081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Nikmati Film Indonesia Era 1950-an di Youtube

Nikmati Film Indonesia Era 1950-an di Youtube

Haidiva.com-Jauh sebelum film Korea berjaya, sinema Indonesia pernah menjadi tuan rumah di negara sendiri, tepatnya di era 1950-an. Dikutip dari web Historia.id, masa Demokrasi Liberal 1950-1957 adalah tonggak suburnya produksi film dalam negeri. Dalam kurun tujuh tahun, tercatat 74 perusahaan memproduksi 317 film. Film-film ini diedarkan dan dinikmati hingga Asia Tenggara. Sayangnya era keemasan ini rontok karena politik.

Untungnya, perkembangan media sosial membuat kita bisa sedikit menikmati film Indonesia. Haidiva sengaja memilihkan film yang menjadi tonggak sejarah di dunia perfilman tanah air yang kebetulan semuanya disutradari oleh Usmar Ismail.

Darah dan Doa (1950)

Darah dan Doa adalah film pertama yang resmi diproduksi oleh rumah produksi Indonesia. Usmar Ismail menjadi penulis sekaligus sutradara film yang berdurasi 128 menit ini.

Baca juga:

Darah dan Doa berkisah tentang Kapten Sudarto (Del Juzar) yang merupakan pimpinan perjalanan panjang dari Yogyakarta dan Jawa Barat. Ia digambarkan bukan sebagai pahlawan tetapi laki-laki yang terlibat cinta dengan dua orang gadis meski telah beristri. Pada waktu perang selesai, alih-alih menikmati kedamaian, ia harus menjalani penyelidikan sebuah skandal karena laporan anak buahnya.

Lewat Djam Malam (1954)

Iskandar (A.N. Alcaff) memilih pensiun dini sebagai tentara dan memulai hidup baru sebagai warga sipil. Ketika mengontak mantan kawan-kawannya dari dinas ketentaraan untuk mencari pekerjaan, dia baru tahu bahwa korupsi telah merajalela atas nama perjuangan. Iskandar berusaha menyadarkan mereka. Berhasilkah?

Baca juga: Film Indonesia bertema keluarga

Film ini distrudarai dan ditulis oleh legenda perfilman tanah air, Usmar Ismail dan Asrul Sani. Lewat Djam Malam menyabet tiga penghargaan di Festival Film Indonesia.

Tamu Agung (1955)

Desa Sukaslamet akan dikunjungi oleh seorang tamu agung dari daerah lain. Midi, seorang warga desa, dikirim ke kota untuk menjemputnya. Karena bingung dengan kehidupan kota, Midi bertemu seorang pemasar (salesman) yang menawarkan tonik penumbuh rambut “manjur”. Tanpa sepengetahuan Midi, tonik tersebut palsu. Untuk mempercepat efek toniknya, Midi menyewa sebuah mobil untuk membawanya dan si pemasar tersebut kembali ke Sukaslamet. Di sana, si pemasar disambut sebagai tamu agung dan ia pun mendapat penyambutan hangat. Sayangnya, kesenangannya harus berhenti setelah tamu yang sesungguhnya tiba di desa. Si pemasar pun diusir dari desa

Film ini menjadi produk terjeblok di era tersebut namun mendapatkan kritik positif dari penikmat film. Meski tak disukai oleh pemerintahan Presiden Soekarno, film ini dibiarkan beredar.

Asrama Dara (1958)

Asrama Dara menjadi film bergenre drama yang penuh bertebaran aktris cantik di zaman itu. Kamu bisa menemukan wajah cantik belia  Suzzanna sebelum menjari ratu horor, paras manis Aminah Chendrakasih (Mak Nyak di serial SI Doel), ratu film lama Chitra Dewi, dan deretan aktris kelas A seperti Nun Zairina, Nurbani Jusuf, Baby Huwae, dan masih banyak lagi. Fashion di era itu mirip dengan gaya pakaian drama korea di era sekarang.

Asrama Dara menceritakan tentang rumah kos milik Bu Siti (Fifi Young) yang mempunyai persoalan sendiri-sendiri. Ada mahasiswi yang jatuh cinta dengan laki-laki tua. Ada calon dokter yang dipaksa pulang kampung untuk menikah karena orang tuanya sudah tak bisa membiayayai. Ada pramugari yang terlibat cinta segi empat, laki-laki yang disukainya malah naksir teman kosnya. Ada adik kakak yang orang tuanya bercerai. Bagaimana penghuni Asrama Dara menyelesaikan masalahnya?

Spread the love

One thought on “Nikmati Film Indonesia Era 1950-an di Youtube

  1. Film Indonesia ini Tayang Terbatas di Festival Film Locarno Italia
    Agustus 8, 2020 at 12:16 pm

    […] Baca juga: Film Indonesia Tahun 1950-an […]

Comments are closed.