081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

75% Perempuan Alami Depresi, Ketahui Jenisnya

75% Perempuan Alami Depresi, Ketahui Jenisnya

Haidiva.com-Perempuan rentan mengalami depresi. Survei menyebutkan 75 persen perempuan mengalami stres dari yang ringan sampai berat. Karena itu, Kamu perlu tahu cara jenis depresi yang dialami perempuan agar tahu mengatasinya.

Setiap tahunnya, jumlah penderita masalah kesehatan mental di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) melakukan survei kepada 14.988 responden selama periode 3 tahun dari 2020 hingga 2022. Dengan persentase responden perempuan mencapai 75,8%. Dari jumlah tersebut, 75% di antaranya mengalami masalah psikologis.

Rentang usia responden terbanyak adalah antara 20 hingga 30 tahun dengan jumlah 9.286 responden. Melalui kuesioner swaperiksa yang lebih spesifik dalam mendeteksi dini depresi, terungkap bahwa dari 6.044 responden, sebanyak 72,9% terdeteksi mengalami depresi, dan 52% di antaranya merespon dengan keinginan untuk melukai diri sendiri, bahkan mengalami keinginan untuk bunuh diri.

Baca juga: Awas suicide contagion, tindakan bunuh diri bisa menular

Dikutip dari laman NIMH, inilah jenis depresi yang dialami perempuan

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Sindrom pramenstruasi, atau PMS, memicu perasaan murung dan lekas marah pada hari-hari sebelum menstruasi. Ini wajar, dan gejalanya biasanya ringan. Tetapi ada bentuk PMS yang kurang umum dan lebih parah yang disebut gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD). PMDD adalah kondisi serius dengan gejala penonaktifan seperti lekas marah, marah, suasana hati tertekan, sedih, pikiran untuk bunuh diri, perubahan nafsu makan, kembung, nyeri payudara, dan nyeri sendi atau otot.

Postmentrual Syndrome

Perempuan cemas (pixabay.com/Kat Jayne)

Sindrom pasca-mentruasi muncul ketika pembuahan tidak berhasil. Gejala sindrom pasca menstruasi dapat dibedakan menjadi dua, fisik dan psikologis. Gejala psikologis seperti perubahan suasana hati dan kecemasan dan mungkin menampilkan diri mereka sebagai lekas marah, marah, atau menangis. Sedangkan fisik bisa muncul sebagai nyeri di area perut, persendian, punggung dan leher, atau sebagai sakit kepala dan nyeri saat berhubungan seks.

Baca juga: Ketahui postmentrual syndrome, depresi setelah menstruasi

Depresi Perinatal (prenatal dan post partum)

Hamil memang tidak mudah. Perempuan hamil biasanya mengalami mual di pagi hari, penambahan berat badan, dan perubahan suasana hati. Merawat bayi yang baru lahir juga menantang. Banyak ibu baru mengalami “baby blues”—istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan suasana hati ringan dan perasaan khawatir, tidak bahagia, dan kelelahan yang terkadang dialami banyak ibu dua minggu pertama setelah melahirkan. Perasaan ini biasanya berlangsung satu atau dua minggu dan kemudian hilang saat ibu bisa menyesuaikan diri.

Namun, ada yang lebih parah daripada baby blues, disebut perinatal depresion. Kata “perinatal” mengacu pada waktu sebelum dan sesudah kelahiran seorang anak. Depresi perinatal termasuk depresi yang dimulai selama kehamilan (disebut depresi prenatal) dan depresi yang dimulai setelah bayi lahir (disebut depresi postpartum). Ibu dengan depresi perinatal mengalami perasaan sedih, cemas, dan lelah yang luar biasa yang mungkin menyulitkan mereka untuk melakukan tugas sehari-hari, termasuk merawat diri sendiri, anak baru mereka, atau orang lain.

Baca juga: Depresi bisa sebabkan filicide altruistik, membunuh anak karena cinta

Depresi Perimenopause

Perimenopause (transisi menuju menopause) adalah fase normal dalam kehidupan perempuan yang terkadang penuh tantangan. Perempuan yang mengalami perimenopause akan menghadapi menstruasi yang tidak normal, masalah tidur, perubahan suasana hati, dan hot flashes. Meskipun gejala-gejala ini umum terjadi, perasaan tertekan sering kali dialami. Mereka akan lekas marah, cemas, sedih, atau kehilangan kesenangan pada saat transisi menopause.

Depresi memengaruhi setiap perempuan secara berbeda

Tidak setiap perempuan yang mengalami depresi mengalami setiap gejala. Beberapa hanya mengalami sedikit gejala sedangkan yang lain banyak. Tingkat keparahan dan frekuensi gejala, dan berapa lama berlangsung, akan bervariasi tergantung pada individu dan tingkat keparahan penyakitnya.

Karena itu, jika depresi sudah mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan mengganggu kenyamanan orang lain, segera minta bantuan psikolog atau psikiater. Cari tahu pemicunya terlebih dahulu dan dukungan keluarga dan kerabat terdekat sangat diperlukan oleh perempuan yang mengalami depresi.

Spread the love

2 thoughts on “75% Perempuan Alami Depresi, Ketahui Jenisnya

  1. Sebelum Operasi Mata, Ini Persiapan untuk Lasik
    Agustus 2, 2023 at 12:14 pm

    […] Baca juga: Jenis depresi pada perempuan […]

  2. Alasan Mengapa Orang Sering Menggoyangkan Kaki saat Duduk
    Desember 4, 2023 at 9:51 am

    […] Baca juga: Jenis depresi pada perempuan […]

Comments are closed.