081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Seperti Apa Sih Perempuan Kuat Itu ?

Seperti Apa Sih Perempuan Kuat Itu ?

Apa yang ada di pikiranmu ketika mendengar kata “perempuan kuat” atau “perempuan hebat”?, Pasti sangat banyak jawaban yang berbeda–beda atas pertanyaan tersebut. Ya, itu wajar karena setiap orang memiliki sudut pandangnya sendiri terhadap suatu hal.

Saya pun begitu. Dulu, ketika masih kecil, saya berpikiran bahwa perempuan kuat adalah meraka yang mampu melakukan hal–hal unik atau memiliki kekuatan super yang tidak bisa dilakukan dan dimiliki kebanyakan perempuan atau ibu pada umumnya. Seperti di film–film kartun yang sering saya lihat, seperti Wonder Woman dengan kehebatan bertarungnya, Black Canary dengan teriakan ultrasonic-nya, Kitty Pryde dan lain–lain.

Saat mulai menginjak sekolah menengah pertama (SMP), pemikiran saya berubah. Saya pikir perempuan kuat itu ketika perempuan tersebut mahir dalam bela diri, gymnastic, sepak bola, atau ketika dia bisa memainkan banyak lagu dengan gitar, dan berpenampilan tomboy atau kelaki–lakian.

Setelah saya mulai tumbuh menjadi remaja, dengan segala hal yang telah saya alami di masa–masa sekolah menengah atas (SMA) hingga di tahun pertama saya kuliah, arti “perempuan kuat” atau “perempuan hebat” menurut saya bukan lagi mereka yang memiliki kekuatan super, mahir bela diri, berolahraga seperti lelaki atau berpenampilan tomboy. Tapi, mereka yang tidak mudah menangis di depan siapapun, mereka yang berani menjawab pertanyaan di depan kelas, mereka yang memiliki banyak teman (populer), disukai oleh banyak lelaki, bisa keluar rumah hingga larut malam apapun alasannya atau mereka yang bisa dengan mudah mengutarakan perasaan mereka kepada siapapun, kapanpun dan dimanapun.

Namun di umur yang sekarang, menginjak tahun ke empat kuliah, semua pemikiran saya tentang seperti apa “perempuan kuat” atau “perempuan hebat” ketika saya masih kecil sampai ada di tahun pertama kuliah saya berubah. Semuanya berbeda sekarang.

Walaupun yakin, pemikiran saya yang sekarang masih belum bisa dijadikan patokan kuat karena masih sangat panjang. Banyak pengalaman atau kejadian – kejadian di masa depan nanti yang pastinya akan mempengaruhi sudut pandang saya. Tapi cukup sampai detik ini saya pikir bahwa “perempuan kuat” atau “perempuan hebat” itu adalah perempuan yang dewasa, bukan dari berapa usianya, namun pemikiran dan tingkah lakunya.

Menjadi perempuan yang seperti itu berarti perempuan yang menyukai apa yang dia sukai tanpa berpikiran tentang gender, seperti tetap menyukai sepak bola, menggunakan celana basket kedodoran atau memakai rok pendek dan menyukai ballet tanpa peduli julukan tomboy atau girly girl. Ia memiliki percaya diri yang tinggi karena tahu ia mampu dan berharga.

Sangat mengerti tentang posisinya, entah sebagai mahasiswa di kampus, pendengar bagi sahabatnya, pegawai di kantor, ibu di rumah atau istri untuk suaminya. Ia  tahu bagaimana cara mengambil keputusan dengan tetap mengerti dan menghargai siapapun, seperti berani memutuskan untuk menikah atau tidak, memiliki anak atau adopsi tanpa peduli omongan orang, berani menyuarakan dan memperjuangkan hak serta keadilan dirinya dan perempuan lain.

Ia mencintai diri sendiri di tengah–tengah lingkungan yang melihat serta menilainya terlalu baik, buruk, cantik, jelek, kurus, gendut, bodoh, pintar. Menjadi perempuan yang seperti itu tidak malu untuk meminta maaf jika memang salah, memberi jika mampu, menangis bila terluka, pergi ke terapis jika butuh karena kuat atau hebat bukan berarti tidak terkalahkan, tapi tegar dan mandiri, mampu untuk bangkit serta selalu menyebar cinta dan kebaikan untuk siapapun, di manapun.

Karena menurut saya, menjadi “perempuan kuat” atau “perempuan hebat” itu bukan untuk menjadikan kita seseorang yang sulit dimengerti, egois, tidak sabaran atau tanpa aturan. Tapi menjadi bagian dari mereka membuat kita mengerti seberapa berharganya diri kita. Seberapa pentingnya diri kita terlepas dari urusan tentang feminisme, kita memang individu yang layak untuk dicintai dan mencintai, diakui dan mengakui, dihargai dan menghargai sebagaimana layaknya manusia yang tidak lagi dipandang sebelah mata atau diremehkan eksistensinya.

Bukan berarti kita tidak membutuhkan sosok seorang laki-laki atau bukan berarti pula kira membutuhkan laki-laki yang lebih kuat dari kita. Laki-laki yang kita butuhkan adalah “A man who is as driven as she is”, dia yang mau mengerti visi dan ambisi kita, mampu untuk mengimbanginya atau menuntunnya, memberinya ruang untuk sendiri namun bukan melepaskan.

Bagaimana saya bisa memiliki sudut pandang seperti ini? Itu muncul setelah banyak kejadian yang saya lihat, cerita yang saya dengar dari orang–orang di sekitar atau yang pernah saya alami sendiri salam hidup. Saya pikir semua itu merupakan pelajaran dan pengalaman yang sangat amat berharga dalam hidup, menjadikan saya pribadi yang terus belajar dan berubah menjadi lebih baik dan dewasa setiap harinya.

Jadi menurutmu, seperti apa sih “perempuan kuat” itu ?

Penulis: Huwaida Hasna

Peserta kompetisi “Lomba Menulis Artikel dengan Tema Strong Women” yang diadakan Haidiva.com dalam memperingati Hari Ibu.

Spread the love