081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Disinformasi, Kasus Lovi Assumi dan Video Perkosaan di India

Disinformasi, Kasus Lovi Assumi dan Video Perkosaan di India

Haidiva.com-Publik dikejutkan dengan video perkosaan di India yang diunggah di YouTube. Empat orang laki-laki memperkosa perempuan sementara seorang perempuan nampak merekamnya. Narasi video menyebutkan korban adalah Lovi Assumi, warga Nagaland, India bagian utara yang tewas bunuh diri.

Namun, dikutip dari Nagaland Express, ada kesalahan informasi mengenai kabar tersebut meski pemerkosaan benar-benar terjadi.

Korban perkosaan bukan gadis Nagaland yang bunuh diri

Ilustrasi korban perkosaan (depositphotos)

Video yang viral menyebutkan korban perkosaan merupakan gadis yang bunuh diri di Jodhpur Rajashtan pada 23 Mei 2021 lalu. Ia bernama Lovi Assumi yang depresi karena telah diperkosa secara brutal oleh empat orang laki-laki. Alih-alih membantu korban, satu perempuan teman pelaku malah memvideokan peristiwa tersebut.

Baca juga: Indonesia sahkan hukuman pelaku perkosaan pada anak bisa dikebiri kimia

Juru bicara Kepolisian Delhi Robin Hibu mengatakan video perkosaan yang viral itu tak ada hubungannya dengan gadis yang meninggal bunuh diri tersebut. Nama korban yang disebut sebagai Lovi Assumi juga belum tentu terbukti kebenarannya.

Polisi memburu pelaku perkosaan

3 dari 5 pelaku perkosaan di video yang viral

Robin Hibu mengatakan pihaknya akan terus memburu pelaku perkosaan brutal itu. Sementara, ada lima pelaku yang akan dikejar. Pihak Kepolisian akan memberikan hadiah bagi masyarakat yang memberikan informasi mengenai keberadaan lima pelaku tersebut.

Robin juga mengatakan pihaknya berupaya mengidentifikasi korban agar bisa mendapatkan penanganan mental fisik dan layak. Ia berharap semua pihak mendukung langkah investigasi ini.

Baca juga: Diam bukan berarti korban perkosaan menikmati

Netizen jangan sebarkan video kekerasan seksual

Aksi massa tentang perlawanan terhadap perkoasaan dan pelecehan seksual (istimewa)

Sebagai langkah dukungan terhadap korban, Haidiva mengajak publik untuk tidak menyimpan dan menyebarkan video perkosaan. Segera hapus video tentang kekerasan seksual bila Kamu mendapatkannya. Segera hubungi pihak yang berwenang untuk menghilangkan wajah korban karena identitasnya tetap harus dilindungi.

Apapun stigma terhadap korban juga perlu dihilangkan. Stigma buruk seperti cara berpakaian, aktivitas keluar rumah, sebaiknya tidak digunakan untuk menghakimi korban karena itu artinya sama dengan dukungan terhadap pelaku pelecehan atau perkosaan.

Spread the love