkan saat bertemu langsung. Setidaknya 60 persen Gen Z percaya bahwa penampilan secara online lebih penting daripada perilaku mereka secara langsung.

Baca juga: Beauty privilege, hak istemewa orang cantik

Mempengaruhi kesehatan mental

media self

Standar kecantikan generasi tiga mempengaruhi penerimaan perempuan atas tubuh dan wajah mereka sendiri. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa Instagram beracun bagi perempuan, membuat mereka merasa lebih buruk tentang tubuh mereka. Penggunaan filter memunculkan standar estetika yang sulit dicapai di dunia nyata.

“Kemunculan media sosial telah memungkinkan orang menampilkan versi diri mereka yang telah diedit dan palsu ini kepada khalayak luas dan kemudian berlomba-lomba mencari validasi lewat persetujuan netizen,” kata Sophia Choukas-Bradley, Ph.D. , seorang psikolog klinis berlisensi dan direktur Lab Remaja dan Dewasa Muda di University of Pittsburgh

Di sisi lain, kecantikan yang ditampilkan media sosial orang lain bisa menyebabkan perasaan buruk bagi orang lain. Manusia umumnya membandingkan diri mereka dengan orang lain. Penampilan yang menarik dan terlihat cantik dengan filter yang sulit dideteksi akan menyebabkan perasaan rendah diri.

Baca juga: Ide bisnis di bidang kecantikan

Kian konsumtif

Di penghujung tahun 2022, aplikasi edit foto dan video bernama Lensa AI viral di media sosial. Lensa menggunakan alat pembelajaran mesin untuk menghasilkan potret selfie dengan wajah yang diinginkan. Mengejutkannya, aplikasi edit gambar ini tidak gratis.

Pada tahun 2020, CNN menyebutkan jumlah perawatan dermatologis dan intervensi bedah wajah dirancang untuk meniru efek filter media sosial. Perempuan muda berkonsultasi dengan dokter mereka dengan harapan mencapai “wajah Instagram” —tampilan tulang pipi kecil-hidung-besar-besar yang homogen yang dimanifestasikan oleh filter AR di layar.

Dendy Engelman, MD , seorang dokter kulit bersertifikat dewan New York, memberi tahu bahwa pasiennya membawa foto mereka yang telah diedit. Mereka memintanya melakukan operasi plastik agar mirip seperti filter yang digunakan. Engelman sempat menentang karena keinginan pasien terlihat implusif dan standar filter ada kemungkinan untuk berubah.

“Pasien marah, tapi ini cara yang benar untuk menyadarkan mereka,” kata Engelman.

Beauty 3.0 menambah porsi produk kecantikan tak hanya perawatan kulit maupun perias wajah. Standar meunculkan keinginan untuk mengubah bentuk agar sesuai dengan tampilan filter media sosial.

Spread the love