081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Pillow Fighting, Perang Bantal Dipertandingkan di Amerika

Pillow Fighting,  Perang Bantal Dipertandingkan di Amerika

Haidiva.com-The Pillow Fight Championship, atau PFC, mencoba mengubah perang bantal menjadi olahraga profesional. Tidak seperti MMA, ‘siapa pun dapat bersaing, dan siapa pun dapat menang’ dalam pertandingan olahraga resmi perang batal ini.

“Tetap ada rasa yang sangat menyakitkan saat dipukul di kepala dengan bantal,” kata Steve Williams, penyelanggara perang bantal seperti yang dikutip dari Guardian.

William mengatakan, klubnya menjadi tuan rumah PFC Pound Down di Miami, perang bantal terorganisir terbesar di perusahaannya. Pertandingan ini menjadi acara perang bantal berbayar pertama yang pernah ditayangkan. Tarif masuk penonton menjadi keuntungan bagi penyelanggara olahraga ini dan hadiah untuk pemenang.

Cara olahraga perang bantal

Dua petarung yang akan bertanding dicocokkan menurut berat badan dan tingkat pengalaman. Waktu yang diberikan setiap ronde adalah tiga putaran 90 detik. Alasannya karena melempar bantal seberat 2 pon atau sekitar 1 kg tidak mungkin lebih dari empat menit. Bahkan untuk atlet dalam kondisi prima.

Baca juga: Pillow chalange, saat bantal jadi item fashion

William mengatakan bantal yang terasa empuk saat ditiduri ternyata seperti cambukan lap kering saat terkena tulang pipi. Bantal tersebut diisi dengan busa dan dibungkus dengan kain layar nilon. Petarung bebas menggunakan teknik apapun saat melempar bantal.

“Meski lumayan keras di pipi, tapi saya jamin tidak akan ada darah dan kekerasan yang berelebihan,” ujar WIlliam.

Siapapun bisa jadi atlet

Steve Williams (baju putih, topi hitam) bersama timnya

Williams mengatakan pertandingan perang bantal memang terlihat menyeramkan karena dikemas seperti pertandingan tinju atau bela diri campuran (MMA). Tapi, ujarnya, siapapun bisa ikut bertanding.

Ia mengajak puluhan pejuang MMA aktif, bintang reality TV, petinju telanjang, mekanik, ibu tunggal dan dokter hewan untuk memulai pelatihan dengannya. bantal. Kemudian dia menjadi tuan rumah pertandingan eksibisi di pusat kebugaran dan kasino Florida selatan.

Baca juga: Tinju gila-gilaan jadi cara bidadari Victoria’s Secret pangkas lemak tubuh

“Siapa pun bisa bersaing, dan siapa pun bisa menang. Tidak masalah ukuran, usia, atau latar belakang Anda.” kata Yuri Villefort, petarung MMA profesional Brasil yang menjalankan Indio Dojo di Boca Raton, salah satu gym pertama yang bermitra dengan Williams.

Hadiah puluhan juta per orang

Pertandingan perang bantal pertama Williams berlangsung September lalu, yang kedua di bulan Oktober 2021. Dia menghabiskan lebih dari $ 350.000 dari uangnya sendiri untuk menghasilkan perkelahian ini dan tidak menghasilkan sepeser pun sebagai imbalan.

Enam belas laki-laki dan delapan perempuan Amerika Serikat bersaing dalam eliminasi tunggal. Setiap pertandingan memperebutkan gelar dan dompet US$ 5.000 atau sekitar Rp 70 juta per orang. Semua pertandingan adalah dua putaran, dengan pengecualian final, yaitu tiga.

Baca juga: Cemas selama pandemi, ini cara ibu mengatasinya

Media pelampiasan emosi

Perang bantal menjadi pertandingan olahraga seru tetapi tetap aman. Inilah yang menyebabkan kompetisi mulai diminati orang. Meriah Hall, ibu rumah tangga yang baru kehilangan keluarga karena Covid-19 mengatakan pertarungan ini menjadi pelampiasan emosinya.

“Segalanya berubah ketika saya menjadi seorang ibu. Itu adalah jalan keluar untuk melampiaskan semua frustrasi saya tentang kehidupan baru saya, menjadi ibu dan pandemi,” ujar Hall.

Hall biasanya ketika dia memasuki ring pada Sabtu malam. Ia memilih hari itu karena waktu lebih longgar sebagai ibu rumah tangga. Terlepas dari itu, dia bisa memenangkan pertarungan pertamanya dengan mudah saat melawan sabuk biru jiu-jitsu dari Bronx dan maju ke semifinal. Namun Hall kalah saat melawan petarung UFC Brasil dan juara dunia Muay Thai dua kali Istela Nunes.

Spread the love