081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Khofifah Ajak Milenial Ingatkan Kembali Makna Pancasila

Khofifah Ajak Milenial Ingatkan Kembali Makna Pancasila

Haidiva.com – Peringatan Hari Lahir Pancasila yang tiap diperingati 1 Juni, berjalan khidmat di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Secara virtual, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wagub Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono dan jajaran kepala OPD Pemprov Jatim mengikuti upacara, Selasa (1/6/2021). 

Pada momen peringatan ini, Gubernur Khofifah mengingatkan kembali  jika Pancasila adalah perekat kebhinekaan. Mengingat Indonesia memiliki keberagaman suku bangsa.

“Pancasila menjadi bagian dari perekat kebhinekaan. Kita bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa. Presiden Jokowi menyebut ada 714 suku bangsa di Indonesia, ribuan bahasa, kita punya keberagaman adat istiadat, juga keberagaman agama. Keberagaman, keperbedaan dan kebhinekaan adalah keniscayaan, sebuah sunatullah,” kata Khofifah dengan mengenakan baju budaya adat keraton sumenep.

Persatuan bangsa Indonesia, persaudaraan sebagai negara kesatuan Republik Indonesia diikat oleh Pancasila. Oleh sebab itu, Khofifah meminta kepada seluruh warga Jawa Timur, agar semangat persatuan dari Pancasila selalu dijadikan dasar kuat yang tak mudah goyah pada godaan yang memecah belah bangsa.

“Maka saya mohon, warga Jatim, semua warga bangsa tentunya, dan para milenial. Tolong kenali lebih dalam bagaimana sebetulnya makna dari sila-sila yang ada di dalam lima sila Pancasila,” ucapnya.

Selain itu gubernur juga mengingatkan jika antara religiusitas dan nasionalisme itu adalah dua hal yang saling menyatu.

“Di Indonesia, ada sila ke-1, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka nasionalis religius atau religius nasionalis itu adalah satu kesatuan,” tegas mantan menteri sosial tersebut.

Oleh sebab itu ditegaskan Khofifah, penting agama menjadi bagian dari referensi kehidupan manusia di dunia maupun akhirat. Karena agama ini dari Allah yang diturunkan melalui nabi dan rasulnya. Sedangkan Pancasila merupakan buah cipta pemikiran manusia manusia cerdas Indonesia.

“Jadi jangan dipertentangkan antara agama dan Pancasila. Jadi di dalam referensi keagamaan ada wahyu. Sedangkan Pancasila ini diciptakan oleh insan negeri ini. Dan Pancasila bukan sesuatu yang mestinya kita pertentangkan,” paparnya.

Ditambahkan gubernur yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini, untuk mengajak selalu mendengarkan pendapat pihak lain dan melakukan musyawarah yang tidak boleh hilang dalam kehidupan bersosial.

Spread the love