081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Cara Memanfaatkan Metaverse untuk Bisnis Perempuan

Cara Memanfaatkan Metaverse untuk Bisnis Perempuan

Haidiva.com– Industri dan teknologi bergerak dengan cepat dan sering kali membingungkan. Termasuk media sosial seperti metaverse dan anak perusahaanya. Perempuan bisa memanfaatkan teknologi ini untuk bisnis, mendapatkan uang, ataupun membranding diri.

Bahkan jika Kamu tidak pernah membeli bitcoin atau bertransaksi NFT, setiap perempuan mesti mengetahui cara menggunakan metaverse untuk kebutuhan keuangan. Dikutip dari Marie Claire, inilah cara memanfaatkan metaverse untuk bisnis perempuan.

Bawa produkmu ke metaverse

Online shopping / ecommerce and delivery service concept : Paper cartons with a shopping cart or trolley logo on a laptop keyboard, depicts customers order things from retailer sites via the internet.; Shutterstock ID 1069117829; Job: product marketing manager; Client/Licensee: ; PO: ; Other:

Bagi banyak perusahaan, berpindah ke platform digital sejalan dengan aturan “menemui pelanggan atau pembeli Anda di mana pun mereka berada”. Milenial yang cerdas dan bahkan Gen-Z yang lebih cerdas mesti melakukan itu. Facebook mengalami rebranding profil tahun lalu menjadi Meta. Perusahaan teknologi ini telah menginvestasikan $10 miliar di divisi metaverse-nya, yakin pada mata uang crypto.

Sampai saat ini, sebagian besar ahli berharap augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan dunia virtual menyasar konsumen. Dan setelah dua tahun beradaptasi dengan panggilan Zoom, gagasan tersebut nampaknya terbukti. Jika konsumen seolah-olah bisa “mencoba” barang digital sebelum membeli, hal ini bisa juga diterapkan untuk barang fisik seperti pakaian, skincare, kosmetik, dan lain sebagainya. Ini peluang bisnis.

Baca juga: Digital jadi peluang dan permudah pengusaha perempuan kelola usaha

Contoh sukses pengusaha perempuan yang memanfaatkan metaverse adalah Rebecca Minkoff. Pendiri label produk perempuan dan investor berbagai merek yang didirika oleh mitra perempuan ini berkolaborasi dengan marketplace NFT, Mavion, untuk meluncurkan lini mode dan aksesori digital. Di sini, dia juga menawarkan sesi mentoring meta-karir.

Perhatikan keuangan terlebih dahulu

“Perempuan melihat cryptocurrency dan metaverse sebagai mekanisme bisnis baru. Mereka berpikir, Oh, saya akan menjadi bagian dari perubahan ini. Seperti, lupakan saham, biarkan saya fokus pada crypto dan NFT saja,” kata Kat Garcia, salah satu pendiri Cheres, sebuah aplikasi investasi.

Dan hanya karena sesuatu itu trendi, bukan berarti perempuan harus ikut berinvestasi di bisnis tersebut. Kita masih memasuki masa transisi dan dunia maya sangat flutuatif. Sangat penting bagi perempuan untuk mengetahui peluang saham atau investasi bisnis tradisional lainnya. Setelah khatam dengan investasi bisnis tradisional, Kamu baru bisa masuk ke bisnis digital dan mempelarinya.

Apa pun yang terjadi, jangan pernah berpikir untuk berinvestasi (baik dalam NFT atau ETF) kecuali keuangan dasar Kamu sudah beres. Jangan taru telur di satu sarang dan gunakan ‘uang dingin’ alias sisa uang yang tak terpakai untuk investasi digital ini.

Baca juga: Hadapi inflasi meroket dengan ekonomi digital

Miliki keahlian khusus

Sumber: Shutterstock

Bila tak ingin berinvestasi maupun berbisnis secara online, Kamu bisa mencari pekerjaan di metaverse. Sejumlah pekerjaan khusus dicari misalnya seperti web developer dan desainer. Perusahaan yang berencana meluncurkan aktivasi metaverse akan membutuhkan tim pengembang internal atau desainer digital lepas berbakat untuk membuat kode ruang virtual dan perangkat avatar yang dapat dikenakan.

Pekerjaan lain seperti pemasaran digital maupun manajer komunitas. Tidak peduli seberapa canggih teknologi, aspek pemasaran dan pengembangan komunitas tetaplah dicari oleh banyak perusahaan. Tingkatkan keahlian mengelola Discord atau aplikasi lain. Sejauh ini, platform tersebut paling digunakan untuk proyek NFT dan startup crypto.

Ahli strategi media sosial masih digunakan untuk mengelola kelompok pengikut yang lebih kecil, tetapi lebih loyal. Penasehat hukum juga diperlukan karena konsep hukum “kepemilikan” meluas ke item video game dan aspek digital lainnya. Perusahaan membutuhkan otak hukum yang cerdas untuk membantu menghadapi masalah hak kepemilikan dan lain sebagainya.

Spread the love