081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Stereotip Salah Bapak Rumah Tangga atau Stay-At-Home Dads

Stereotip Salah Bapak Rumah Tangga atau Stay-At-Home Dads

Haidiva.com-Semakin lama, bentuk rumah tangga semakin beragam dan terbuka perannya. Dahulu, keluarga kebanyakan diisi dengan bapak yang bekerja keluar rumah dan ibu rumah tangga. Peran rumah tangga kini semakin memunculkan alternatif baru salah satunya bapak rumah tangga atau stay-at-home dads.

Kemunculan bapak rumah tangga menimbulkan stereotip buruk bagi sebagian masyarakat. Mereka dianggap tak lazim dan tak jantan karena dianggap tak bisa mencukupi keuangan keluarga. Serta masih banyak lagi stereotip salah lainnya tentang stay-at-home dads.

Dikutip dari Verywellfamily.com, berikut stereotip salah mengenai bapak rumah tangga.

Bapak rumah tangga cuma nonton TV sepanjang hari

Seperti ibu rumah tangga, bapak rumah tangga juga punya banyak kegiatan di rumah seperti beberes hingga mengasuh anak. Mereka mungkin saja menonton TV saat rumah telah rapi atau anak-anak tidur siang. Tapi percayalah, menonton TV bagi bapak rumah tangga tidak dilakukan sepanjang hari.

Baca juga: Bila gaji istri lebih tinggi daripada suami, apa yang harus dilakukan?

Istri tak seharusnya keluar rumah

Ada pandangan bahwa laki-laki suka keluar rumah dan perempuan lebih suka di dalam. Nyatanya, pandangan ini tak sepenuhnya benar. Banyak perempuan yang lebih suka berkarir di luar rumah bahkan mendapatkan gaji yang lebih besar dibandingkan pasangannya. Bila ternyata pendapatan istri jauh lebih besar dan mampu mencukupi kebutuhan keluarga, laki-laki bisa mengambil peran mengurus rumah tangga dan anak.

Laki-laki sebaiknya bekerja di kantor

Banyak laki-laki yang menjadi bapak rumah tangga bahagia menjalani perannya. Mereka bisa langsung terjun melihat tumbuh kembang anak-anak mereka. Survei Pew Research Center pada tahun 2014 melaporkan bahwa 48 persen ayah Amerika yang bekerja di luar rumah berharap mereka bisa tinggal di rumah bersama anak-anak.

Laki-laki tak pandai mengasuh anak

Hanya 214.000 laki-laki yang diklasifikasikan sebagai bapak rumah tangga menurut angka Biro Sensus AS tahun 2012. Jumlah ini memang meningkat tiga kali lipat dibandingkan 2002. Namun tetap saja masih kalah jauh dengan 10,4 juta ibu rumah tangga.

Tapi ternyata, bapak rumah tanggapun mampu mengasuh anak sebaik ibunya. Mereka mengawasi anak-anak di siang hari. Saat malam hari ketika anak-anak bersama ibunya, bapak rumah tangga tetap bisa bekerja menghasilkan uang.

Baca juga: Aktor Korea jago asuh anak

Mereka pasti pengangguran

Ayah bekerja sambil mengasuh anak (depositphotos)

Banyak yang beranggapan bapak rumah tangga adalah pengangguran yang tak bisa menghasilkan uang. Mereka dipecat atau kehilangan pekerjaan. Nyatanya, banyak pula stay-at-home dads yang masih bekerja dan berpenghasilan besar. Mereka memilih menjadi bapak rumah tangga karena ahli mengasih anak dan lebih pintar mengurus rumah tangga dibandingkan istrinya.

Mereka kehilangan motivasi

Pandangan ini tentu saja salah. Mengasuh anak dan mengurus rumah tangga bukanlah pekerjaan yang mudah. Alih-alih kerepotan di rumah, bapak rumah tangga tentu akan memilih bekerja di luar rumah daripada harus berkutat dengan persoalan domestik.

Mereka tidak jantan

Deposit Photo

Banyak orang yang berpandangan bahwa laki-laki yang jantan adalah yang bisa menghasilkan banyak uang dan tak mengurusi rumah tangga. Pendapat ini artinya justru meremehkan peran ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Bapak rumah tangga sama jantannya dengan laki-laki yang bekerja di luar rumah. Mereka berani tegas untuk mementingkan pertumbuhan dan pendidikan anak-anak dibandingkan pekerjaan di luar rumah.

Jadi, Haidiva percaya setiap rumah tangga mempunyai formula terbaik masing-masing. Kemampuan bapak menghasilkan uang atau sebaliknya ibu mengurus rumah tak bisa menjadikan patokan paten keluarga yang ideal.

Spread the love