081-2173-3281 redaksi@haidiva.com

Menjaga Warisan Leluhur: Tenun Iban dan Upaya Konservasi

Menjaga Warisan Leluhur: Tenun Iban dan Upaya Konservasi

Haidiva.com- Di kedalaman hutan Kalimantan, tersembunyi sebuah warisan budaya yang kaya: tenun Iban. Lebih dari sekadar kain, tenun bagi masyarakat Iban adalah simbol identitas, bagian dari ritual sakral, dan cerminan hubungan mereka dengan alam. Namun, keindahan dan makna mendalam dari tenun Iban kini terancam oleh deforestasi dan perubahan iklim yang semakin mengancam habitat mereka.

Tenun Iban bukan hanya sekadar produk kerajinan tangan, tetapi juga representasi dari semangat juang masyarakat Iban dalam menjaga kelestarian budaya dan lingkungan. Melalui upaya-upaya yang dilakukan oleh Margaretha Mala dan komunitasnya, kita dapat melihat bagaimana tradisi dan modernitas dapat saling melengkapi dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.

Tenun sebagai Identitas Budaya

Setiap helai kain tenun Iban adalah sebuah karya seni yang sarat makna. Motif-motif yang menghiasi kain, seperti burung Enggang yang dianggap suci, atau sungai yang mengalir melambangkan kehidupan, memiliki arti yang mendalam dalam kosmologi Iban. Proses pembuatan tenun pun sarat dengan ritual dan doa, menghubungkan penenun dengan roh leluhur dan alam semesta.

Baca juga: Liburan desa wisata unik dan menyenangkan

Ancaman Deforestasi dan Upaya Konservasi

Deforestasi yang terjadi di Kalimantan secara signifikan mengancam kelestarian tradisi tenun Iban. Hutan yang gundul menyebabkan berkurangnya sumber daya alam yang dibutuhkan untuk proses penenun, seperti tanaman pewarna alami dan kayu untuk alat tenun. Namun, di tengah ancaman ini, muncul sosok Margaretha Mala, seorang perempuan Iban yang gigih memperjuangkan kelestarian tradisi tenun.

Bersama komunitasnya, Endo Segadok dan Generasi Lestari, Margaretha Mala berupaya menghidupkan kembali tradisi tenun dengan memadukan nilai-nilai tradisional dan prinsip-prinsip keberlanjutan. Mereka menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan lokal, meskipun ketersediaannya semakin terbatas. Selain itu, mereka juga aktif menanam kembali tanaman pewarna alami untuk memastikan ketersediaan bahan baku di masa depan.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Upaya pelestarian tenun Iban tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Melalui penjualan kain tenun, perempuan Iban memperoleh penghasilan tambahan yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selain itu, kegiatan menenun juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial antar anggota komunitas.

Lebih dari itu, tenun Iban telah menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat budaya dan alam Kalimantan. Dengan mengembangkan wisata berbasis komunitas, masyarakat Iban dapat memperoleh pendapatan tambahan dan sekaligus mempromosikan nilai-nilai konservasi.

Spread the love