081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Perempuan Tangguh Di Tengah Sumpah Pemuda

Perempuan Tangguh Di Tengah Sumpah Pemuda

Haidiva.com-Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Aktivis muda di tahun 1928 silam mendeklarasikan diri sebagai berbangsa, bertanah air, dan berbahasa Indonesia. Buku berjudul “Wage Rudolf Supratman” yang dtulis Bambang Sularto menyebutkan ada 10 perempuan yang ikut hadir dan berkonstribusi pada Kongres Pemuda saat itu.

“Ia tersenyum ketika melihat para pemudi yang hadir ternyata lebih banyak bila dibanding dengan yang dilihatnya pada waktu Kongres Pemuda Indonesia I tahun 1926,” tulis Bambang menceritakan tentang kebanggaan Wage Rudolf terhadap keterlibatan perempuan.

Dikutip dari beberapa sumber, beberapa nama perempuan yang hadir di tengah Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Poernomowoelan

Foto ilustrasi

Poernomowoelan jadi pembicara pertama di Kongres Pemuda II setelah dua pembicara utama lain yakni Ki Hajar Dewantara dan Jokosarwono berhalangan hadir. Ia berpidato bahwa anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan da dididik secra demokratis. Anak juga mesti mendapatkan pendidikan yang baik, di rumah maupun sekolah.

Baca juga: Tonggak Sejarah Gerakan Perempuan di Indonesia

Poernomowoelan disebut oleh beberapa sejrahwan sebagai perwakiln Jong Java. Ia adalah slah satu perwakilan pemuda Taman Siswa yang menyuarakan pendidikan untuk kelompok pribumi. Poernomowoelan dikenal sebagai guru yang mengajarkan baca tulis kepada anak-anak yang tidak bersekolah.

Siti Soendari

Siti Soendari Darmobroto

Ada empat Siti Soendari yang terkenal dalam sejarah pergerakan sebelum kemerdekaan. Siti Soendari Darmobroto yang merupakan murid Bapak Pers Tirto Adhi Soerjo sekaligus wartawan Putri Hindia dan kelak mendirikan media Wanito Sworo, Siti Soendari Soedirman yang merupakan pendiri organisasi Putri Budi Sejati dan menjadi anggota Dewan Kota Surabaya, Siti Soendari adik dari dr Soetomo, dan Siti Soendari istri Mohammad Yamin yang merupakan bangsawan Demak. Belum pasti Soendari mana yang aktif di Kongres Pemuda bukan sebagai pendamping.

Haidiva menebak Siti Soendari Darmobroto lah berperan dan ikut berbicara di Kongres Pemuda II. Soendari berpidato di hari pertama kongres dan menyerukan pentingnya penanaman rasa kebangsaan sedari kecil, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Dua bulan setelah, Siti Soendari satu ini pula yang menginisiasi Kongres Perempuan yang kelak ditetapkan sebagai Hari Ibu. Di kongres tersebut, Soendari Soedirman asal Surabaya, juga ikut menjadi pembicara.

Baca juga: Hari Ibu dan Kontruksi Domestikasi Perempuan

Johanna Masdani Tumbuan

Johanna Masdani Tumbuan

Johanna mengikuti Kongres Pemuda II dalam usia yang relatif sangat muda, 18 tahun. Namun demikian, kiprahnya tak bisa dipandang sebelah mata. Alih-alih nyaman bersekolah di Batavia, putri minahasa ini malah mengikuti pergerakan dan menyuarkan kemerdekaan. Kelak, kegigihannya itu berbuah tamparan dari serdadu Jepang. Tapi Johanna tak gentar

Di Kongres Pemuda II, Johanna ikut membacakan sumpah pemuda. Salah satu hasil karyanya yang bisa dilihat sampai sekarang adalah Tugu Peringatan Proklamasi Kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Emma Poeradiredja

Emma Peoeradiredja

Saat Kongres, Emma merupakan Ketua Cabang Bandung Jong Islamieten Bond. Ia juga pendiri Pasundan Istri yang menampung aspirasi perempuan. Dalam pidatonya, Emma mengajak perempuan untuk aktif dalam pergerakan.

Spread the love

2 thoughts on “Perempuan Tangguh Di Tengah Sumpah Pemuda

  1. Menilik Kembali Perjuangan Kaum Ibu di Masa Kolonial — Kover Magazine
    Desember 22, 2021 at 10:23 am

    […] perempuan Muhammadiyah, yang membela poligami. Pidato Moendjijah langsung disanggah oleh Siti Soendari yang menganggap poligami menyebabkan perempuan berada pada posisi yang […]

  2. Tokoh Perempuan NU di Awal Berdiri, Simak Kiprahnya
    Februari 8, 2023 at 2:44 pm

    […] Baca juga: Perempuan tangguh di tengah sumpah pemuda […]

Comments are closed.