Cara Cerdas Meminta Maaf, Singkirkan Ego

Haidiva.com-Meminta maaf bukanlah perkara yang mudah. Selain mesti menyingkirkan ego, kita harus siap dengan apapun tanggapan sang pemberi maaf. Kali ini, Haidiva akan membahas mengenai cara cerdas meminta maaf agar tak cuma mudah dimaafkan tetapi juga lebih legowo bila hasil akhirnya tak sesuai harapan.

Dikutip dari BBC, penelitian tentang permintaan maaf sangatlah sulit dilakukan karena tak mudah mengukur berat ringan sebuah kesalahan. Namun penelitian eksperimental yang dilakukan oleh Yohsuke Ohtsubo dari Universitas Kobe menyimpulkan cara terbaik meminta maaf adalah membelikan hadiah yang mahal atau dianggap berarti.

“Aku akan membatalkan perjalanan bisnis penting akhir pekan demi menghabiskan Sabtu bersamamu,” contoh yang diberikan Ohtsube ketika menghadapi kekasih yang merajuk karena merasa tak diperhatikan.

Baca: Bahaya Menegur di Media Sosial

Termasuk bila berkaitan dengan keluhan konsumen, kompensasi yang mahal akan mengatasi permasalahan perusahaan pemberi jasa. Ohtsubo mengatakan pemberian hadiah bukanlah untuk memperkaya penerima tapi lebih menyentuh sisi emosional. Ohtsubo mengatakan cara ini efektif di negara-negara yang mementingkan citra diri.

Sementara Kepala Departemen Komunikasi dari Universitas Hawai, Ebesu Hubbard, mengatakan permintaan maaf sebaiknya dilakukan secara langsung, bukan lewat perantara. Cara ini dianggap mengekspresikan ketulusan si peminta maaf.

Seorang pakar administrasi bisnis dari Harvard Business School Alison Wood mengatakan permintaan maaf dan janji untuk tak mengulangi lagi, lebih efektif dibandingkan permintaan maaf dengan alasan kesalahan itu bisa terjadi. Misalnya, seorang yang kena tilang karena menyetir dalam keadaan mabuk lebih baik mengucapkan maaf sambil membuat jani dengan terapis alkohol.

“Cara ini lebih efektif dibanding meminta maaf sembari memberi alasan mengapa hari itu terpaksa meminum minuman beralkohol,” ujar Wood.

Meminta maaf sembari memperbaiki diri menunjukkan adanya tekad untuk berubah menjadi lebih baik. Wood mengatakan seandainya tanggapan negatif yang malah didapatkan, setidaknya ada nilai lain yang bisa diterima oleh si peminta maaf.**