Haidiva.com – Dampak pandemi Covid-19 menyasar segala sektor, utamanya ekonomi. Tak bisa dipungkiri jika banyak usaha yang gulung tikar. Fenomena itu pun, tak ayal membuat banyak pucuk pimpinan yang mencari berbagai cara untuk mengatasi permasalahan yang muncul akibat pandemi.
Melihat hal itu, kepemimpinan yang bersifat transformatif mulai diperdalam dan dijadikan acuan dalam membuat sebuah kebijakan perusahaan. Hal ini dilakukan tentunya tidak lain untuk menyelamatkan perusahaan.
Inilah yang diangkat oleh Imam Wijoyo dalam bukunya yang berjudul “18 Praktik Kepemimpinan Transformatif” – Panduan Kepemimpinan di Saat Stabil & Kondusif, hingga Situasi Tidak Pasti, Tidak Menentu & Gonjang Ganjing”.
Imam Wijoyo ialah Trainer, Educator, Author, Consultant, Human & Organization Transformation Coach. Ia juga telah memiliki pengalaman selama 9 tahun menjalankan Amanah sebagai Rektor di sebuah perguruan tinggi di Surabaya.
Baginya transformasi bisnis merupakan perjalanan yang berkesinambungan dan berlangsung tanpa henti. Menjadi berbahaya apabila perusahaan menjadi stagnan, sedangkan kemajuan teknologi dan perkembangan pasar berubah begitu cepat.
“Pemimpin perlu strategi dan langkah konkrit dalam men-transformasi bisnis-nya. Buku ini dimaksudkan untuk mendampingi para pemimpin dalam perjalanan transformasi tersebut”, ungkap Imam.
Lebih lanjut Imam mengungkapkan bahwa Ada enam bagian yang harus diperhatikan, dalam 18 Praktik Kepemimpinan Transformatif. Enam bagian itu antara lain adalah Hati Seorang Pemimpin (The Heart of Leadership) dan Fondasi Kepemimpinan (The Foundation of Leadership).
Ada pula, Kualitas Kepemimpinan (The Quality of Leadership), Tindakan Kepemimpinan (The Action of Leadership), Kepemimpinan Global (The Global Leadership), dan Kepemimpinan Agile (The Agile Leadership).
Enam bagian tersebut dijelaskan secara detail bersamaan dengan panduan untuk Review, Refleksi & Rencana Aksi, agar pembaca dapat merancang tindakan nyata sesuai kondisi, baik disaat stabil dan kondusif, hingga situasi tak pasti atau tak menentu.
Menurut Imam buku ini bisa menjadi panduan mengingat jika terkadang dalam tumpukan pekerjaan, waktu yang terbatas, serta banyaknya agenda yang harus dilaksanakan, para pemimpin seringkali tidak memperhatikan, memikirkan, ataupun brainstorm tentang apa lagi yang bisa dilakukan untuk men-transformasi bisnis dan perusahaannya.
Singkatnya, buku ini bisa dijadikan panduan dalam menghadapi ketidakpastian, ketidak-menentuan dan gonjang-ganjing-nya keadaan.
Buku ini diharapkan dapat menjadi Sparing Partner, assisting para Leaders, dan Sharing Friends (seorang teman yang sharing pengalaman dan pemikirannya).
“Tidak berlebihan bila buku ini dianalogikan sebagai Vaksin. Selain membentuk daya tahan, ia juga merupakan solusi kepemimpinan yang adaptif. Utamanya kepemimpinan “Kenormalan baru” yang memadukan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan sentuhan spiritualitas”, ungkap Alm. Errol Jonathan, CEO Suara Surabaya Media yang sempat membaca dan turut memberikan prakata pada buku ini,” tutur pria yang juga sebagai pengelola Indonesia Winning Institute.
Sebagai informasi, setelah diluncurkan di akhir tahun 2021, Imam juga berencana untuk membuat seminar bersama para pemilik bisnis yang ingin mengetahui lebih jauh tentang tren kepemimpinan transformatif ini dan berencana untuk menggelarnya pada Februari 2022.