Haidiva.com– Sebagai makanan yang dikenal karena nutrisinya, jamur kini justru menjadi alternatif fashion. Bahan ini dinilai layak menjadi bahan pembuatan kulit dan bahan bangunan konvensional. Hebatnya, telah ada koleksi fashion berbahan jamur asal Indonesia, MYCL, yang tampil di Paris Fahion Week.
“Penerapan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan bukanlah sebuah tren, melainkan sebuah kebutuhan. Bukan bumi yang membutuhkan kita, tapi kita membutuhkan bumi. Dengan MYCL, kami mencoba menyelamatkan bumi dengan menawarkan alternatif yang berkelanjutan melalui penggunaan serat jamur sebagai pengganti kulit hewani. Kami senang misi keberlanjutan lingkungan kami ini sejalan bahkan mendapat dukungan dari institusi seperti Bank DBS,” kata Co-Founder MYCL, Ronaldiaz, 6 Agustus 2021.
Kedengarannya sulit dipercaya, tetapi bahan makanan sederhana ini nyatanya berhasil diolah menjadi bahan seperti kulit yang terbarukan dan berkelanjutan. Material ini menjadi bahan pembuatan tas, perabot rumah tangga, dan pakaian, berkat perusahaan rintisan dengan teknologi inovatif seperti Mycotech Lab (MYCL).
MYCL adalah sebuah wirausaha sosial asal Indonesia yang didirikan pada tahun 2015 dengan fokus untuk menciptakan dampak sosial yang positif. Wirausaha sosial ini menciptakan bahan bangunan dan produk dari bagian vegetatif seperti benang dari jamur yang dikenal sebagai miselium.
Baca juga: Produk UMKM Indonesia ramah lingkungan
Berangkat dari kekhawatiran terhadap banyaknya limbah jamur tiram yang dibakar karena tak terpakai, MYCL memanfaatkan sisa limbah tersebut sehingga tidak ada sisa makanan yang terbuang. Dengan sistem pengolahan yang mirip dengan tempe, MYCL mengikat miselium dengan limbah pertanian seperti sekam jagung dan serpihan kayu.
Setelah itu olahan limbah ini ditumbuhkan menjadi bahan yang disebut MyleaTM. Bahan ini tahan api, tahan air dan fleksibel, bahkan dapat diubah menjadi berbagai kreasi kulit imitasi eksperimental. Menarik, bukan?
Fashion berkelanjutan
Berbekal misi untuk mengungkap dampak industri kulit tradisional bagi bumi, MYCL selanjutnya memasarkan teknologi mereka ke bisnis lain di industri konstruksi dan mode. Kali ini MYCL bekerja sama dengan Doublet, sebuah merek fashion streetwear terkemuka asal Jepang.
Doublet meluncurkan koleksi berbahan dasar MyleaTM yang dikembangkan oleh MYCL. Koleksi runway tersebut telah ditampilkan pada Paris Fashion Week di bulan Juni 2021.
Baca juga: Etika sebelum berbelanja fashion, perhatikan kelestarian lingkungan
Doublet mengganti kulit dalam koleksi fashion ini dengan MyleaTM, bahan mirip kulit yang terbuat dari miselium jamur yang ditanam oleh perusahaan Biomaterial MYCL. Dibandingkan dengan kulit, MyleaTM dapat tumbuh menjadi bahan seperti kulit dengan waktu yang lebih singkat dan konsumsi air yang lebih sedikit.
Selain itu, MyleaTM mengemisi karbon yang jauh lebih sedikit dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya atau logam berat dalam proses pembuatannya. Hal tersebut meminimalisir risiko berbahaya, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi kesehatan manusia, dan yang terpenting tidak ada hewan yang dirugikan selama proses tersebut.
Dengan konsep Spring Summer 2022 collection (SS22), MYCL dan Doublet ingin mengajak masyarakat untuk berani menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan yang lebih baik. Produk ini mengajak konsumen merasa percaya diri akan selera fashion mereka terlepas dari stereotype yang ada saat ini. MYCL percaya bahwa kepedulian terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan mulai menggunakan alternatif yang berkelanjutan, seperti beralih dari kulit hewani ke serat jamur.
Tren Pakaian Vintage 2024: Kembalinya Era 50an dan 80an
Januari 4, 2024 at 10:56 am[…] Baca juga: Fashion Indonesia berbahan jamur tampil di Paris […]