081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Review Buku ‘Pemikiran Kartini’, Mengulas Tokoh Emansipasi dari Sudut Pandang Islam

Review Buku ‘Pemikiran Kartini’, Mengulas Tokoh Emansipasi dari Sudut Pandang Islam

Haidiva.com-Siapa yang tidak kenal Kartini. Hari lahir pahlawan nasional ini diperingati setiap tahun pada tanggal 21 April. Beraneka buku berusaha membedah gagasannya, termasuk buku yang berjudul “Pemikiran Kartini. Sebagai Muslimah Terhadap Pemberdayaan Perempuan”.

Buku ini ditulis oleh Maskiyatun , aktivis perempuan asal Sumenep, Madura. Sebagai sarjana pendidikan dan terkenal religius, Maskiyatun memang sengaja memotret Kartini dari sudut pandang ini.

Mudah dipahami

Buku “Pemikiran Kartini” mudah dibaca dan dipahami. Tebal isinya kurang dari 90 halaman sehingga tak perlu menghabiskan waktu banyak untuk membaca.

Baca juga: Perempuan yang menjadi tokoh penting di Sumpah Pemuda

Buku diawali dengan membahas mengenai pendidikan perempuan dari sudut pandang Islam. Setelah itu, biografi singkat Kartini, terutama fokusnya pada bidang pendidikan, dipaparkan. Bab terakhir membahas mengenai relevansi pemikiran Kartini tentang pendidikan yang dilihat dari sudut pandang Islam.

Menurut Maskiyatun, pemikiran Kartini selaras dengan Islam. Dalam Islam, laki-laki dan perempuan mendapatkan peluang yang sama dalam hal pendidikan. Pendidikan bertujuan menumbuhkan kesadaran baru para laki-laki dan perempuan tentang hak dan kewajiban mereka sebagai manusia.

Cocok untuk pemula

Sejatinya, buku ini tak menawarkan perspektif baru mengenai pemikiran Kartini. Mulai dari kutipan surat Kartini kepada para sahabat Eropanya memang diambil topik yang sudah populer saat ini, pendidikan perempuan.

Topik Kartini dan Islam pun sebenarnya sudah banyak dibahas di buku-buku lain yang lebih tebal. Misalnya buku ‘Tuhan dan Agama dalam Pergulatan Batin Kartini’ karya Phinta Febrianthy atau pula buku biografi Kartini lain seperti karya Imron Rosyadi dan Sering Tokoh Tempo: Gelap Terang Kartini.

Baca juga: Tonggak sejarah gerakan perempuan di Indonesia

Meski demikian, buku ‘Pemikiran Kartini’ cocok untuk pembaca pemula. Selain karena halaman tidak terlalu tebal, urutan yang dibuat penulis dan gaya penulisan yang singkat dan lugas memudahkan pembaca.

Pembuka untuk bacaan yang lain

Buku ini tepat dibaca oleh generasi muda sekarang karena mempunyai topik yang masih relevan. Kisah hidup Kartini yang dalam pingitan dan karyanya berupa sekolah untuk perempuan menjadi pemikiran yang harusnya didengar bagi pengasong nikah muda, bahkan pernikahan anak.

Menariknya lagi, di halaman 70, pendidikan pada anak perempuan yang diharapkan Kartini bukanlah untuk menjadi ke-eropa-eropaan melainkan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Pandangan tersebut menjadi pembuka bahwa Kartini tak hanya pahlawan emansipasi tetapi juga peduli dengan bangsanya. Maka dari itu, pembaca bisa mencari buku lain tentang pemikiran Kartini yang membahas mengenai anti-kolonialisme.

Misalnya pada buku karya Pramoedya Anantatoer yang berjudul ‘Panggil Aku Kartini Saja’. Di situ dibahas mengenai kritikan Kartini kepada para sahabat Belandanya atas perilaku yang memandang remeh pribumi. Di buku itu, juga membahas peran Kartini dalam menggalakkan UMKM ukiran Jepara.

Spread the love