081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Puteri Budaya Karina Ajak Lestarikan Permainan Tradisional

Puteri Budaya Karina Ajak Lestarikan Permainan Tradisional

Haidiva.com –Berkembangnya zaman dan teknologi, membuat beberapa permainan tradisional jarang lagi dimainkan anak-anak di Indonesia. Mereka cenderung memilih gawai, seperti smartphone, playstation, atau berbagai macam konsol modern.

Namun berbeda dengan anak-anak seusianya, Karina Aliya Afandi atau yang lebih akrab disapa Karina ini justru lebih suka memainkan permainan tradisional, seperti dakon, bekel, slebur-slebur, dan holahop. Tak ayal kecintaannya ini turut membawanya meraih prestasi menjadi Puteri Anak Indonesia Budaya 2022.

Terpilih Menjadi Puteri Anak Indonesia Budaya 2022 

Puteri Anak Indonesia Budaya 2022 Karina sedan bermain dakon bersama siswa di Sekolah Kristen Elyon.

Pada Bulan November lalu, remaja asal Surabaya ini meraih prestasi membanggakan dengan menyabet sebagai Puteri Anak Indonesia Budaya 2022 yang mengalahkan beberapa anak dari 16 provinsi di Indonesia. 

Dalam ajang tersebut, Karina memilih untuk mengampanyekan permainan tradisional agar tidak ditinggalkan di zaman serba modern seperti saat ini. Bukan tanpa alasan ia mengusung tema itu, lantaran permainan tradisional sudah melekat dari gadis yang kini menempuh Pendidikan di Sekolah Kristen Elyon Surabaya

Menurutnya, sejak kecil ia telah dikenalkan oleh sang ibu untuk bermain permainan tradisional, utamanya dakon yang paling difavoritkan. 

“Sejak kecil suka bermain permainan tradisional. Paling suka dakon, karena permainan dakon mengajarkan kita tentang ketekunan, ketepatan, kejujuran, berhitung, hingga kesabaran.” ujarnya saat mengampanyekan permainan tradisional di depan siswa Elyon Surabaya.

Fokus Kampanyekan Permainan Tradisional ke Sekolah

Karina mengenalkan Enggrang Batok Kelapa

Menjadi Puteri Anak Indonesia Budaya, tak ayal Karina bertugas mengkampanyekan permainan tradisional ke seluruh anak-anak di Indonesia terutama di sekolah-sekolah. Seperti yang tampak ia kenalkan diantaranya ada enggrang dari batok kelapa, holahop, bekel, dakon, dan lompat tali. Seluruh permainan yang akan ia kenalkan juga Karina berikan pula kepada pihak sekolah sebagai bagian dari kepeduliannya terhadap pelestarian permainan tradisional.

“Saya sangat tertarik untuk mengajak anak-anak di Indonesia untuk bermain permainan tradisional ini, agar tidak kecanduan dengan gadget,” ucapnya.

“Sebagai Puteri Anak Indonesia Budaya, saya akan fokus mengenalkan ke sekolah-sekolah yang tak hanya ada di Jawa Timur, namun juga diluar Jatim seperti di Bali, Bandung, dsb,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, remaja kelahiran 29 Januari 2010 ini mengatakan meski saat ini serba gadget, namun tak ada kendala berarti saat ia mengajak teman-teman di sekolahnya untuk bermainan permainan tradisional

“Saat di sekolah saya juga sering mengajak teman-teman untuk bermain. Ayo kita keluar ke lapangan main slebar slebor, kan kita bisa lari-lari bisa sosialisasi dengan teman-teman,” katanya. 

Karina Puteri Anak Budaya yang Multitalenta

Keseruan Karina bermain bakiak bersama para siswa

Dalam proses seleksi Puteri Anak Indonesia Budaya 2022 Karina harus menguasai berbagai bidang. Hal itu disampaikan oleh orangtua Karina, Sherly Setiono. 

“Dalam penjurian ini yang harus dikuasai tidak hanya bisa speech, tapi juga mampu menunjukkan talent yang diaplikasikan seputar Budaya Indonesia,” terang Sherly saat mendampingi Karina. 

Faktanya Karina sebelum mengikuti ajang pemilihan puteri cilik, ia juga memiliki segudang prestasi. Diantaranya bakat yang Karina miliki mulai dari modeling, bermain alat musik seperti piano hingga biola. Karina pun di tahun ini juga menoreh prestasi menjadi juara Puteri Anak Jawa Timur Pariwisata 2022.

Hidupkan Kembali Permainan Tradisional di Saat Pandemi

Karina dan Ibunda tercinta Sherly Setiono

Menurut Sherly, kondisi pandemi juga tak dipungkiri membuat aktivitas semua menjadi terbatas. Maka dari itu agar anak tidak melulu bermain dengan gawai, maka permainan tradisional menjadi alternatif untuk mengisi kegiatan.

“Keberadaan permainan modern di tengah masyarakat mampu mengubah permainan tradisional yang perlahan-lahan menjadi hilang dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, permainan tradisional juga dapat mempererat solidaritas karena permainan yang memerlukan kerjasama tim, dapat pula menyehatkan dan menciptakan interaksi karena setiap pemain harus bertemu, bertatap, dan berkomunikasi secara langsung.” Jelas Ibunda Karina.

Dukungan Penuh dari Sekolah untuk Karina

Karina fokus mengampanyekan permainan tradisional ke sekolah-sekolah.

Sekolah juga mendukung penuh upaya Karina untuk melestarikan permainan tradisional dengan cara mengenalkan beberapa permainan pada murid-murid. Erafid, Guru Olahraga di Elyon Christian School, mengutarakan sangat mengapresiasi langka yang dilakukan remaja yang kini duduk dibangku kelas 7 tersebut. 

“Dengan aktivitas ini maka diharapkan permainan tradisional tidak hilang, karena kami sadar jika anak-anak ini tentu lebih suka main gadget. Adanya gerakan ini sangat membantu saya selaku guru olahraga untuk melatih fisik anak-anak dengan cara menyenangkan. Tentunya permainan tradisional juga mengingatkan kembali akan memori-memori masa lalu,” terang Erafid.

Spread the love