081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Womenpreneurship Support Program Bantu UMKM Perempuan

Womenpreneurship Support Program Bantu UMKM Perempuan

Haidiva.com- Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia terkena dampaksangat berat selama masa pandemi COVID-19. Kantor Kamar Dagang Indonesia (KADIN) memperkirakan setidaknya ada 30 juta UMKM Indonesia yang terdampak oleh pandemi ini.

“Kami harap dengan program Womenpreneurship Support Program, pengusaha UMKM perempuan dapat memperluas jangkauan usahanya dengan beradaptasi mengikuti tren terkini serta dapat meningkatkan produktivitas bisnis mereka,” kata Dr. Abdul Wahid Situmorang, Senior Adviser for Climate and Environmental Governance, Program Manager of AIS Forum Secretariat melalui siaran pers.

Wirausahawan perempuan menjadi salah satu kelompok yang terkena imbas paling tinggi.  Studi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menunjukkan sekitar 22 persen usaha yang dipimpin oleh perempuan di wilayah Asia Timur dan Pasifik terpaksa tutup akibat pandemi. Angka ini cukup tinggi dibandingkan usaha yang tutup dan dipimpin oleh laki-laki, yaitu sekitar 16 persen.

 Baca juga: Tips Bisnis UMKM 2021

Minimnya pengetahuan dan kemampuan adaptif untuk mengelola bisnis merupakan salah satu faktor penyebab rapuhnya UMKM terhadap pandemi. Kondisi ini akan menjadi semakin pelik apabila penetrasi teknologi informasi tidak mampu diadopsi oleh wirausahawan perempuan. Akibatnya, gap antara pelaku UMKM dengan bisnis besar akan semakin lebar.

Hal ini juga menjadi perhatian utama Archipelagic & Island States (AIS) Forum, yang digagas oleh UNDP pada tahun 2018. Oleh karenanya, pada kuartal akhir 2021 ini, AIS Forum menggandeng PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit (PJB UP) Paiton meluncurkan Womenpreneurship Support Program. Program tersebut menyasar wirausahawan perempuan di wilayah pesisir Indonesia.

Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Republik Indonesia, terkait UMKM tahun 2015-2019, hampir 50 persen kepemilikan usaha tersebut dikelola oleh perempuan. Wahid Situmorang mengatakanbanyak perempuan yang berkreasi menciptakan bisnis mereka sendiri, mengupayakan ekonomi yang berkelanjutan bagi keluarganya, dan menjadi pembuka lapangan kerja bagi komunitas di lingkungannya.

Baca juga: Ide bisnis kecantikan, sektor UMKM perempuan

AIS Forum berkomitmen untuk memberdayakan wirausahawan perempuan di wilayah pesisir melalui Womenpreneurship Support Program di bawah inisiatif Blue Startup Hub. Ini menjadi program utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang tergabung dalam AIS Forum.

Womenpreneurship Support Program merupakan komitmen jangka panjang. Program ini akan dimulai dengan peningkatan kapasitas pengetahuan digital bagi para wirausahawan perempuan di Desa Banyuglugur dan Desa Binor, wilayah pesisir pantai perbatasan antara Kabupaten Probolinggo dan Situbondo, Jawa Timur. Rencana pemberdayaan ini merupakan bagian dari kerangka besar Corporate Social Responsbility (CSR) PJB UP Paiton yang akan berlangsung hingga 2023 nanti.

Harapannya, perekonomian masyarakat pesisir semakin meningkat dan lebih baik. Wirausahawan di wilayah Banyuglugur dan Binor ini sudah memulai dengan menghasilkan berbagai produk olahan berbahan dasar ikan,” ujar Ir. Maryono, S.T, M.MT, IPU, ASEAN ENG, General Manager PT PJB UP Paiton.

Baca juga: Dekorasi rumah dari kerajinan bambu bantu UMKM pedesaan

Maryono mengatakan nilai jual produk mereka sangat tinggi, sehingga sangat tepat jika dipromosikan ke pasar yang lebih luas. Pihaknya bangga bermitra dengan AIS Forum untuk memberikan pelatihan demi meningkatkan mata pencaharian mereka sekaligus melestarikan lingkungan dengan menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan

Womenpreneurship Support Program berfokus memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas wirausahawan perempuan di Desa Banyuglugur sebagai salah satu proyek pilot, selama kurang lebih lima (5) bulan. Rangkaian pelatihan mingguan yang diselenggarakan secara daring ini akan memberikan materi literasi digital, pengembangan bisnis, perencanaan serta literasi finansial, usaha ramah lingkungan, dan strategi pemasaran.

Di Indonesia, Womenpreneurship Support Program ini sendiri akan menyasar hingga 1.500 pengusaha UMKM dari kelompok marjinal termasuk perempuan, anak muda, dan penyandang disabilitas. Program ini akan menyasar 10 lokasi, utamanya wilayah Tengah dan Timur Indonesia, mencakup Manado, Palu, Bali, Mandalika, Lombok, Pulau Timor, Sumba, Kupang, Ambon, dan Papua sebagai titik-titik potensial.

“Program ini kami harapkan dapat menjembatani gap informasi dan digital yang ada di wirausahawan UMKM di Indonesia, terutama pada usaha-usaha yang dipimpin oleh perempuan agar memiliki kemampuan untuk berkompetisi secara global. Dengan kerja sama ini serta pengalaman kami bersama organisasi dan mitra di 47 negara di dunia, kami yakin pemberdayaan jangka panjang ini akan mendukung pengembangan blue economy yang berkelanjutan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi kelompok marjinal untuk berkembang,” tutup Program Manager of AIS Forum Secretariat.

Spread the love