081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Sharenting: Pertanyaan Sebelum Unggah di Media Sosial

Sharenting: Pertanyaan Sebelum Unggah di Media Sosial

Haidiva.com-Sharenting, berbagai pola asuh anak menjadi tren di media sosial belakangan ini. Kisah lucu hingga mengharukan tentang membesarkan anak bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Ini adalah fenomena yang normal.

Tapi ingat, jangan berlebihan karena akan mengganggu privacy anak. Apalagi, banyak sharenting yang berujung pada bullying karena pola asuh yang berbeda dengan orang tua lain atau kondisi anak yang dianggap tak semenarik postingan.

Kisah Daddy Of Five, sepasang ayah ibu berbagi video “mengerjai” anak-anak mereka, ternyata dianggap pelecehan. Orang tua ini akhirnya kehilangan hak asuh atas dua anak mereka. Atau kasus bodyshaming yang ditujukan kepada anak Shandy Aulia karena dianggap terlalu kurus untuk bocah seusianya.

Kasus-kasus tersebut adalah contoh kalau “berbagi” bisa menjadi sangat salah. Ingatlah, tidak ada online yang sepenuhnya pribadi, dan semuanya permanen. Sebagai orang tua, Kamu dapat menggunakan pengaturan privasi. Jawab dulu pertanyaan berikut sebelum hendak melakukan sharenting.

Baca juga: Youtuber dan selebgram anak, eksploitasi atau kembangkan hobi?

Mengapa kamu mesti membagikannya?

Ini mungkin pertanyaan yang paling penting untuk ditanyakan. Karena ini bukan informasi tentngmu, melainkan informasi anakmu. Kamu harus memiliki alasan yang baik sebelum mengirim konten ke dunia maya. Biasakan bertanya pada diri sendiri sebelum memposting.

Apakah Kamu ingin seseorang membagikan informasi tentangmu?

Pertanyaan ini tidak selalu menjadi barometer yang sempurna. Kamu mungkin seorang ekstrovert yang senang berbagi. Tapi bagaimana kalau anakmu ternyata seorang introvert yang suka menyendiri?

Jika Kamu akan kecewa jika orang tuamu membagikan fotomu telanjang di pispot, mungkin Kamu tidak boleh berbagi foto yang sama tentng anakmu. Jika si kecil cukup besar untuk bisa ditanyai, tanyakan dan mintai izin mereka.

Baca juga: Anak Shandy Aulia dianggap kurang gizi, begini kata pakar

Mungkinkan postingan itu akan memeprmalukan anakmu di masa depan?

Girl season – copyspace

Memang, itu bagian dari deskripsi pekerjaan orang tua untuk meledek anak-anak kita. Tapi itu bukan berarti boleh diceritakan kepada orang lain, teman atau pacar mereka kelak.

Apakah ada orang lain yang seharusnya tak melihat anakmu sekarang atau masa depan?

(Deposit Photos)

Orang lain yang dimksud adalah calon atasannya kelak, pedofil yang mengincar anak, panitia penerimaan sekolah, panitia CPNS mungkin. Jika jawabannya ya, jangan dibagikan.

Paham, itu mungkin kedengarannya ekstrem tapi bisa saja terjadi. Jika apa yang Kamu posting ternyata mengganggu masa depannya, sebaiknya jangan.

Apakah ini sesuatu yang diinginkan menjadi jejak digital anakmu?

Anak di Instagram dan Youtube, Eksploitasi atau Kembangkan Hobi?
Ryan Toys, Youtuber Anak Terkaya di Dunia

Ingatlah, jejak digital sangatlah sulit dihilangkan. Pikirkan tentang itu. Kamu mungkin ingin anak Anda tampil cerdas, berperilaku baik, rajin, baik hati, dan sukses, bukan? Apakah sesuatu yang Kamu unggah membantu atau justru menghalanginya? Coba menjadi lebih bijak.

Spread the love