Haidiva.com-Anak artis Aurel Hermansyah menikah dengan Youtuber Atta Halilintar pada Sabtu, 3 April 2021. Banyak informasi menarik hadir dalam akad nikah, salah satunya busana penuh arti yang digunakan oleh Krisdayanti, ibu dari Aurel Hermansyah.
Busana yang digunakan Krisdayanti kental dengan adat Jawa yang mempunyai arti doa dan dukungan untuk pasangan pengantin. Dikutip dari berbagai sumber, ini arti busana Krisdayanti saat menghadiri akad nikah Aurel dan Atta Halilintar.
Sanggul bangun tulak
Krisdayanti menggunakan sanggul jenis bangun tulak. Dikutip dari jurnal berjudul, “Makna Filosofi dan Fungsi Tata Rias Pernikahan Jawa Di Daerah Surakarta“, sanggul bangun tulak berbentuk seperti kupu-kupu dan ada bunga melati yang dirangkai dan dipasang di bagian bawah sanggul. Bunga melati tersebut berbentuk kupu-kupu dan rambut di atas telinga berbentuk sanggaran.
Baca juga: Resep skincare ala putri keraton, patut dicoba untuk persiapan nikah
Sanggul bagun tulak ini melambangkan kehendak calon keluarga pengantin yang berusaha menghindari bahaya. Hal ini dilambangkan dengan calon pengantin yang berusaha menolak bahaya yang mungkin datang. Makna bangun tulak adalah suatu permohonan keselamatan dari para kerabat pengantin (Slamet Ds, 1990: 41)
Kebaya kutu baru
Kebaya kutu baru ditandai dengan kain yang menghubungkan bagian kanan dan kiri kebaya. Busana klasik kutu baru yang dikenakan Krisdayanti merupakan rancangan dari desainer ternama, Anne Avantie.
“Ini adalah kebaya dan kain persembahan Anne Avantie. Kebayanya klasik dan kain (batik) parang ini juga ada filosofinya,” kata Krisdayanti.
Secara keseluruhan, kebaya mempunyai makna bagi perempuan Jawa untuk bisa beradaptasi, luwes, lemah lembut, sabar, dan mandiri menjaga diri sendiri. Sementara kutu baru yang posisinya ada di dada diharapkan untuk dapat menjaga hati bagi pemakaianya.
Baca juga: Cantiknya kebaya Didiet Maulana, langganan lamaran dan nikahan artis
Kain batik parang kusuma
Dikutip dari Tumpi.id, batik parang memiliki kandungan arti sebuah pesan bahwa sebagai manusia hendaknya tidak pernah menyerah dalam mengarungi kehidupan. Penciptaan parang terinspirasi dari bentuk ombak di samudra yang tak pernah lelah untuk bergerak. Satu-satunya motif parang yang boleh digunakan dalam upacara pernikahan adalah parang Kusuma.
Motif batik parang yang saling berkesinambungan, menggambarkan jalinan hidup yang tidak pernah putus. Krisdayanti seolah berdoa agar kedua pasangan konsisten memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan, maupun dalam menjaga hubungan suami istri.
“Kain parang itu tidak pernah putus silaturahim keluarga yang saling mengikat jadi ini adalah warna yang udah turunan yang disampaikan keluarga,” kata Krisdayanti.