081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Greysia-Apriyani dan Juara Badminton Olimpiade Pertama Asal Indonesia

Greysia-Apriyani dan Juara Badminton Olimpiade Pertama Asal Indonesia

Haidiva.com-Ganda putri badminton Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasi membawa pulang medali emas. Pasangan ini menang langsung 2 set mengalahkan pasangan Cina Chen Qingchen dan Jia Yifan. Mereka menjadi juara badminton olimpiade pertama bagi Indonesia di nomor ganda putri.

Raihan Greysia-Apriyani menjadikan Indonesia sebagai negara kedua setelah Cina yang pernah menang olipiade di semua nomor badminton. Berikut daftar atlet Indonesia yang menjadi juara pertama kali di setiap nomor cabang olah raga badminton.

Tunggal putri, Susi Susanti

Susi Susanti di Olimpiade Barcelona 1992

Susi Susanti menjadi atlet badminton pertama yang menang olimpiade untuk nomor tunggal putri. Ia masih berusia 21 tahun saat mengikuti Olimpiase Barcelona 1992. Susi berhasil membalikkan posisi di set 2 dan 3 ketika bertanding di final melawan Bang Soo-hyun.

Atlet kelahiran Tasikmalaya ini terkenal stamina dan smash-nya yang mematikan. Ia pensiun tahun 1998. Susi sebenarnya masih ingin bermain hingga tahun 2000 setelah Asian Games, namun urung karena hamil. Sampai saat ini, belum ada atlet Indonesia lain yang menang badminton di olimpiade dengan nomor tunggal putri.

Baca juga: Maharudika, samurai Indonesia yang jago main badminton

Tunggal putra, Alan Budikusuma

Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona 1992

Suami Susi Susanti ini juga menang di Olimpiade Barcelona 1992. Ia mengalahkan Ardy B. Wiranata, sesama atlet Indonesa, di final badminton nomor tunggal putra. Alan dan Susi yang waktu itu masih pacaran, mendapatkan julukan pengantin olimpiade karena berhasil menyatukan dua medali emas.

Pada tahun 1997, mereka akhirnya menikah. Setelah pensiun, pasangan ini kemudian mendirikan perusahaan peralatan bulu tangkis bernama Astec, akronim dari Alan Susi Technology. Alan dan Susi dikaruniai 3 anak tapi mereka tak mendorong para buah hatinya berkiprah sebagai atlet bulutangkis. Alasannya, mereka tak ingin anak-anak terbebani dengan prestasi orang tuanya.

Ganda Putra, Rexy Mainaki/Ricky Subagja

Rexy Mainaky (kanan) dan Ricky Subagja di Olimpiade Atlanta

Ganda putra paling banyak menyumbangkan medali emas bagi Indonesia. Tercatat 3 pasangan yang pernah mendapatkan medali emas. Namun yang pertama kali adalah pasangan Rexy Mainaki dan Ricky Subagja. Mereka menang di Olimipiade Atlanta 1996.

Saat ini, Rexy aktif menjadi pelatih timnas di beberapa negara. Sekarang, Rexy menjadi pelatih Timnas Thailand termasuk mempersiapkan di Olimpiade Tokyo 2020. Ini adalah negara kelima yang pernah ditangani Rexy, sebelumnya adalah Inggris, Malaysia, Filipina, dan tentu saja Indonesia.

Baca juga: Fakta Naomi Osaka, atlet Jepang bidang tenis yang berlaga di Olimpiade

Sedangkan Ricky saat ini menjadi manajer dari atlet Indonesia yang berlaga ke luar negeri. Ia sempat terjun ke dunia politik sebagai anggora DPR periode 2014-2019 dari Partai Nasdem.

Ganda campuran

Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir di Olimpiade Rio 2016 (AFP PHOTO / GOH Chai Hin)

Medali emas pertama Indonesia di olimpiade cabor badminton nomor ganda campuran diraih oleh Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad. Mereka menang di Olimpiade Rio 2016 dan menjadi medali emas satu-satunya yang diraih Indonesia. Pasangan ini menang telak di final melawan atlet Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.

Liliyana, akrab dipanggil Butet, dikenal sebagai pemain yang keras dan displin di lapangan tapi ramah dan sopan di luar. Dia menang banyak pertandingan dunia dengan berbagai pasangan. Butet akhirnya pensiun sebagai atlet di tahun 2019.

Keputusan Butet pensiun membuat Owi akhirnya juga ikut pensiun di 2020 karena tak menemukan pasangan yang pas. Sejak bersama 2010, Owi dan Butet berhasil mempersembahkan 30 gelar juara hingga tahun 2018.

Baca juga: Rasisme Korea Selatan tak hanya di Olimpiade Tokyo

Ganda putri

Pebulutangkis ganda Putri Indonesia Greysia Pollii (kiri) dan Apriyani Rahayu mencium medali emas yang berhasil mereka raih untuk nomor bulutangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). Greysia Pollii/Apriyani Rahayu berhasil meraih medal emasi setelah mengalahkan Chen/Jia Yi Fan dua set langsung. 21-19 dan 21-15. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/hp.

Greysia Polii sejatinya sempat ingin pensiun ketika pasangannya, Nintya Krishinda Maheswari cidera lutut dan mundur di tahun 2016. Apalagi usianya hampir 30 tahun sehingga Greysia merasa waktunya telah lewat. Namun pelatih menahanya sampai Olimpiade 2020.

Tahun 2017, Greysia mulai dipasangkan dengan atlet muda Apriyani Rahayu yang berbeda 10 tahun 8 bulan. Pasangan ini akhirnya berhasil mendapatkan emas pertama untuk kategori ganda putri di Olimpiade Tokyo 2020. Greysia sendiri menjadi peraih medali emas putri tertua yang menang Olimpiade, dengan usia 33 tahun 356 hari.

Spread the love