081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Sisi Lain Puteri Anak Indonesia Budaya, Jago Menembak

Sisi Lain Puteri Anak Indonesia Budaya, Jago Menembak

Haidiva.com – Karina Aliya Afandi, Puteri Anak Indonesia Budaya 2022 nyatanya punya hobi yang menantang. Meski hobi yang disukai Karina ini memerlukan mental dan memicu adrenalin tinggi, namun remaja kelahiran 29 Januari ini telah menekuni olahraga menembak sejak enam tahun silam. 

Terbukti saat ditemui oleh awak media di Lapangan Tembak Polda Jatim, Karina berhasil menarik pelatuk pistol dan bidikan tepat menuju papan target. 

Tertarik Olahraga Menembak Sejak Kecil

Puteri Anak Indonesia Budaya 2022, Karina Aliya Afandi mengenal olahraga menembak sejak usia 6 tahun.

Dibalik pembawaan Karina yang kalem, ternyata gadis cilik yang juga pernah menjuarai Puteri Anak Jawa Timur Pariwisata 2022 ini hobi olahraga menembak. Karina kerap menghabiskan waktu dengan latihan menembak bersama sang ayah, yang juga atlet olahraga menembak, Leo Christian Afandi.

Faktanya Karina melatih kemampuan tersebut sejak enam tahun silam. Tak ayal saat ini meski baru menginjak usia 12 tahun, namun Karina piawai dalam menggunakan senjata jenis pistol tersebut. 

“Karena papa hobinya menembak, papa sudah kelas nasional. Karina melihat papa kok merasa asyik juga, jadi sejak kecil sudah diajarin papa untuk latihan tembak tiap Hari Sabtu. Itu dari umur 6 tahun,” terang Karina saat latihan menembak, Sabtu 17 Desember 2022.

Olahraga Menembak, Jadi Bonding Karina dan Ayah 

Karina bersama sang ayah, Leo Christian Afandi yang juga atlet olahraga tembak.

Tentunya kegiatan ini meningkatkan bonding antara Karina dan sang Ayah, Leo Christian Afandi. Leo sapaan akrabnya mengaku jika ia selalu mengajak Karina ke lapangan setiap akhir pekan dan berlatih selama 45 menit. 

Momen kebersamaan ini tentu sangat dimanfaatkan oleh Leo, karena bisa meluangkan waktu bersama mengingat aktivitas yang padat keduanya, apalagi Karina saat ini juga banyak kegiatan diluar menjalankan tugas Puteri Anak Indonesia Budaya. 

“Sejak kecil saya kenalkan dan kebetulan dia interest. Kalau untuk sampai mengikuti kejuaraan pun masih perlu waktu. Karena faktor waktu sekolah yang kurang mencukupi, apalagi sekarang Karina baru memenangkan kontes Puteri Anak Indonesia Budaya, jadi banyak sekali undangan. Ya.., hari ini syukur bisa olahraga kembali,” ujarnya.  

Selalu Ikuti Prosedur Keamanan

Karina selalu mengikuti arahan pelatih dan rajin mengasah keterampilan menembak tiap akhir pekan.

Tak bisa dipungkiri jika olahraga menembak terkesan berbahaya. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ayah Karina. Menurutnya olahraga ini memang berbahaya jika tidak mengerti prosedur penggunaan.

“Olahraga menembak memang berbahaya kalau tidak mengerti akan prosedur penggunaan dan tidak mengerti bahaya penggunaan senjata api. Jadi dua poin ini sangat penting,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Bendahara Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin).

Maka dari itu Leo mengenalkan penggunaan senjata api secara aman pada Karina. Sehingga menurutnya bahayanya bisa dikatakan zero accident.

Jadi Alternatif Mengurangi Penggunaan Gawai 

Karina mengaku olahraga menembak bisa menjadi kegiatan positif untuk mengurangi penggunaan gawai.

Pada kesempatan itu, Karina pun mengaku saat memegang pistol terkadang merasa kelah karena berat pistol yang cukup berat . Apalagi kala bidikan gagal menembus sasaran, maka ia harus mengulanginya kembali. Namun hal itu malah menjadi tantangan tersendiri bagi gadis cilik kelahiran kota pahlawan ini. 

“Karina tertantang untuk melakukan second round biar dapatnya di tengah,” celetuknya. 

Ia pun menambahkan selain ada permainan tradisional yang mampu melatih fisik , olahraga menembak ini juga dapat menjadi alternatif kegiatan dan pengalaman baru, khususnya agar tidak kecanduan gawai. 

Setuju dengan pendapat Karina, sang ayah sangat mendukung talenta putrinya dalam segala bidang. Termasuk ketika ia mencoba mengenalkan olahraga menembak kepada Karina. Leo menuturkan jika kemajuan zaman seperti ini, tentu banyak orang yang tak bisa lepas dari gawainya bahkan kecanduan. 

“Karena sudah kena gadget, game dan lain-lain jadi konsentrasi akan menjadi berkurang. Jadi olahraga ini salah satu sarana untuk mengembalikan fokus konsentrasi tersebut,” kata bapak dua anak tersebut.

Manfaat Olahraga Menembak, Melatih Fokus Hingga Kesabaran

Karina dan keluarga latihan menembak setiap akhir pekan.

Meski bukan olahraga yang populer, menembak memiliki banyak manfaat untuk kesehatan yang tak kalah dari olahraga lainnya. Manfaat olahraga menembak dapat menyehatkan jasmani dan rohani bagi yang menjalankannya. 

Kegiatan ini pun diamini oleh Ayah Karina. Dijelaskan Leo jika menembak dapat dijadikan sarana untuk meredakan stres hingga meningkatkan fokus. Tentu menurutnya olahraga yang satu ini juga melatih ketenangan, konsentrasi, dan kesabaran.

Disamping itu, Ayah Karina menuturkan jika sebaiknya orang tua mengenalkan olahraga sejak dini karena banyaknya manfaat yang diperoleh. Hal ini tentu peran orang tua adalah mengarahkan sesuai karakter anak. 

“Olahraga harus senang. Terutama bagi anak usia kurang dari 15 tahun. Untuk menarik interest anak, kenali sifat dan interest anak kita, lalu mengetahui karakter olahraga dan kegiatan lainnya. Aktivitas ini kemudian dikenalkan. Orang tua harus mengerti, tidak boleh asal memerintah dan menyuruh ikut,” tuturnya.

Diakhir perbincangan, Ayah Karina mengatakan jika olahraga menembak ini bisa diikuti oleh semua usia bahkan hingga sampai umur 80 tahun. Karena menurutnya tidak diperlukan fisik yang terlalu seperti olahraga lain, terpenting fokus dan menguasai teknik.

Spread the love