081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Versi RSUD Jombang dan Keluarga tentang Bayi Meninggal Terjepit

Versi RSUD Jombang dan Keluarga tentang Bayi Meninggal Terjepit

Haidiva.com-Ramai di media massa dan media sosial tentang RSUD Jombang tentang bayi meninggal terjepit. Kepala bayi tersebut terjepit selama 10 menit hingga meninggal. Rumah sakit kemudian memisahkan kepala jenazah bayi kemudian dijahit setelah seluruh badan berhasil dikeluarkan.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 28 Juli 2022. Berdasarkan akun twitter @mindesiyaa, bayi itu kemudian diberi nama Cahaya Rembulan. Bulan lahir dari pasangan Yopi WIdianto (26 tahun) dan Rohma Roudlotul Janah (29 tahun).

Pihak keluarga menyayangkan perlakuan dari RSUD Jombang yang tak mengikuti rujukan Puskesmas untuk dilakukan persalinan sesar. Sedangkan RSUD Jombang mengatakan tindakan mereka sudah sesuai prosedur. Dikumpulkan dari berbagai sumber, inilah versi RSUD Jombang dan keluarga pasien.

Keluarga Pasien

Radar Jombang

Yopi Widianto menceritakan bahwa istri awalnya dilarikan ke Puskesmas Sumobito pada pukul 08.00 WIB. Kemudian Puskesmas merujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Jombang karena mesti dilakukan secara sesar. Apalagi selama ini, Rohma punya masalah di gula darah sehingga bayinya besar dan perlu dilakukan secara sesar.

Baca juga: Kesehatan ibu dan bayi, hulu pembangunan SDM

Bersama pihak puskesmas, pasangan ini kemudian sampai ke Rumah Sakit pukul 10.30 dengan tujuan melakukan operasi. Pada pukul 15.30, Rohma sudah bukaan 7 dan 16.30 WIB ketuban telah pecah.

Satu jam kemudian, persalinan dimulai. Kepala bayi sudah keluar tetapi badan tidak bisa dikeluarkan karena terjepit pinggul atau jalan rahim. Setelah 10 menit, bayi kemudian meninggal dan terpaksa dilakukan pemotongan leher untuk mengeluarkan jenazahnya.

“Padahal saya sudah meminta dokter untuk melakukan operasi sesar, tapi tidak dituruti. Itu yang saya sesalkan,” kata Yopi.

RSUD Jombang

Suara.com

Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Jombang dr Vidya Buana mengatakan kondisi ibu mengalami komplikasi kehamilan ditandai tekanan darah tinggi. Tim medis kemudian melakukan observasi setelah Rohma masuk ke rumah sakit.

Baca juga: Kisah bayi dilahirkan setelah embrionya dibekukan selama 27 tahun

Hingga akhirnya memasuki kondisi ibu sehat kemudian masuk fase aktif sehingga dilakukan secara persalinan normal. Bahkan kepala janin sudah masuk panggul sehingga tim kemudian melakukan konsultasi dengan dokter spesialis obgyn. Vidya mengatakan bahkan menurunkan tiga dokter untuk menangani ini.

Karena kepala bayi telah keluar tetapi macet 10 menit hingga menyebabkan kematian, pihak rumah sakit kemudian memprioritaskan keselamatan ibu. Karena jika dibiarkan, berpotensi pada nyawa ibu dan bisa menyebabkan robeknya jalan rahim.

“Pemisahan kepala dilakukan saat bayi sudah meninggal. Setelah itu dijahit kembali,” kata Vidya.

Vidya mengatakan persalinan sesar tidak dilakukan karena kondisi ibu dinyatakan baik secara medis. Pembukaan jalan lahir sudah lengkap bahkan kepala bayi sudah lahir, karena itu dilakukan persalinan normal.

Spread the love