081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Alasan Hantu Kebanyakan Berjenis Kelamin Perempuan

Alasan Hantu Kebanyakan Berjenis Kelamin Perempuan

Haidiva.com-Setiap daerah mempunyai cerita hantu yang menjadi legenda atau mitos menakutkan. Tapi, kebanyakan hantu biasanya berjenis kelamin perempuan. Sebut saja kuntilanak, wewe gombel, sundel bolong, kuyang, atau suster ngesot.

Di Surabaya ada mitos suster gepeng. Hantu perempuan dari suster salah satu rumah sakit yang meninggal karena kegencet lift. Ada pula hantu yang jenis kelamin bisa laki-laki atau perempuan, misalnya pocong atau tuyul. Hantu berjenis kelamin laki-laki nampaknya hanya genderuwo.

Ada banyak alasan mengapa hantu kebanyakn berjenis kelamin perempuan. Penyebabnya lebih sekadar mitos.

Hantu perempuan korban dari kekerasan

Film Si Manis Jembatan Ancol

Dikutip dari Conversation Indonesia, hantu perempuan kuntilanak dan sundel bolong erat sekali dengan kekerasan. Kuntilanak meninggal saat melahirkan. Sering kali ini dibumbui sebagai perempuan yang hamil tapi tak mendapatkan tanggung jawab dari pihak laki-laki.

Sementara sundel bolong adalah korban perkosaan. Ia kemudian melahirkan anaknya saat di dalam kubur. Sundel bolong kemudian membalas para laki-laki yang membuat hidupnya sengsara.

Baca juga: Tips orang tua ajari anak cegah pemerkosaan

Mencegah perempuan yang jadi hantu karena kekerasan adalah solusi terbaik agar tak ada lagi kuntilanak atau sundel bolong lainnya. Setiap laki-laki harus bertanggung jawab bersama atas anak yang dikandung perempuan.

Para pelaku kekerasan seksual pun harus dihukum dengan memenuhi keadilan korban. Bila tidak, sundel bolong akan tetap menghantui masyarakat untuk menentut keadilan yang ia terima. Artinya, bisa jadi cerita hantu perempuan korban kekerasan merupakan harapan masyarakat atas keadilan yang sulit didapatkan korban kekerasan sesksual.

Tubuh perempuan dianggap abjek, merusak tatanan

Film Pengabdi Setan

Ada alasan lain yang menunjukkan hantu perempuan adalah cara menyalahkan tubuh perempuan. Meskipun para hantu perempuan bergentayangan karena menuntut keadilan, tetap saja mereka dianggap sesuatu yang harus disingkirkan. Mereka tetap saja bukan aktor protagonis, dibela oleh masyarakat.

Para kuntilanak atau sundel bolong diceritakan sering kali muncul dalam keadaan terlihat cantik. Beberapa laki-laki iseng berusaha mendekatinya di tengah suasana sepi. Lama kelamaan, perwujudkan mereka menjadi menyeramkan, penuh luka dan darah di tubuh.

Baca juga: Film komedi horor Asia, ada kuntilanak Thailand

Begitu juga untuk kasus suster ngesot. Imajinasi tentang suster menjadi menyeramkan. Atau wewe gombel yang punya payudara sebesar buah pepaya. Akhirnya, hantu perempuan adalah sesuatu yang abjek alias mengganggu tatanan masyarakat. Pernyataan ini ditegaskan dalam penelitian berjudul “The Malady Lingers On: Abject and Contemporary Asian Horror Cinema”.

Sejalan dengan anggapan bagian tubuh perempuan seperti darah nifas, haid, adalah sesuatu menjijikkan. Pandangan budaya perkosaan menganggap tubuh perempuan adalah faktor utama penyebab perkosaan dan pelecehan. Alhasil, alih-alih menuntut keadilan bagi korban perkosaan, tubuh perempuan dianggap abjek, sesuatu aib yang bisa merusak tatann masyarakat.

Domestikasi perempuan

Munculnya legenda hantu perempuan berasal dari konteks budaya zaman dulu. Perempuan dianggap baik ketika ia berada di rumah. Ia bisa disebut sumber masalah bila pulang ke rumah saat malam hari.

Hantu perempuan seringkali berkaitan dengan sebab dan akibat aktivitas keluar rumah. Sundel bolong dan Si Manis Jembatan Ancol diperkosa saat ia berada keluar rumah. Cerita wewe gombel menculik anak-anak kecil yang suka berkeliaran rumah menjelang petang.

Baca juga: Pola hubungan suami istri, menyangkut peran publik dan domestik

Domestikasi tak hanya berkaitan keluar rumah atau tidak tetapi juga penaklukan hantu perempuan oleh laki-laki. Kuntilanak misalnya, ia mempunyai mitos bisa ditaklukkan dan menjadi istri yang cantik serta penurut setelah kepalanya dipaku.

Perempuan dianggap Femme Fatale

Film Nyi Blorong

Hantu perempuan sering kali dikaitkan dengan kesialan dan suka menggoda laki-laki. Jadi jika ada laki-laki yang mengalami kesialan karena tertarik terhadap kecantikan hantu perempuan seperti kuntilanak, pihak paling bersalah adalah penggoda. Tak penting seberapa mata keranjang atau nafsu yang dimiliki laki-laki tersebut.

Atau pula laki-laki yang melakukan pesugihan dengan melibatkan hantu perempuan. Urban Legend seperti Nyi Blorong, Nyi Roro Kidul, dianggap femme fatale yang menyesatkan laki-laki untuk mendapatkan pesugihan atau kekuasaan. Lewat kemolekan tubuhnya, mereka dianggap menyesatkan para laki-laki.

Seperti penelitian yang dilakukan Umi Halimah berjudul “Hantu Perempuan Jawa dalam Alaming Lelembut sebagai Representasi Femme Fatale“. Hasil penelitian tersebut menunjukan budaya patriarkhal melabeli perempuan dengan mistifikasi tertentu. Karena tubuhnya, hantu perempuan dinilai sebagai pihak yang liar, mengerikan, dan membawa kemalangan laki-laki.

Jadi, alasan hantu kebanyakan berjenis kelamin perempuan lebih karena pada budaya dan konstruksi sosial. Wujudnya terbentuk lewat cerita mistis yang dikisahkan turun temurun.

Spread the love

One thought on “Alasan Hantu Kebanyakan Berjenis Kelamin Perempuan

  1. Ketahui Sejarah Hari Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan
    November 30, 2021 at 3:31 pm

    […] Baca juga: Alasan hantu kebanyakan perempuan, karena korban kekerasan […]

Comments are closed.