Hadapi Inflasi Meroket Lewat Ekonomi Digital, Ini Caranya

Haidiva.com-Mayoritas negara di dunia sedang mengalami inflasi dengan tingkat yang bermacam-macam. Beberapa negara seperti Turki, Sri Lanka, Argentina, dan Iran mengalami inflasi dengan tingkat di atas 50 persen pada tahun ini dan diproyeksikan belum akan kembali normal dalam waktu yang dekat. Ekonomi digital bisa menjadi cara menghadapi kenaikan harga barang karena inflasi.

“Ekonomi digital kami yakini dapat membantu perkembangan ekonomi dengan lebih cepat,” kata Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia.

Berdasarkan hasil riset dari Google, Temasek, dan Bain & Company, Gross Market Value (GMV) dari ekonomi digital Indonesia mencapai US$70 miliar pada 2021, menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Potensi ekonomi digital tersebut pun masih akan terus tumbuh ke depannya. Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, tingkat pertumbuhan majemuk (Compound Annual Growth Rate/CAGR) dari ekonomi digital Indonesia sebesar 20%, sehingga GMV-nya akan menjadi US$146 miliar pada 2025.

Baca juga: Indonesia terancam resesi global, ini cara tips atur keuangan

Ini cara ekonomi digital menahan laju inflasi agar tak meroket

Memangkas rantai pasok

Ekonomi digital mampu memangkas rantai pasok dari produsen langsung ke konsumen. Melalui aplikasi, para petani bisa menjajakan produk sayur mayur, buah, hingga hasil ternak langsung ke konsumen akhir. Dengan demikian, harga barang bisa ditekan.

Mencegah peredaran uang

Semakin banyak uang yang beredar di masyarakat, maka makin meroket inflasi. Perdagangan berbasis digital (e-commerce) dan didukung pula dengan berkembangnya keuangan berbasis digital (Fintech) dapat mencegah peredaran uang tunai di masyarakat yang tinggi.

Baca juga: Digital jadi peluang pengusaha perempuan

Lebih efisien

Pertumbuhan transaksi juga semakin cepat dengan penggunaan uang elektronik (E-money) dan transaksi non-tunai lebih efektif dan efisien. Membayar makanan hingga pintu masuk tol bisa menggunakan uang elektronik lebih efisien tanpa membawa banyak uang berlebihan.

Tapi, tentu saja literasi digital perlu digalakkan agar masyarakat tidak menghadapi penipuan online dan bijak menggunakan ekonomi digital.