081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Mengawali Perjalanan ke Kepulauan Anambas

Mengawali Perjalanan ke Kepulauan Anambas

Pasangan dokter spesialis kandungan, Sonny Fadli dan Zettira Maulida bertekad mengabdikan kemampuannya untuk membantu keselamatan bayi dan ibu melahirkan di pelbagai pelosok Indonesia. Setelah menikah dan menyandang gelar spesialis, mereka memilih Kepulauan Anambas sebagai perjalanan pertama. Cerita yang ditulis oleh Sonny-kemungkinan Zettira akan menulis juga—akan diterbitkan secara berkala.

Haidiva.com- Akhir Januari 2021, saya, Sonny Fadli, dan istri, Zettira Maulida, telah membuat keputusan untuk melaksanakan tugas profesi sebagai dokter spesialis kandungan. Kami bertekad memberikan pelayanan kesehatan di daerah perbatasan Indonesia tepatnya di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Perjalanan ini merupakan bagian dari upaya kami melunasi janji saat mendaftar sebag Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) prodi Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD dr. Soetomo.

“Kami akan kembali ke daerah”, itu lah jawaban kami saat interview dengan guru besar saat tes masuk PPDS.

Kabupaten Kepulauan Anambas sebetulnya tidak ada dalam perencanaan awal. Kami semula ingin mengabdi ke Papua. Alsaannya, karena perjalanan saya sebelumnya sebagai dokter PTT Pusat di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua. Sementara Zettira sebelumnya bekerja sebagai dokter PTT di Puskesmas Senaru, di lereng Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Pertengahan Agustus, saya bermimpi menuju sebuah pulau yang lautnya biru. Nama awalannya berhuruf “L”. Seketika saya mencari nama daerah atau pulau yang berawalan huruf “L” di Papua dan di NTT. Ketemulah, Larantuka dan Lembata, daerah yang sangat indah di NTT.

“Mungkin perjalanan tugas setelah lulus spesialis nanti di sebuah daerah atau pulau dengan awalan L”, begitu kata saya kepada calon istri saya waktu itu.

Baca juga: Menikmati indahnya Pulau Macan

Menikah di Oktober 2020, kami dinyatakan lulus sebagai dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi akhir Oktober. Saya langsung ‘tancap gas’ menghubungi pihak program Program Pendayagunaan Dokter Spesialis di Jakarta. Apakah memungkinkan suami istri yang sama-sama dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi WKDS di satu kabupaten? Jawabannya tidak mungkin.

Kami lanjut mencari lowongan pengabdian ke Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan Dinas Kesehatan Provinsi NTT. Saya membuat permintaan khusus bila sekiranya ditempatkan di satu kabupaten. Jawabannya, kebutuhan dokter SpOG di Papua sudah mencukupi, dan di NTT masih belum ada informasi lebih lanjut.

Suatu sore, saya dihubungkan senior dengan bagian Yanmed Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas bahwa ada lowongan dua dokter SpOG sekaligus.

“Bila Dokter tertarik, akan ditempatkan di RSUD Tarempa, dan satu lagi di RSUD Letung,” kata merea.

Letung. Saya teringat dengan mimpi yang saya dapatkan, perjalanan selanjutnya di sebuah daerah atau pulau berawalan “L”. Sungguh Kode alam yang harus diambil dan dipenuhi.

Baca juga: Pukau mata dengan liburan ke pulau

Akhirnya, kami berangkat ke Kabupaten Kepulauan Anambas, 25 Januari 2021. Meninggalkan Surabaya dan Sidoarjo, kami menuju Batam dan dua hari setelahnya melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Kepulauan Anambas lewat jalur udara. Sebulan kami berada di Kabupaten Kepulauan Anambas. Sedikit catatan kami terkaittentu terkait keindahan alam yang bak surga di sini. Semoga pembaca tertarik mengunjunginya.

Transportasi menuju Anambas

Dokumen pribadi

Kepulauan Anambas terdiri dari 255 pulau namun hanya 6 pulau yang berpenghuni. Penduduk paling banyak tersebar di tiga pulau besar, Tarempa, Palmatak, dan Jemaja. Tarempa merupakan pusat kabupaten, dan saya ditempatkan untuk bertugas di RSUD Tarempa. Sementara Zettira ditugaskan di RSUD Jemaja.

Perjalanan udara Batam ke Kabupaten Kepulauan Anambas merogoh kocek Rp 1 juta rupiah. Bila berangkat dari Surabaya, ongkos yang dihabiskan  bisa mencapai Rp 2 juta per orang. Jarak Tarempa dan Jemaja bisa dibilang cukup jauh meskipun dalam satu kabupaten. Butuh sekitar dua jam dengan perjalanan menggunakan kapal Ferry cepat dengan ongkos Rp 150 ribu.

Masjid menawan di Tarempa

Pemandangan Masjid Agung Baitul Ma’mur (Dokumen pribadi)

Kami berkeliling mengitari Tarempa melihat pemandangan laut yang biru dan gugusan pulau-pulau kecil nan indah. Ketika melihat perahu nelayan, kami teringat Indonesia sebuah bangsa yang besar, bangsa pelaut, negara maritim, yang memiliki wilayah dua pertiga laut, sisanya daratan.

Contoh pemandangan yang menawan di Tarempa terlihat di dekat Masjid Agung Baitul Ma’mur. Kombinasi deru suara ombak, hembusan angin, laut biru, langit dan awan cerah, dan masjid itu membuat kita lebih mensyukuri akan segala keindahan yang diciptakan oleh sang illahi.

Pantai Padang Melang yang teduh

(dokumen pribadi)

Di Jemaja, ada Pantai Padang Melang yang panjangnya sekitar 7 km. Suasananya yang teduh menarik wisataran asing negara tetangga seperti Vietnam, Brunei, Malaysia, atau Singapura. Warga Vietnam, setahun sekali napak tilas perjalanan nenek moyang atau leluhur mereka yang berada di Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas atau di pulau-pulau lainnya.

Di pantai ini, ada Festival Padang Melang setiap tahun. Sayangnya sejak masa pandemic, festival ini harus batal digelar.

Baca juga: Festival unik di Indonesia

Surga snorkling di Pantai Kusik

Pantai Kusik (dokumen pribadi)

Destinasi di Jemaja yang tak kalah menarik yakni Pantai Kusik. Pantai Kusik memiliki banyak spot foto menawan. Perairan Kusik, sangat nyaman untuk dibuat diving-snorkling, tentu paling aman bila tidak sedang berada dalam musim angin utara. Bila lautan teduh sesekali kami akan mencoba menyapa terumbu karang di dasar laut.

Banyak sekali pulau di Kabupaten Kepulauan Anambas yang bisa menjadi destinasi wisata. Kami tinggal sewa pompong atau perahu untuk mencapai ke sana. karena laut masih ganas dan gelombang masih tinggi, kamu terpaksa menyimpan rasa penasaran eksplorasi pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Anambas termasuk ke Pulau Bawah.

Sebagai informasi, Pulau Bawah disewa dan dikelola oleh aktris Hollywood. Konon bila ingin menginap di resort Pulau Bawah, kita harus merogoh kocek 20 juta per malam. Tentu harga ini sebandin, karena Pulau Bawah seindah Maldives, bahkan bisa lebih. Pantas saja bila Kabupaten Kepulauan Anambas pernah menyabet predikat kepulauan teropis terindah seasia.

Peternakan sapi milik warga

Peternakan warga di Jemaja (Dokumen pribadi)

Tidak hanya pemandangan laut biru, terbit dan terbenamnya matahari, kita pun bisa menikmati suasana kampung yang masih hijau, jauh dari polusi. Kita bisa menikamati hidup sederhana dengan bercocok tanam, berkebun, dan beternak. Pemandangan sapi yang didampingi bangau di sebelahnya. Tentu ini menjadi obat bagi kita yang jenuh dengan hingar binger dan polusi kota besar.

Selanjutnya “Obstetri dan Ginekologi Sebagai Jalan Menuju Pembangunan Sumber Daya Manusia di  Daerah Kepulauan dan Perbatasan”

Oleh dr. Sonny Fadli, M. Ked. Klin., SpOG dan dr. Zettira Maulida Prasha, M. Ked. Klin., SpOG (dokter Spesialis Kandungan/Alumni Unair)

Spread the love