Haidiva.com – Gelaran Muslim Fashion Runway yang dihelat oleh Pakuwon Mall Surabaya, 15- 24 April 2022, menghadirkan 26 desainer tanah air. Menjadi tamu istimewa sebagai guest designer ialah Nuniek Mawardi.
Desainer yang juga sebagai seorang edukator dan anggota IFC Bandung tersebut, menampilkan karyanya yang bertajuk The Magnificent yang terinspirasi dari Kerajaan Ottoman, Turki.
Nuniek menjelaskan jika koleksinya ini menggambarkan cerita tentang puisi cinta dari Sultan Sulaiman Al Qanuni, Raja Ottoman kepada istrinya Roxelana, yang juga merupakan budak yang menjadi sultan yang pertama di Turki. Puisi yang berisi sanjungan kepada sang permaisuri tercinta, juga sejarah heroism sang Sultan Sulaimanlah yang menjadi inspirasi.
“Inspirasinya kala itu Sultan Sulaiman menggunakan coach. Kemudian yang menarik dari pakaian di Turki ialah celananya yang menggembung yang biasa disebut harem. Itu dipakai oleh raja, sultan, dan permaisuri di abad ke 16. Maka dari itu saya kembangkan dikoleksi saya. Bagaimana harem versi sekarang menggunakan bahan yang nyaman,” terang Nuniek saat mengikuti gelaran Mufway 2022 di Surabaya.
“Pada cerita tersebut juga ada daerah – daerah yang ditaklukkan, saya pun membuat baju yang terinspirasi dari pakaian perang di masa itu. Tentunya bukan dari baja, namun saya membuatnya dengan bahan-bahan yang ringan dan nyaman,” imbuhnya.
Selanjutnya Nuniek menjelaskan bahan – bahan apa saja yang dikenakan olehnya dalam koleksi The Magnificent tersebut. Diantaranya mulai dari bahan sifon, silk, cotton, organdi, linen, lace, tenun, songket (Troso, Palembang, dan India).
Untuk warna, pihaknya pun menyesuaikan dengan warna khas Kerajaan Turki seperti merah maroon, broken white, hitam, gold, turquoise, dan coklat gelap.
“Dalam busana ini juga ada sentuhan manipulation fabric beads dan Teknik quilting. Untuk cutting oversize,” ujarnya.
Menariknya Nuniek juga menerapkan sustainable fashion yang akhir-akhir ini gencar dilakukan oleh industri fashion tanah air. Yakni seperti dengan memanfaatkan kain sutra India yang tak terpakai.
“Saya gunakan untuk topi, dengan mengaplikasikan tekni drapping kemudian dikasih ornament-ornamen, maka sudah tidak terlihat lagi, jika sebetulnya kain itu kain limbah,” katanya.
Selain itu dirinya juga mengupcycle dengan memanfaatkan koleksi busananya terdahulu, seperti rompi yang ia manfaatkan dalam karya The Magnificent ini.