081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Tak Hanya Jasmine, Puteri Arab Dobrak Stigma

Tak Hanya Jasmine, Puteri Arab Dobrak Stigma

Haidiva.com-Masih ingat film live action Aladdin? Film yang diputar tahun kemarin ini mempunyai akhir yang berbeda dengan versi kartunnya. Di versi kartun, Aladdin lah yang meneruskan tahta mertuanya sebagai Sultan. Sedangkan di versi live action, tahta diturunkan kepada Jasmine karena dia anak tunggal Sultan bukan Aladdin.

Kisah Jasmine mendobrak tradisi dan stigma bahwa yang hanya  berhak menjadi Sultan adalah penerus laki-laki. Kali ini, Haidiva akan memaparkan kisah-kisah puteri Arab yang membuktikan kemampuannya pada dunia meski tak harus menjadi raja.

Salma Bint Abdullah, Puteri Kerajaan Yordania

aljazeera.com

Salma menjadi perempuan pertama yang menyelesaikan pelatihan pilot militer. Anak ketiga Raja Abdullah dan Ratu Rania ini disematkan logo ‘wings’ olah ayahnya sendiri, menjadi tanda telah menyelesaikan pendidikannya pada 8 Januari 2020.

Salma yang masih berusia 19 tahun ini terkenal pekerja keras. Profesinya sebagai pilot militer berarti mengikuti jejak ayah,  kakak laki-lakinya, serta kakeknya, Raja Hussein, dan beberapa paman.

Baca juga: Perempuan izinkan berhaji tanpa dampingan laki-laki

Aisha Bint Hussein, Puteri Kerajaan Yordania

en.wikipedia.org

Sebelum Salma, Puteri Aisha, adik Raja Abdullah sekaligus anak Raja Hussein, pemimpin Yordania saat itu, menjadi perempuan militer pertama di timur tengah. Aisha lulus dari akademi militer tahun 1987. Aisha lulus pendidikan militer dan bertugas sebagai tentara Yordania di usia 21 tahun. Aisha kemudian meningkatkan kariernya sebagai pasukan khusus Yordania. 

Saat ini, Aisha mempunyai jabatan sebagai Mayor Jenderal dan dikenal sebagai pakar strategi militer. Dia sering melancong ke luar negeri untuk menyuarakan isu-isu kesetaraan dan peran perempuan di militer.

Reema Bint Bandar al Saud, Puteri Kerajaan Arab Saudi

emirateswoman.com

Puteri Reema adalah perempuan yang menjadi Duta Besar pertama Arab Saudi. Dia bertugas di Amerika Serikat sejak Fabruari 2019. Reema sendiri dikenal sebagai pengusaha perempuan sukses di bidang fesyen. Reema mendorong perempuan bekerja dengan cara membuat kebijakan seperti penyediaan transportasi bagi pekerja perempuan, jasa penitipan anak, dan membebaskan perempuan untuk memilih pakaian di tempat kerja.

Reema memperluas perannya untuk menolong perempuan Arab Saudi dengan membuka jasa konsultasi kesehatan mental dan kanker payudara untuk perempuan. Ia menggunakan stadium olah raga untuk kampanye kesehatan mental. Inilah cikal bakal kebijakan Raja Salman yang memperbolehkan perempuan masuk ke stadion olah raga.

Haifa Bint al Muqrin, Puteri Arab Saudi

ajelen.com

Haifa al Muqrin ditunjuk sebagai perwakilan Arab Saudi di UNESCO, badan PBB yang bergerak di bidang pendidikan dan anak-anak pada pekan kedua Januari 2020. Inilah kali pertama Arab Saudi menunjuk perempuan sebagai perwakilannya di badan internasional.

Haifa dikenal sebagai pakar ekonomi pembangunan. Sebelumnya, Haifa menjabat sebagai kepala bagian di Kementerian Ekonomi dan Perencanaan Pembangunan yang fokus menangani Suistanable Development Goals.

Diva, semoga cerita para puteri ini semakin memberi peluang bagi perempuan-perempuan di Timur Tengah untuk menunjukkan keahliannya.

Spread the love

One thought on “Tak Hanya Jasmine, Puteri Arab Dobrak Stigma

  1. Kisah Ustadzah yang Dobrak Tradisi di Kenya
    Mei 4, 2020 at 1:31 pm

    […] Baca: Puteri Arab Pendobrak Stigma […]

Comments are closed.