081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Perempuan Harus Tahu Ini! (Menggali Ke-superioran Perempuan)

Perempuan Harus Tahu Ini! (Menggali Ke-superioran Perempuan)

Haidiva.com-Hai Diva! Baru-baru ini terjadi (lagi) kasus bakar tangan anak di kompor oleh Ibu tiri yang terjadi di Lampung. Beberapa pekan sebelumnya, kita dihebohkan oleh video viral, Ibu menginjak tubuh anaknya hingga menjerit keras. Fenomena ini membuktikan hasil temuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mencatat sebanyak 1.192 kasus kekerasan anak di sepanjang tahun 2019, dan 475 di antaranya dilakukan oleh orang tua dan pengasuh terdekat. Ngeri!

Kalau melihat banyaknya kasus kriminal penyiksaan anak yang menyeret seorang Ibu sebagai pelaku utama, memang sangat miris ya. Padahal seharusnya Ibu adalah “rumah” pertama bagi anak. Itu artinya rasa aman dan bahagia di dapat dari sosok Ibu. Anak korban kekerasan akan membawa kenangan buruk hingga dewasa, karena Inner child dalam diri manusia tidak pernah sirna. Oleh sebab itu banyak korban kekerasan, menjadi pelaku kekerasan pada akhirnya.

Anak yang riang, tumbuh dari Ibu yang selalu bahagia. Anak yang insecure tumbuh dari ketakutan dan kegelisahan perempuan. Oleh sebab itu seorang Ibu bisa menciptakan manusia super atau monster dalam periodik kehidupan. Like or not, keberhasilan pola pengasuhan itu dipegang oleh seorang perempuan, sebagai pembentuk manusia.

Kenapa sih selalu perempuan? Kenapa kita saja yang dipersalahkan? Bukannya orang tua itu Ibu dan Bapak? Kenapa perempuan harus tangguh dan selalu menjaga perasaan orang lain? Lalu siapa yang menjaga perasaan kita sebagai perempuan?

Ok mari kita tenang ya Diva, coba kita telaah satu-satu, karena semua ini adalah efek domino, saling berkaitan. Harus memahami peran, fungsi, serta potensi, agar semua sesuai porsinya, tidak menjadi saling tumpang tindih, sehingga bisa menciptakan bom waktu yang bisa meledak tanpa dimau.

Jika dilihat dari peran dan fungsi, maka jelas anak dan perempuan (Ibu) merupakan satu kesatuan menurut fitrahnya. Mereka melekat karena proses, yang dimulai dari pembentukan awal, kelahiran sampai dengan masa pertumbuhan, sehingga koneksi menjadi semakin rapat.

Selain keterikatan secara fisik, anak dan Ibu memiliki ikatan batin yang kuat. Ibu bisa merasakan anaknya ketika sakit atau dalam kondisi bahaya, sementara anak bisa merasakan berbagai macam emosi yang di bawa Ibu, walau tidak terlontar secara lisan.  

Bukan berarti tanggung jawab pola pengasuhan anak hanya akan dilemparkan kepada sosok perempuan, karena kedekatan itu tadi. Tapi perempuan harus tahu kekuatan alami yang dipunya, dan itu merupakan anugerah dari Tuhan. Dalam banyak kisah, mitologi maupun sejarah, perempuan diibaratkan sebagai Ibu bumi, Ibu pertiwi, bahkan tiang Negara.

Hal itu bukan tidak berdasar, tapi karena kekuatan yang kita miliki sebagai bumi tempat manusia berpijak, sekolah pertama, rumah kasih untuk semua, dan juga air yang sejuk bagi para pengelana, yang membuat kita menjadi istimewa.

Perempuan itu unik. Coba kamu amati. Mulai dari personality, cara berpikir, cara mengungkapkan sesuatu yang selalu sok misterius, sampai dengan luapan emosi yang random. Itu karena apa? Karena perempuan memiliki banyak kecerdasan, sehingga kita butuh banyak pelampiasan. Berapa banyak jumlah kata yang dihasilkan perempuan per harinya? 20 ribu per kata, sementara laki-laki hanya 7 ribu per kata. Bayangkan, dari situ bisa dilihat jika perempuan sebenarnya superior.

Belum lagi kalau bicara soal skill, hanya perempuan yang bisa multitasking, beda dengan lelaki yang pikirannya hanya sejalur. Perempuan bisa masak, sambil menyiapkan keperluan anak, sementara dia sendiri juga harus bergegas ke kantor. Selain itu perempuan memiliki kecerdasan emosional dalam membagi perannya dalam banyak hal dalam satu waktu, sebagai istri, Ibu, serta menjadi diri sendiri.

Durabilitas perempuan juga lebih perform daripada laki-laki. Perempuan memiliki tingkat daya tahan yang lebih tinggi, itu sebabnya anak laki-laki lebih rentan sakit daripada anak perempuan. Hal menarik juga pernah diungkapkan oleh New England Centenarian dalam sebuah penelitian, bahwa pada umumnya perempuan lebih lama hidup 5-10 tahun dari laki-laki.

Karena memiliki komponen kompleks antara potensi dan juga fungsi, oleh sebab itu perempuan dititahkan menjadi agen pembentuk manusia. Bukan mengecilkan tugas laki-laki, yang di sini berperan sebagai Ayah. Laki-laki memiliki fungsi lain yaitu sebagai pengontrol dan pengarah, karena tombol shut down-perempuan ini banyak banget. Udah kayak ranjau di medan perang. Salah injak aja, wassalam. Jadi biar gak salah injak, GPS juga harus kuat, yaitu laki-laki sebagai navigator.

Laki-laki harus membantu perempuannya untuk bangkit jika mereka sedang lemah ataupun marah, seperti kisah Dewa Siwa yang mau meletakkan tubuhnya untuk diinjak Dewi Parvati ketika menjelma sebagai Durga agar rasa marah orang yang dikasihinya reda. Saling support, saling berpegang tangan, dan tersenyum membuat kekuatan semakin utuh.

Laki-laki dan perempuan mempunyai kesuperioran yang berbeda, sehingga menjadikan setara. Jadi jangan mengecilkan peran masing-masing. Kita semua kuat di medan laga yang berbeda. Tuhan tidak pernah menciptakan manusia lemah yang cacat fungsi. Semuanya saling melengkapi dan harus memenuhi sesuai kodrat yang diberi.   

It’s powerful if you know where the power it is. Perempuan adalah akar, yang dapat menjadikan sebuah pohon kokoh dengan rantingnya, teduh dengan daunnya, dan cantik dengan bunganya. Jadi berbahagialah wahai perempuan di dunia, karena tugas kita begitu istimewa di dunia.

Penulis: Eri Sudirjo

Peserta kompetisi “Lomba Menulis Artikel dengan Tema Strong Women” yang diadakan Haidiva.com dalam memperingati Hari Ibu.

Spread the love