081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Pemerintah Didesak Terapi Korban Anak Tragedi Kanjuruhan

Pemerintah Didesak Terapi Korban Anak Tragedi Kanjuruhan

Haidiva.com-Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada 4 Oktober 2022 menyebutkan, ada 33 anak yang meninggal dunia karena tragedi Kanjuruhan. Tak hanya itu, banyak anak yang kehilangan orang tuanya setelah pertandigan tersebut. Save the Children Indonesia mendesak pemeintah memberikan terapi pada korban anak.

“Hidup dan selamat dari segala bentuk ancaman bahaya termasuk kerusuhan adalah hak anak. Peristiwa ini meninggalkan luka yang mendalam bagi korban dan keluarga terutama anak-anak yang menjadi yatim / piatu / yatim piatu dari peristiwa ini,” jelas Troy Pantouw selaku Chief Advocacy, Campaign, Communication and Media – Save the Children Indonesia.

Save the Children Indonesia menyatakan duka dan simpati yang mendalam bagi para korban terutama anak-anak. Save the Children juga mendesak Pemerintah Indonesia dan pihak penyelenggara pertandingan untuk segera melakukan tindakan yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan anak, terutama bagi anak-anak yang menjadi korban atau kehilangan orang tua.

Baca juga: Efek gas air mata bagi kesehatan, bisa sebabkan cacat permanen

“Meninggalkan luka yang membekas dalam jiwanya juga bagi anak-anak yang mengalami luka fisik baik kategori ringan maupun berat. Berbagai pihak perlu segera melakukan tindakan yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan anak-anak yang menjadi korban,” kata Troy.

Merespon Peristiwa Kanjuruhan, Save the Children Indonesia berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Malang untuk segera melakukan identifikasi data dan kondisi anak. Data ini diutamakanbagi mereka yang kehilangan anggota keluarga atau menjadi yatim piatu karena peristiwa ini. Save the Children juga memberikan layanan dukungan psikososial secara langsung kepada keluarga dan anak-anak yang menjadi korban.

Save the Children juga mendorong agar dibentuknya sistem satu pintu dalam mengelola pendataan korban terutama anak-anak. Hal ini untuk memastikan informasi yang disampaikan komprehensif dan lengkap. Tujuan lainnya agat tidak menambah kerentanan anak dan keluarga karena harus menceritakan pengalaman traumatis yang dialami para korban.

Baca juga: Cara murah akses terapi psikologi

Risiko anak di kerusuhan

Girl season – copyspace

Hal-hal yang perlu segera dilakukanpemerintah adalah identifikasi. Save the children menyebutkan hal-hal yang perlu dilakukan. Beberapa di antaranya adalah identifikasi anak-anak yang meninggal, luka-luka, dan terpisah dari keluarga. Kemudian identifikasi anak-anak yang menjadi yatim, piatu atau yatim piatu karena orang tua meninggal dalam tragedi tersebut untuk memastikan keberlanjutan pengasuhan anak.

Pemerintah juga perlu memastikan tersedianya layanan bagi anak-anak dan keluarga yang teridentifikasi sebagai korban, termasuk anak-anak yang kehilangan keluarga maupun teman-temannya. Selnjutnya, pemerintah disarankan mengedepankan prinsip keselamatan dan keamanan terutama pada supporter/pendukung usia anak dalam setiap penyelenggaraan pertandingan.

Selain itu, Save the Children Indonesia juga menyampaikan potensi risiko yang mungkin terjadi pada pendukung usia anak ketika menyaksikan pertandingan sepakbola secara langsung. Di antaranya adalah berrpotensi terpapar pada segala bentuk kekerasan baik sebelum, selama dan sesudah masa pertandingan, menjadi korban dari kerusuhan, dan kehilangan nyawa atau meninggal dunia.

Spread the love