Haidiva.com- Hari Tanpa Bra diperingati setiap tanggal 13 Oktober. Kampanye ini merupakan upaya agar masyarakat mengenal bahaya kanker payudara dan upaya pencegahannya. Di Indonesia sendiri, kanker payudara adalah jenis terbanyak yang dialami oleh perempuan, atau sekitar 30,9 persen dari 58.256 kasus per 2019.
Sebagai dukungan pencegahan kanker payudara, yuk kita mengenal hari tanpa bra.
Dimulai tahun 2011

Hari Tanpa Bra mulai diperingati pada tahun 2011 oleh dokter bedah Mitchell Brown dari Kanada. Nama semula adalah Breast Reconstruction Awareness (BRA) Day. BRA Day dibuat untuk membantu perempuan memahami lebih dalam tentang rekonstruksi payudara setelah mastektomi. Mereka diajak untuk mengenal kehidupan yang dijalani setelah mengalami kanker payudara.
Baca juga: Teknologi AI Google Bisa Deteksi Kanker Payudara
Saat itu, acara-acara yang digelar BRA Day di Kanada menghadirkan forum pertemuan antara pasien, penyintas dan perempuan yang berisiko terkena kanker payudara dengan para dokter bedah rekonstruksi dan pasien yang pernah melakukan rekonstruksi.
Kampanye lewat tagar #nobraday

Dilansir dari The Sun, gerakan tak menggunakan bra di tanggal 13 Oktober ramai dibicarakan di media sosial. Netizen berkampanye lewat tagar #nobraday. Banyak yang ikut berpartisipasi dengan mengunggah foto tanpa bra di media sosial.
Kampanye ini lebih dari sekadar mendorong perempuan untuk menikmati hari tanpa bra. Tujuan utamanya adalah menggalakkan kesadaran dan mendorong perempuan untuk aktif memeriksa payudaranya sendiri, memastikan mereka tahu apa saja ciri-ciri kanker payudara.
Baca juga: Bahaya Tak Puas dengan Ukuran Payudara
Mendorong penyintas percaya diri

Payudara sering dianggap aset perempuan. Berdasarkan jurnal Body Image, hanya 29 persen perempuan yang puas dengan ukuran payudaranya, sementara 71 persennya tidak. Pandangan bentuk payudara ideal tentu semakin menekan citra penyintas kanker payudara yang telah mengalami mastektomi.
Lewat gerakan Hari Tanpa Bra, dukungan terhadap penyintas kanker payudara digalang agar mereka tetap percaya diri dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Jadi, Hari Tanpa Bra bukanlah kampanye yang bernada seksual melainkan bentuk edukasi agar masyarakat lebih mengenal bahaya kanker payudara dan pencegahannya.