Haidiva.com-Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PFN) menggelar seminar online Content Every Think (CET) bertajuk Persepsi Gender dalam Dunia Profesional pada Rabu, 26 Agustus 2020. Menurut Direktur Utama Perum PFN Judith Dipodiputro, persepsi gender dalam dunia bisnis dan profesional diperlukan agar perusahaan lebih kompetitif karena melihat dari banyak sudut pandang yang berbeda.
“Analisa-analisa lebih tajam sehingga menghasilkan solusi yang membuat perusahan lebih fleksibel dan adaptif,” kata Dirut PFN Judith pada diskusi online tersebut.
Content Every Think merupakan diskusi online kolaborasi antara Perum PFN, Kepolisian Republik Indonesia, KORPS Polwan RI, dan Bank BRI. Untuk kali pertama, CET menghadirkan Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin, Doktor bidang psikologi pertama di Kepolisian Republik Indonesia yaitu Komisaris Besar Polisi DR Rinny S.T. Wowor, Produser Film Lola Amaria.
Dalam diskusi tersebut, Kombes Rinny mengatakan perempuan sebaiknya tidak menggunakan priviligenya sebagai perempuan dalam dunia kerja dan profesional. Ia mengatakan perempuan tetap harus mengandalkan kompetensi dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Agar bisa membagi peran antara ranah domestik dan publik, ibu dua anak dan perwira polisi ini memberikan kiat membagi waktu.
“Kita harus selektif dan membuat prioritas. Kalau bisa didelegasikan ke pihak lain, kita delegasikan,” kata Kombes Rinny.
Sementara itu, Dirut Damri Milatia memberi trik agar sukses menjadi pemimpin. Pucuk pimpinan perusahaan plat merah ini mengatakan terpenting bukanlah gender pemimpin laki-laki atau perempuan tetapi cara mengelola kognitif sehingga bisa menghasilkan keputusan yang tepat dan rasional.
“Ada beberapa kelebihan yang sering dimiliki perempuan, kita sebagai ibu bisa melihat pernak-pernik kecil di anak-anak kita yang terlewat dan bisa diperbaiki,” ujar wanita yang pernah meraih penghargaan Special Award for The Best CEO On Leading Change Kementerian BUMN ini.
Baca juga: Review film on the basis of sex
Sedangkan di industri kreatif, Produser yang juga Sutradara Lola Amaria mengatakan bahwa dia tak pernah mengalami perlakuan diskriminatif sebagai perempuan. Ia mengatakan pembuatan sebuah film lebih fokus pada kerja tim yang mengandalkan keahlian dan jam terbang pelaku industri kreatif bukan gender.
“Karena memposisikan diri sebagai manusia, saya mempunyai bargaining dan hak yang sama di industri film,” kata sutradara film “Minggu Pagi di Victoria Park” ini.
CET tanggal 26 Agustus bukanlah diskusi terakhir yang dibuat oleh Perum PFN. PFN bersama mitra akan berkolaborasi di CET selanjutnya dengan topik yang menarik yaitu: ‘SDM Perempuan Unggul dan Kompeten di Era Industri 4.0’ (2 September 2020); ‘KDRT adalah Kejahatan Pidana’ (9 September 2020); Kepemimpinan Inovasi (16 September 2020); dan Transformasi Kepemimpinan Perempuan (22 September 2020).